Konten dari Pengguna

Peran Komunikasi Guru dan Orang Tua Murid Dapat Hindari Kekerasan di Sekolah

Ahmad Zaki
Seorang mahasiswa jurusan pendidikan matematika di suatu universitas islam yang sudah terkenal di mata masyarakat yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya sangat suka belajar hal baru.
15 Desember 2024 12:51 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Zaki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/foto/guru-mengajukan-pertanyaan-ke-kelas-5212345/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/foto/guru-mengajukan-pertanyaan-ke-kelas-5212345/
ADVERTISEMENT
Guru adalah seorang pendidik dan pengajar yang berperan penting untuk memberikan pembelajaran di kelas dengan komunikasi, di sekolah guru berperan sebagai orang tua kedua bagi peserta didik. Guru menjadi salah satu profesi yang mulia dengan adanya guru maka dapat mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang mandiri dan juga menjadikan peserta didik mewujudkan sikap cinta tanah air dan ilmu pengetahuan yang baik. Ditangan guru para generasi penerus bangsa (murid) lahir, untuk itu guru mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas peserta didik.
ADVERTISEMENT
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah, karena dengan komunikasi yang efektif di sekolah sangat mempengaruhi kualitas pelayanan seorang guru terhadap siswa dan akan berpengaruh pula pada hasil pembelajaran yang juga sekaligus berkaitan erat dengan mutu pendidikan di sekolah. Bukan hanya komunikasi antara guru dengan siswa, komunikasi antara orang tua siswa dengan guru merupakan salah satu hal yang harus dilakukan oleh seorang guru. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui perilaku dan hal yang dilakukan anak selama di sekolah maupun di rumah, maka diperlukan hubungan dan komunikasi yang baik antara guru dan orang tua.
Anak-anak mempunyai banyak waktu di sekolah pada hari biasa, setelah keluar dari sekolah mereka ada yang langsung pulang ke rumah dan ada pula yang pergi bermain bersama rekannya. Serta pada akhir pekan mereka ada yang hanya menghabiskan waktu di dalam dan di luar rumah (pergi bermain).Baik orang tua maupun guru harus mengetahui kegiatan anak sehari hari, guna memantau perkembangan mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru dan orang tua siswa memiliki peran yang sama dalam melindungi dan mendidik anak. Jika komunikasi antara guru dan orang tua siswa tidak berjalan dengan baik, mereka tidak akan mengetahui kemajuan dan perkembangan anak serta kehilangan kesempatan untuk mendidik anak sesuai kebutuhannya. Adapun tujuan utama komunikasi antara guru dan orangtua siswa yaitu memastikan anak dapat belajar secara efektif serta memastikan kebutuhan belajarnya dipenuhi dengan baik. Beberapa waktu lalu ada isu yang viral, dimana sebuah video di media sosial yang menceritakan kekhawatiran seorang guru untuk menegur siswa yang salah. Ia diancam oleh siswa akan dilaporkan ke polisi jika berani terhadap mereka. Video menunjukkan guru tersebut mengajar di sebuah kelas. Akan tetapi ada seorang siswa yang terlihat rebahan dan terlentang di atas kursi. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti meminta para guru agar tidak perlu khawatir dan takut mengingatkan siswa yang berperilaku buruk. Ia meminta guru tetap menegur siswa tapi dengan cara yang sesuai zaman. “Mendisiplinkan itu penting, tapi cara mendisiplinkan murid juga tidak kalah pentingnya. Cara mendisiplinkan tahun 50 tidak sama dengan cara mendisiplinkan 2025,” tegas Mu’ti saat ditemui di SDN 59 Palembang, Sumatera Selatan, pada Jumat (1/11/2024). Beliau menyatakan jaminan hak guru telah dilindungi dalam Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. UU tersebut mengatur perlindungan guru saat menjalani tugas. Menurut beliau, hukum dan perlindungan guru sudah jelas. Ke depannya, ia dan pihaknya akan terus menegakkan UU tersebut. “Jadi persoalannya sebenarnya bukan tidak ada jaminan hukumnya, tetapi bagaimana penegakan dan pelaksanaan dari aturan di dalam undang-undang itu,” tuturnya. Beliau menyayangkan guru yang lebih takut terhadap murid. Berdasarkan pantauannya, akar dari masalah serupa berasal dari kurangnya komunikasi antara guru dan siswa juga orang tua. “Dan kalau kita lihat, persoalan yang sekarang ini dialami oleh para guru itu terjadi karena kurangnya komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua,” ujar Pak Abdul Mu’ti “Kemudian yang kedua mungkin juga sebagian karena kurangnya kompetensi pedagogik para guru, terutama yang berkaitan dengan classroom management, penanganan anak secara individual,” sambungnya.” Selain menyoroti guru, Mendikdasmen juga mengajak para guru untuk lebih perhatian kepada murid. Guru yang mengayomi murid akan lebih dihargai oleh siswanya. “Tapi juga tidak kita pungkiri memang ada anak-anak yang dia memerlukan perhatian khusus dari gurunya. Dan juga mungkin ada ekspektasi yang terlalu tinggi dari orang tua terhadap guru yang karena itu kemudian terjadi kasus-kasus yang tidak kita inginkan,” pesannya Adapun dari Kemendikdasmen saat ini tengah mempersiapkan konseling bagi para guru. Harapannya, guru bisa lebih kuat mentalnya selama mengajar. “Karena itu solusi yang kami lakukan untuk jangka pendek ke depan adalah bagaimana guru-guru ini memiliki kemampuan yang berkaitan dengan bimbingan konseling, penanaman pendidikan nilai, dan penguatan kerja sama antara sekolah, guru dengan masyarakat, dan dengan orang tua,” ujarnya “Karena itu solusi yang kami lakukan untuk jangka pendek ke depan adalah bagaimana guru-guru ini memiliki kemampuan yang berkaitan dengan bimbingan konseling, penanaman pendidikan nilai, dan penguatan kerjasama antara sekolah, guru dengan masyarakat, dan dengan orang tua,” pesan Pak Abdul Mu’ti
ADVERTISEMENT
Dengan apa yang disampaikan oleh bapak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengenai kasus yang ada disekolah tersebut bahwa seorang guru harus berani terhadap murid yang perilakunya kurang baik, karena terdapat UU yang mengatur perihal perlindungan guru dalam menjalani tugas. Sehingga UU tersebut dapat melindungi guru jika semisal murid mengadu kepada orang tua, yang di mana mempunyai kekuasaan tinggi yang dapat menghukum guru yang telah menegur anaknya. Walaupun kenyataannya guru yang telah menegur dengan baik baik mengenai perilaku murid yang kurang baik tetap dihukum.
Dalam hal ini seharusnya orang tua lebih mengerti apa yang telah dilakukan anaknya melakukan tindakan yang tidak mencerminkan seorang murid. Orang tua yang baik pastinya lebih membela seorang guru yang memberikan ilmu kepada murid yang lainnya juga. Tetapi tidak bisa disalahkan juga orang tua yang tidak melakukan hal tersebut. Seorang siswa yang perilakunya kurang baik dapat perbaiki dengan pergi konseling ke guru BK (Bimbingan Konseling) bersama dengan orang tua dan wali kelas. Dengan adanya kegiatan tersebut, evaluasi terhadap murid dan orang tua murid serta wali kelas dapat berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan bahwa Komunikasi antara guru dan orang tua murid tidak bisa diabaikan begitu saja. Komunikasi yang baik antara guru dan orang tua murid dapat mengembangkan diri anak menjadi lebih baik lagi, penyampaian informasi yang diberikan oleh guru juga lebih mudah, saling memberikan dukungan terhadap anak, dapat saling memahami dan menghargai cara mengajar seorang guru dan orang tua murid, serta untuk mencapai maksud dan tujuan bersama. Keduanya mempunyai tujuan bersama di mana kedua pihak ingin seorang anak yang telah dididiknya menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya.
Agar hal ini tidak terjadi lagi dalam dunia pendidikan di Indonesia maupun Internasional, Menurut saya sebagai mahasiswa pendidikan matematika yang akan menjadi calon guru dikemudian hari, berpendapat bahwa sangat setuju apa yang telah disampaikan oleh Pak Abdul Mu’ti selaku Mendikdasmen tentang lentingnya komunikasi antara guru dan orang tua murid. Tujuannya agar tidak menimbulkan sesuatu yang merugikan satu sama lain. Sehingga seorang murid mendapatkan dukungan dari guru dan orang tuanya.
ADVERTISEMENT