Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
TBC : Memaknai Kolaborasi Dalam Percepatan Eliminasi
11 Desember 2023 8:27 WIB
Tulisan dari Shubuha Pilar Naredia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki berbagai permasalahan kompleks, salah satunya yaitu mengenai kesehatan. Salah satu penyakit yang menjadi sorotan adalah Tuberkulosis (TBC). Kasus TBC di Indonesia cukup tinggi dibandingakan dengan negara lain di dunia. WHO yang merupakan organisasi kesehatan dunia mengatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India untuk kasus TBC. Pemerintah sudah mengupayakan berbagai cara untuk dapat menekan kasus TBC di Indonesia, namun hingga saat ini kasus TBC tidak menurun namun terus bertambah setiap tahunnya. Banyak Funding dari luar negeri yang menaruh perhatian lebih untuk kesehatan dunia, seperti Global Fund (GF) yang menaruh perhatian pada penyakit TBC di Indonesia. Pengelola program GF di Indonesia saat ini adalah Konsorsium STPI-Penabulu yang berpusat di Jakarta. Dalam pelaksanan program TB di daerah, Konsorsium STPI-Penabul bekerja sama dengan Komunitas yang ada di berbagai wilayah di Indonesia. Seperti Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) Jawa Tengah. MSI sendiri memliki cabang di seluruh Kabupaten/Kota Jawa Tengah, salah satunya yaitu di Kabupaten Karanganyar.
ADVERTISEMENT
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Tengah dengan kondisi geografis berupa pegunungan. Kondisi semaca ini membuat Karanganyar memiliki iklim lingungan yang cenderung lembab dan membuat bakteri TBC sangat mudah untuk berkembang biak. Menurut informasi dai Dinas Kesehatan Kabupaten Karangnyar, kasus TBC hingga akhir Tahun 2023 sudah mencapai angka 880. Pasien tersebut terdiri dari berbagai usia; mulai dari anak-anak, dewasa, hingga lansia. Keluarga yang memiliki kontak serumah dengan pasien harus dilakukan pemeriksaan TBC karena dikhawatirkan tertular TBC. Bagi kontak yang memiliki gejala batuk, dapat dilakukan Tes Cepat Molekuler (TCM) TBC melalui pengecekan dahak. Namun, bagi bagi balita/anak yang tidak dapat mengeluarkan dahak, dapat dilakukan pengecekan TBC menggunakan tes mantoux dengan menyuntikkan cairan pada lengan. dr. Musdalifah Sp.P., M.Kes., yang merupakan Ketua Koalisi Organisasi Profesi (KOPI) TB Kabupaten Karanganyar dan juga dokter spesialis paru di RSUD Kabupaten Karanganyar mengungkapkan bahwa kontak serumah dengan pasien harus melakukan pengecekan TBC. Dokter spesialis paru RSUD Karanganyar itu juga menegaskan bahwa apabila hasil pemeriksaan TBC negatif, kontak serumah tersebut harus menerima Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) selama kurang lebih enam bulan untuk mencegah penularan TBC karena kontak setiap hari.
Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kabupaten Karanganyar sebagai komunitas hadir di tengah masyarakat sebagai mitra Dinas Kesehatan dalam upaya bersama eliminasi TBC. Banyak kegiatan yang dilakukan bersama seperti edukasi masyarakat dan keluarga pasien tentang pencegahan penularan TBC melalui PHBS, skrining gejala TBC untuk menemukan kasus baru, serta pendampingan pasien TBC hingga sembuh. Tantangan yang dihadapi dalam proses pendampingan pengobatan pasien, salah satunya yaitu pasien mangkir berobat atau Lost to Follow Up (LTFU). Adanya pasien LTFU disebabkan beberapa faktor, diantaranya yaitu pasien merasa jenuh meminum obat setiap hari dalam kurun waktu cukup lama, pasien merasakan efek samping dari obat yang diminum, tempat tinggal pasien cukup jauh dari Fasyankes tempat berobat, pasien tidak memiliki biaya untuk akomodasi selama pengobatan, dan faktor lainnya.
ADVERTISEMENT
Melalui program District Public Private Mix (DPPM) yang melibatkan sektor swasta seperti; Rumah Sakit Swasta, Klinik Swasta, Dokter Praktek Mandiri (DPM) hingga komunitas, diharapkan dapat mempercepat eliminasi TBC khususnya pada tantangan akan konsistensi pasien dalam pengobatan yang membutuhkan waktu cukup lama. Program DPPM menjadi strategi yang penting dalam eliminasi TBC karena salah satu kontribusinya yaitu melakukan pelacakan kasus pasien TBC mangkir pengobatan dari Faskes Pemerintah maupun Swasta bersama Puskesmas setempat. Pasien dalam hal ini tentunya menjadi rentan untuk mangkir dikarenakan berbagai hal. Sebagai alternatif solusi bersama, menjadi penting adanya strategi pelacakan yang dilakukan oleh komunitas serta petugas TB puskesmas setempat, hal ini juga merupakan rangkaian bentuk monitoring pelacakan hingga pendampingan pengobatan pasien yang berfokus pada edukasi guna kesediaan dalam menjalani pengobatan kembali hingga sembuh.
MSI Karanganyar menginisiasi kegiatan Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Pencegahan dan Penanggulangan TBC sebagai bagian dukungan atas optimalisasi strategi DPPM demi percepatan eliminasi TBC khususnya di Kabupaten Karanganyar yang melibatkan sektor swasta. Kegiatan semacam ini sangat perlu dilakukan karena dapat mendorong sektor swasta agar berperan aktif dalam pelaporan kasus TBC serta dapat memberikan layanan pengobatan secara maksimal. Melalui dukungan rekan-rekan media, informasi terkait TBC serta penanganannya juga dapat disampaikan ke berbagai lapisan masyarakat sebagai bentuk campaign public. Upaya tersebut tentunya menjadi lebih strategis jika seluruh pemangku kebijakan mulai dari eksekutif maupun legislatif sadar akan peran dan fungsinya masing-masing demi mendukung Karanganyar Bebas TBC. Dengan begitu, cita-cita percepatan eliminasi TBC dapat terwujud.
ADVERTISEMENT