Konten dari Pengguna

Pembelajaran melalui Konsep Kognitif, Metakognitif, dan Konstruktivisme

Siti Kholila
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9 Oktober 2024 11:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Kholila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hand drawn neuroeducation illustration. Sumber: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Hand drawn neuroeducation illustration. Sumber: Freepik.com
ADVERTISEMENT
Konsep Pembelajaran Kognitif
Pembelajaran yang menekankan proses berpikirnya akal manusia. Rencana pembelajaran disusun dengan memperhitungkan kemampuan kognitif peserta didik, hal ini dapat diterapkann dengan menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki peserta didik. Dari rencana pembelajaran tersebut akan menimbulkan suasana belajar yang baik dan nyaman sebab pembelajaran sesuai dengan proses dan perkembangan kognitif peserta didik, serta tidak terkesan memaksa kehendak mereka. Pembelajaran kognitif memberikan pemahaman bahwa proses belajar merupakan aktivitas mental yang melibatkan pengolahan informasi dalam pikiran.
ADVERTISEMENT
Prinsip Dasar Pembelajaran Kognitif:
Konsep Pembelajaran Metakognitif
Pembelajaran dengan kesadaran akan kemampuan menyadari dan mengontrol proses berpikir serta memahami cara berpikir sendiri. Metakognitif merupakan keadaan mental tentang mengetahui atau tidak mengetahui suatu hal yang menjadi permasalahan, kemudian bagaimana cara mengontrol dan menyesuaikan perilaku terhadap masalaha tersebut. Dalam pembelajaran metakognitif berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami serta mengendalikan proses berpikir mereka sendiri. Dengan kesadaran terhadap strategi belajar yang digunakan, peserta didik dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pemecahan masalah. Kemampuan ini juga berperan dalam membangun kemandirian belajar peserta didik.
ADVERTISEMENT
Konsep Pembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran yang menitikberatkan bahwa pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui interaksi aktif dengan lingkungan, baik secara individual maupun sosial. Peserta didik memiliki peran aktif dalam berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang suatu hal yang sedang dipelajari. Hasil akhir pembelajaran ditentukan oleh peserta didik itu sendiri dengan dibantu oleh gejala belajar. Pendidik berperan sebagai pembantu dalam proses perancangan pengetahuan oleh siswa agar berjalan dengan lancar. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.
Daftar Pustaka:
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.