Konten dari Pengguna

Armada Nelayan Pantai Puger Kabupaten Jember

Sofa Faizatin Nabila
Seorang mahasiswi Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Jember dan mahasiswi PPM Al Husna , Jadi tak khayal konten- konten yang saya tebitkan masih berbau basis kesejarahan dan keislaman.
19 September 2023 9:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 30 Oktober 2024 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofa Faizatin Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengenalan Tentang Pantai Puger
Di sebelah barat Pantai Watu Ulo, terdapat Pantai Puger, sebuah kawasan yang berada di sisi sungai Besini (dulu Basini) yang pada masa Hayam Wuruk juga dikunjungi dan menjadi tempat bermalam di daerah Sadeng. Di dekat muara sungai tersebut terdapat kegiatan pelabuhan yang cukup besar dan pengahasil ikan laut potensial, sehingga tak heran kebanyakan masyarakat Puger mempunyai mata pencahaharian sebagai nelayan dan pedagang ikan bagi para istri nelayan.
ADVERTISEMENT
Kapal- kapal nelayan di Puger mempunyai beragam bentuk. Hal ini bisa diihat saat kapal ini bersandar di tepi setelah para nelayan berhasil mendapatkan ikan hasil tangkapan. Contoh bentuk perahu nelayan yang ada di Pantai Puger adalah perahu jukung dan perahu sampan yang keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda yang akan dijelaskan dibawah ini.
Foto tampak perahu bersandar di tepian sungai dekat Pantai Puger Jember. Sumber: Pribadi
Perahu Jukung
Jukung adalah salah satu armada penangkapan ikan yang terdapat didaerah pesisir Puger. Perahu Jukung disebut juga perahu Jaten atau perahu katiran karena disebelah kanan kiri biasanya dipasang katir sebagai penyeimbang, sehingga masyarakat menyebutnya sebagai perahu katiran. Ada juga yang tidak dipasang katir dan ada pula yang dipasang satu katir yang biasanya dipasang di sebelah kanan. Ukuran perahu jukung adalah dengan panjang kira- kira 4- 5 meter, lebar 1,2 meter dan tinggi bagian tubuh perahu adalah 0,9 cm.
ADVERTISEMENT
Bahan utama pembuatan perahu jukung di Pantai Puger adalah kayu jati. Namun ada juga jukung yang terbuat dari fiber karena ketersediaan kayu menjadi berkurang, sehingga pembuatannya mahal. Para nelayan di Puger memesan perahu jukung yang berbahan fiberglass ke daerah Cilacap dan membuat ketertarikan pada nelayan lainnya. Pada akhirnya para pengrajin di Puger berinisiatif membuat perahu jukung dari fiberglass sendiri untuk memenuhi permintaan nelayan.
Foto Perahu Jukung yang terbuat dari kayu. Sumber: Pribadi
Foto perahu jukung yang terbuat dari fiberglass. Sumber: Pribadi
Perahu jukung yang terbuat dari kayu maupun fiberglass memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kelebihan perahu jukung dari kayu adalah lebih awet dan tahan lama bahkan saat menabrak terumbu karang akan tetap bertahan, sedangkan kekurangganya adalah mudah bocor serta biaya yang lebih mahal dari bahan fiberglass. Perahu jukung yang terbuat dari fiberglass lebih ringan, sehingga dalam melakukan pelayaran lebih cepat dan tidak mudah bocor sedangkan kekuranganya adalah tidak tahan lama apabila dijemur terlalu lama.
ADVERTISEMENT
Perahu Sampan
Pantai Puger dihiasi juga perahu sampan. Kata sampan berasal dari Bahasa Tiongkok yang berarti perahu yang berasal dari kayu dimana sisi dasarnya datar. Perahu ini memiliki keindahan tersendiri karena memang dihias sedemikian rupa sesuai keinginan pembeli. Pembuatan Sampan ini membutuhkan tenaga dan biaya yang banyak serta waktu lama, sehingga pembeli perahu ini bisa dikatakan nelayan atau masyarakat yang mempunyai ekonomi yang lumayan tinggi.
Perahu Sampan di Puger ini memiliki hiasan, corak dan warna yang berbeda sesuai dengan kemauan dari pembelinya. Namun dari segi bentuknya Perahu Sampan di Puger ini memiliki karakteristik yang sama yaitu memiliki panjang 3,5 meter- 4,5 meter, dan lebar 2,3 m dan tinggi bagian tubuh perahu 1,5 meter. Di sisi atas perahu terdapat tempat nelayan untuk mengendalikan perahu.
ADVERTISEMENT
Biaya bahan bakar solar cukup mahal bisa mencapai Rp. 300.000- Rp. 500.000 sekali melaut karena memang mesin yang digunakan besar. Namun meskipun dari sisi pembiayaan yang mahal, sisi keuntungan perahu sampan ini juga besar yaitu dapat menampung kapasitas besar hasil tangkapan ikan daripada perhu jukung.
Pembuatan perahu sampan ini dilakukan oleh orang yang pengarajin yang ahli. Lokasi pengrajin perahu sampan ini bersebelahan dengan TPI Puger. Dalam pembuatan perahu ini cukup lama sekitar 2-3 bulan bahkan ada juga yang memerlukan waktu 6 bulan. Hal ini tergantung mudah sulitnya dalam pembuatan karena memang pembuatan perahu sampan ini tidak semudah pada pembuatan perahu jukung karena dari segi bentuk perahu sampan ini besar dan memerlukan keahlian khusus. Hal ini berbeda dengan perahu jukung bisa dilakukan beberapa nelayan di Puger
Foto pembuatan Perahu Sampan di Pantai Puger oleh ahli profesional. Sumber: pribadi
Ada beberapa langkah yang diperlukan untuk membuat perahu ini. Langkah tersebut adalah persiapan, pengumpulan bahan dan pembuatan sampai finishing. Pada saat persiapan, pengrajin melakukan desaian perahu sampan, banyaknya orang yang bekerja dan biaya produksi. Setelah itu, pengrajin perahu sampan mengumpulkan bahan yang diperlukan. Bahan utama pembauatan perahu Sampan di Pantai Puger adalah kayu jati dan tidak menggunakan bahan fiber seperti bahan pembuatan perahu jukung.
ADVERTISEMENT
Pengarajin harus pintar-pintar memilih kayu yang berkualitas tinggi karena untuk menjadikan keawetasn dan kenyamanan perahu bagi nelayan. Namun, biasanya nelayan di Puger memilih dan membeli kayu sendiri kemudian menyerahkan ke pengrajin untuk pembuatan. Setelah bahan dikumpulkan, pengarajin melakukan tahap pembuatan dengan model dan ukuran perahu sampan pada umumnya di Puger. Setelah itu, pengarajin memasuki finishing dengan membuat keindahan pada perahu sampan seperti pengecetan dan hiasan yang indah pada perahu.