Konten dari Pengguna

Berkah Ramadan sampai ke Amerika

Sintia Viana
Saya adalah mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Lampung. Saya tertarik dengan Bahasa Inggris, sejarah, dan feminis. Saya juga suka menonton film dan menulis puisi.
15 April 2022 14:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sintia Viana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Islamofobia atau ketakutan dan kebencian secara berlebihan terhadap kaum muslimin mulai dikenal oleh masyarakat semenjak tragedi serangan terorisme di gedung World Trade Center (WTC) yang terjadi pada tanggal 11 September 2001. Ribuan orang meninggal akibat ledakan bom di gedung WTC, New York, Amerika, semenjak kejadian itu, muslim dikucilkan dan diskriminasi terjadi di mana-mana. Banyak pihak yang menganggap bahwa Islam merupakan sebuah ancaman. Islamofobia hadir sebagai bentuk penamaan dari aksi-aksi terhadap anti-muslim.
Ledakan di World Trade Center 11 September 2001 (Sumber: KUMPARAN NEWS)
zoom-in-whitePerbesar
Ledakan di World Trade Center 11 September 2001 (Sumber: KUMPARAN NEWS)
Bulan Ramadan tahun ini jatuh pada 3 April 2022 kemarin, seluruh muslim di dunia harus menahan rasa lapar dan haus sampai terbenamnya matahari, pada waktu malam mereka melakukan ibadah salat tarawih, demikian juga dengan muslim di Amerika. Namun, rupanya ada yang berbeda pada penampakan Ramadan tahun ini bagi para muslim di Amerika. Penampakan ini sangat menarik untuk dibahas karena tepat di tengah-tengah Time Square, untuk pertama kalinya para muslim di Amerika menggelar acara buka puasa bersama dan salat tarawih berjemaah.
ADVERTISEMENT
Time Square merupakan area pusat komersial terbesar bagi para turis di dunia. Acara ini digelar pada Sabtu malam, sebanyak 1500 makanan disediakan untuk para muslim di alun-alun Time Square, Manhattan, penyelenggara acara secara terbuka mengundang para muslim untuk hadir salat bersama di Time Square. Acara ini pun disambut dengan tangan terbuka, terbukti ratusan jemaah datang untuk menunaikan ibadah salat tarawih pada hari pertama.
Salah satu penyelenggara acara tersebut berkata, "Acara ini bertujuan untuk mendekatkan kita kepada Tuhan kita, Allah." Dia juga menegaskan bahwa tujuan lainnya adalah untuk menjelaskan kepada orang-orang yang tidak tahu tentang Islam, bahwa yang mereka lakukan adalah berbuat baik, beramal, berpuasa, dan beribadah.
Hal ini tentu bukan pemandangan yang biasa dilihat di Amerika. Para muslimin menunaikan ibadah dengan tenang tanpa adanya gangguan dari warga nonmuslim. Tidak ada aksi protes, perundungan, atau bahkan pengusiran. Uniknya, tidak sedikit dari warga nonmuslim Amerika mengabadikan momen tersebut, terutama pada saat gerakan sujud dan rukuk.
Ilustrasi jamaah salat berjamaah di Time Square (Sumber: Kumparan NEWS)
Rasisme bukanlah suatu hal yang mudah dihilangkan, pelabelan tentu akan melekat pada suatu kelompok dalam jangka waktu yang lama. Melihat fenomena langka ini membuat muslim di Amerika sedikit demi sedikit merasakan ketenangan sebab toleransi dan integrasi sudah mulai ada.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, warga dunia sudah harus membuka mata bahwa kebencian, diskriminasi, dan rasisme tidak akan membuat kemajuan pada suatu negara. Salat tarawih di Time Square merupakan bentuk toleransi di Barat yang sudah mulai menerima komunitas Islam. Semoga dengan adanya acara tarawih ini, para muslim di dunia khususnya di Amerika dapat dengan tenang beribadah dan hidup berdampingan sesama manusia, juga menghilangkan istilah Islamofobia secara perlahan.