Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jejak Sentuhan Sangkuriang Memperjuangkan Cintanya
14 Januari 2018 22:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Febriani Sinta Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak mengetahui panorama alam Tangkuban Perahu? Keindahannya membuat siapapun yang melihat langsung jatuh hati. Gunung yang jadi icon wisata kota Bandung ini selalu dipenuhi pengunjung. Bukan cuma wisatawan dari Indonesia saja, rupanya wisatawan asing pun tersihir dengan keeksotisan Tangkuban Perahu yang punya kisah dibalik keindahannya.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum modernisasi zaman, dikisahkan hidup seorang Putri yang sangat cantik dan cerdas bernama Dayang Sumbi. Hari-harinya dihabishkan untuk menenun di istana. Merasa lelah, lemas, dan pusing menenun, berkali-kali Dayang Sumbi menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Sang Putri marah dan mengucapkan sumpah serapah
“Aku akan menikahi siapapun yang mau membantuku mengambilkan pintalan yang terjatuh,” sumpah Dayang Sumbi.
Tiba-tiba datanglah seekor anjing sakti bernama Tumang yang mau mengambilkan pintalan tersebut. Sesuai janjinya, Dayang Sumbi menikahi Anjing tersebut.
Menikahi seekor Anjing rupanya bisa membuat Dayang Sumbi begitu bahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak tersebut bernama Sangkuriang. Sayangnya Dayang Sumbi merahasikan identitas Tumang kepada Sangkuriang.
ADVERTISEMENT
Waktu berjalan begitu cepat hingga Sangkuriang sudah tumbuh besar. Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya, Tumang untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Meski sudah berusaha, Sangkuriang belum juga mendapatkan hasil. Hingga ia mempunyai siasat keji demi menyenangkan hati ibunya, Dayang Sumbing.
“Maafkan aku harus membunuhmu,” ucap Sangkuriang kepada Anjingnya, Tumang.
Panah berhasil menebus tubuh Anjingnya tersebut, Sangkuriang pulang memberikan daging Tumbang kepada Dayang Sumbi.
Mengetahui Sangkuriang membunuh suaminya, ayah kandung Sangkuriang, Dayang Sumbi murka hingga mengusir Sangkuriang tanpa menjelaskan alasannya dengan cara memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya.
“Pergi kau dari sini,”murka Dayang Sumbi terhadap Sangkuriang yang membunuh Tumang, ayah kandungnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Berpisah begitu lama membuat Dayang Sumbi sadar ia sangat merindukan anak laki-lakinya dan berdoa agar bisa bertemu dengan anaknya. Pada saat itu Sang Dayang diberikan anugerah berupa kecantikan hingga saat dipertemukan, Sangkuriang tak mengenali ibunya sendiri.
Terpesona dengan kecantikannya, Sangkuriang ingin meminang Dayang Sumbi. Disisi lain Dayang Sumbi pun tak mengenali wajah Sangkuriang karna sudah lama berpisah. Hingga suatu saat Dayang mengetahui identitas Sangkuriang melalui bekas luka yang lebar di dahi.
Merasa bingung menolak lamarannya, Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya dengan meminta syarat kepada Sangkuriang.
“Akan ku terima lamarannya bila kau berhasil memenuhi dua syaratku,” ujar Dayang Sumbi kepada Sangkuriang.
“Apakah syarat itu?” tanya Sangkuriang.
“Buatkan ku sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing,” kata Dayang Sumbi.
ADVERTISEMENT
“Akan ku lakukan demi kau,” Ucap Sangkuriang begitu yakin akan kemampuannya.
Begitu ingin mempersunting Dayang Sumbi, Sangkuriang hampir menyelesaikan dua syarat tersebut. Melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, Dayang Sumbi tak tinggal diam, ia menebarkan kain-kain hasil tenunannya di arah timur. Ia memohon kepada Sang Hyang agar usaha Sangkuriang digagalkan. Doanya dikabulkan. Kain-kain tenunan Dayang Sumbi bercahaya kemerah-merahan di ufuk timur. Ayam-ayam jantan kemudian berkokok. Menandakan Sangkuriang gagal menyelesaikan syaratnya sebelum fajar. Akhirnya pernikahan digagalkan.
Sangkuriang tak terima. Sumbat yang dibuatnya untuk membendung Sungai Citarum dibuangnya ke arah timur dan menjadi Gunung Manglayang. Danau Talaga Bandung yang dibuatnya kemudian menyurut. Sangkuriang juga menendang perahu buatannya dengan keras dan terlempar jauh lalu tertelungkup. Dalam sekejap berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Kisah perjuangan cinta Sangkuriang terhadap ibu kandungnya sendiri, Dayang Sumbi inilah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang. Jejak perjuangan cinta Sangkuriang berhasil menjadi magnet yang membuat siapa saja akan merasakan bagaimana perasaan Sangkuriang yang sakit hati.
Mengisahkan kisah percintaan membuat Tangkuban Perahu kini menjadi destinasi romantis terfavorit untuk dikunjungi bersama orang tercinta. Dengan #TiketKemanapun, kamu sekarang bisa wujudukan liburan romantis bareng pacar ke Tangkuban Perahu. Nggak perlu banyak wacana dan atur ini itu kalau mengunjungi Tiket.com yang menyediakan tiket kereta ke Bandung murah di https://www.tiket.com/kereta-api, penginapan mewah, hingga sewa mobil ke Tangkuban Perahu.
ADVERTISEMENT