Aplikasi Online sang Jagoan Matematika

Sumber: https://pixabay.com/illustrations/pizza-delivery-bike-order-online-4538925/

Di awal tahun 2020, virus corona mulai merebak di Indonesia. Pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara ketat guna membatasi mobilitas masyarakat dalam rangka menurunkan tingkat penyebaran virus corona di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini membawa perubahan besar dalam hidup masyarakat, termasuk menipisnya persediaan kebutuhan sehari-hari setiap rumah tangga.

Di sinilah perkembangan teknologi yang pesat membawa kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dengan tetap mematuhi anjuran pemerintah, bukan? Semenjak pandemi covid-19 muncul banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan online sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya. Secara khusus terlihat jelas angka kenaikan yang cukup tinggi pada layanan pesan antar di bidang kuliner melalui aplikasi online.

Pasti kamu tidak menyadari bahwa aplikasi-aplikasi online ini ternyata memanfaatkan berbagai penerapan ilmu matematika, bukan? Ya, penerapan ilmu matematika dimanfaatkan untuk memprediksi minat konsumen, perkiraan durasi waktu pemesan menunggu makanannya matang, dan lain-lain. Seluruh sistem dan fitur yang berjalan dalam aplikasi merupakan hasil dari berbagai perintah komputasi yang berbasis matematika.

Ketika kamu menggunakan aplikasi layanan pesan antar makanan, kamu cenderung akan mendapatkan estimasi perkiraan waktu tunggu kedatangan pesanan hingga sampai pada lokasi yang telah ditentukan. Ini semua berjalan dengan menerapkan salah satu dasar ilmu matematika, yaitu statistika.

Sumber: https://cdn.pixabay.com/photo/2017/01/21/09/47/learn-1996845_1280.jpg

Selain itu, cabang ilmu matematika ini juga dapat digunakan untuk menentukan apakah penggunanya cenderung tetap melanjutkan pemesanan atau membatalkannya. Dari banyaknya riwayat pemesanan yang berhasil dan dibatalkan, sistem akan menyimpan seluruh datanya. Data tersebut diolah untuk kemudian memberikan tawaran layanan lain yang mungkin diminati oleh pelanggan-pelanggan tersebut. Namun tidak sedikit juga tawaran yang berakhir sia-sia, dengan kata lain pelanggan tidak memberikan tanggapan terhadap tawaran yang muncul. Kemungkinan hal ini dapat terjadi karena sistem yang berlaku hanya berupa taksiran, bukan merupakan suatu hal yang pasti tepat.

Di sisi lain, aplikasi online yang bergerak di bidang kuliner juga menyimpan sejumlah ingatan-ingatan dan informasi mengenai kamu para penggunanya. Dalam platform ini, sistem mampu merangkum ingat-ingatan bahkan sejak awal pertama pengguna membuka aplikasi tersebut. Sebagai perangkat ingatan, di dalamnya tersimpan manfaat sekaligus dampak bahaya dalam waktu yang bersamaan. Segala informasi yang tersimpan di dalamnya, juga dapat disalahgunakan oleh sejumlah oknum yang memiliki akses untuk membukanya. Ekstremnya, dampak bahaya yang ditimbulkan juga dapat berupa teror yang menghantui pengguna aplikasi tersebut. Hati-hati ya ketika menggunakan aplikasi online.

Kini, yang perlu kita lakukan adalah memanfaatkan kemudahan dalam menggunakan kecanggihan teknologi dengan sebaik-baiknya. Kita sebagai pengguna aplikasi online sudah tidak perlu lagi bersusah payah pergi ke luar rumah demi mendapatkan suatu barang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, terutama di tengah pandemi covid-19 ini. Pemesanan dapat kita lakukan di tempat masing-masing, sesuai dengan waktu yang dikehendaki, dan barang tersebut dapat sampai ke tempat tujuan dengan mudahnya. Perlu diingat juga untuk selalu bijak dalam memakai dan bertanggung jawab dalam mengelolanya. Dengan demikian akan muncul kenyamanan menggunakan suatu platform bagi kita para pengguna maupun bagi pengelolanya.

REFERENSI

Burly, Wisnu Satria. (2019). Rancang Bangun Aplikasi Pemesanan Menu dan Sistem Informasi Resto Berbasis Web. Diakses tanggal 5 Januari 2022, dari http://eprints.uty.ac.id/2729/1/Naskah%20Publikasi-Wisnu%20Satria%20Burly-3125111041.pdf.