Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perlu Diketahui! Sering Nonton Tiktok Bisa Bikin Insecure
21 Desember 2022 16:32 WIB
Tulisan dari Sri Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa sih yang gak kenal tiktok?
“Niatnya buka tiktok cuma 30 menit, eh gak kerasa malah keterusan sampe tiga jam”, ucap beberapa pengguna tiktok yang sudah kecanduan.
ADVERTISEMENT
Platform sosial media yang sangat populer di semua kalangan. Dari anak-anak hingga usia lanjut menggunakan aplikasi ini. Mereka berbagi cerita, aktivitas dan bahkan kreativitas yang ditunjukkan dengan menampilkan video yang menarik. Ditambah dengan fitur-fitur yang menarik seperti tambahan musik, efek/filter, dan tampilan aplikasi yang membuat penggunanya sulit untuk beralih ke aplikasi lain sampai berjam-jam.
Bagaimana Tiktok Dikenal Sampai Sekarang?
Meskipun aplikasi tiktok sudah diluncurkan sejak tahun 2016, tapi ketenarannya baru muncul ketika pandemi covid-19 menyerang negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Hal itu dikarenakan segala aktivitas masyarakat harus dilakukan dari rumah atau dikenal dengan istilah work from home. Sehingga, diawali oleh para remaja yang merasa jenuh belajar di rumah dan kemudian mencari solusi dengan mengunduh aplikasi tiktok.
ADVERTISEMENT
Namun, tahukah Anda? Dulu, orang yang bermain aplikasi tiktok disebut ‘alay’ . Hal itu karena video-video yang ada di tiktok hanya menampilkan video orang joget dan transisi yang sederhana. Bahkan, ketika di lingkup pertemanan, seseorang akan menggunakan tiktok secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi agar tidak disebut ‘alay’ oleh teman lainnya.
Berbeda dengan dulu, sekarang tiktok digunakan secara terang-terangan tanpa khawatir disebut ’alay’. Didukung dengan banyak konten kreator yang muncul dan menampilkan beragam video yang sangat menarik, lucu, menghibur dan bahkan menjadi ajang kreativitas. Beragam kreativitas ditunjukkan para kreator tiktok, mulai dari konten menyanyi, menari dengan koreografi, melukis, memasak, dan banyak lainnya. Jika beruntung, video yang dibuat bisa masuk FYP (For Your Page) atau beranda pengguna tiktok lain sehingga menghasilkan banyak viewers serta menghasilkan cuan untuk kreator. Tak heran, kini bermain tiktok bukan sebuah aib melainkan sebuah kesempatan pengguna untuk unjuk gigi dan memperoleh keuntungan materil.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, di balik kemudahan unjuk gigi itu tak semua beruntung menjadi kreator yang sukses, mempunyai banyak pengikut dan penonton. Ada yang sudah berusaha membuat video semenarik mungkin hingga menghabiskan waktu berjam-jam untuk take dan edit video. Namun, hanya sedikit pengguna yang menonton videonya. Kasus-kasus seperti ini masih banyak ditemui di tiktok padahal kreativitas mereka tinggi dibidang tertentu.
“Gak usah kreatif-kreatif amat buat video, orang bersin aja di-upload bisa fyp”.
“Gak usah susah-susah buat video di tiktok. Enak kalo fyp trus dapet endorse. Mending mandi lumpur dah bisa dapet duit”.
Di Indonesia, pernyataan-pernyataan itu lumayan populer dan merupakan salah satu hal yang membuat seseorang menarik diri dan berhenti berkreativitas di tiktok. Karena ia merasa karyanya kurang diapresiasi dan diminati banyak orang. Sehingga, timbullah rasa tidak percaya diri bahwa dirinya tidak mampu menunjukkan dan mengembangkan kemampuannya di dunia maya dan bahkan di dunia nyata. Kondisi yang dialami tersebut biasa dikenal dengan istilah insecure.
ADVERTISEMENT
Insecure Muncul Lewat Platform Sosial Media Tiktok
Insecure merupakan istilah dalam bahasa inggris yang secara umum didefinisikan sebagai suatu kondisi seseorang yang tidak nyaman, tidak percaya diri, selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, dan memutuskan untuk tetap berada dalam zona nyamannya. Terkait dengan itu, menurut Abraham Maslow, insecure adalah keadaan di mana seseorang yang merasa tidak aman, menganggap dunia sebagai hutan rimba yang membahayakan dan sebagian besar manusia itu mementingkan diri sendiri. Kondisi ini memungkinkan seseorang akan terhambat dalam menemukan dan mengembangkan kemampuannya. Kondisi ini bisa timbul di berbagai tempat, termasuk dalam sosial media seperti Instagram, Twitter dan Tiktok.
Jika terus diamati, banyak sekali bentuk-bentuk insecure yang disebabkan konten-konten dalam platform tiktok. Semua itu didasarkan pada jumlah penonton suatu video yang membuatnya terkenal, baik lewat kreativitas maupun kontroversial. Seseorang yang terkenal lewat kreativitas menimbulkan rasa insecurity pada orang lain yang merasa tidak bisa atau belum punya kreativitas untuk ditunjukkan di dunia maya. Sedangkan seseorang yang terkenal lewat jalur kontroversial, misalnya, video tiktoknya viral tetapi tidak mengandung kreativitas dan hanya menunjukkan penampilan karena good looking, sehingga membuat orang lain insecure karena merasa tidak good looking.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi korban dari insecure ini didominasi oleh para remaja yang menginjak usia dewasa. Di usia yang masih setengah matang, kebanyakan remaja belum mampu menemukan kreativitas mereka sehingga memilih untuk menjadi penonton dari kreativitas orang lain. Padahal keinginan berkembang itu ada, hanya saja keinginan untuk bertindak yang masih belum ada.
Bagaimana Mengatasi Insecure di Tiktok?
ADVERTISEMENT
Ada suatu kutipan yang mengatakan,
“The reason we struggle with insecurity is because we compare our behind-the-scenes with everyone else’s highlight reel.”—Steve Furtick
Jadi, berhenti membandingkan diri dengan orang lain ya!
Referensi:
https://exploringyourmind.com/the-psychological-effects-of-tik-tok/
https://www.psychologytoday.com/us/blog/making-change/201603/social-media-fosters-insecurity-how-overcome-it
https://influencermarketinghub.com/social-media-addiction-stats/