Konten dari Pengguna

Renungan dari Qarawiyin

Sudarnoto Abdul Hakim
Akademisi dan pengamat sosial keagamaan dan politik
28 April 2024 17:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sudarnoto Abdul Hakim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi masjid. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi masjid. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sering juga disebut Karaouin, nama Qarawiyin disematkan untuk sebuah masjid yang sangat bersejarah di kota Fez Maroko. Didirikan tahun 859 di samping sebagai pusat ibadah/spiritual juga pusat pendidikan dan pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Tercatat pendirian masjid ini terinspirasi oleh masjid tua di Tunisia az-Zaituna yang berdiri tahun 702 yang kemudian juga berkembang sebagai Madrasah berbasis masjid. Nama Qarawiyin sendiri konon terinspirasi oleh nama masjid di Tunis yaitu Masjid Qoirauan. Ini menjadi masjid tertua di Maroko tempat lahirnya Imam Malik. Bangunan masjid itu sendiri juga merupakan kompleks penting arsitektur bersejarah Maroko dan Islam yang menampilkan elemen-elemen dari berbagai periode sejarah Maroko.
Yang menarik, masjid Qarawiyin ini didirikan oleh perempuan bernama Fatima al-Fihri putri saudagar kaya Tunisia. Dari sebagian warisan yang sangat besar dari ayahnya diwaqafkan untuk membangun masjid ini. Ide menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan ibadah, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, perdebatan ilmiyah dan bahkan kemudian intellectual networks terutama Timur Tengah-Maroko didukung oleh saudara perempuannya.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah perempuan pionir kemajuan dan pembuka peradaban agama dan ilmu pengetahuan yang dalam perkembangannya juga terjadi sentuhan dengan Spanyol.

Jemaah dan Jamiah

Masjid semula dibangun untuk selenggarakan ibadah Mahdhoh Salat secara berjemaah. jamaah adalah kumpulan sejumlah atau banyak orang yang satu dengan lainnya saling terikat karena mempunyai kepentingan bersama. Dalam kaitan khusus dengan salat, ini menggambarkan salat bersama-sama di masjid, ada Imam dan Makmum.
Ada persyaratan khusus siapa yang bisa menjadi Imam; selain memimpin salat jamaah, juga seorang yang secara spiritual diyakini dekat dengan Allah, berkepribadian mulia, mendalami Al-Quran dan ilmu-ilmu keislaman. Mereka adalah konsultan tempat banysk orang bertanya dan memecahkan masalah-masalah umat. Secara sosiologis, Imam adalah pemimpin spiritual, sosial dan intelektual. Bahkan tak sedikit juga yang kemudian menjadi pemimpin politik.
ADVERTISEMENT
Di masjid secara berjemaah umat bertemu dengan para imam untuk berbagai aktivitas keagamaan, sosial, dan intelektual. Fungsi masjid secara bertahap mengalami transformasi, termasuk menjadi pusat ilmu pengetahuan (markaz al-ulum) dengan tetap tidak menghilangkan landasan agama.
Ciri utama integrasi islam-ilmu sangat kuat tercermin di masjid yang bertransformasi Dan berfungsi sebagai Universitas (Jamiah). Untuk melengkapi dan menyempurnakan berbagai fungsi keilmuan, maka disediakan perpustakaan (al-Maktabah) sebagai sumber rujukan (Maroji') yang, dalam pengalaman Qarawiyin, disediakan gedung khusus tidak jauh dari masjid.
Universitas al-Qarawiyyin berkonsentrasi pada ilmu agama dan Fiqih madzhab Maliki, bahasa/linguistik Arab klasik. Pelajaran non-Islam lainnya seperti bahasa Prancis juga diberikan di sini. Sepanjang sejarahnya, subjek yang disediakan di Universitas Qarawiyin ini juga mengalami perkembangan.
ADVERTISEMENT
Perkembangan yang sangat mengesankan ini menjadi daya pikat tersendiri dan membuka network kesarjanaan Qarawiyin dengan berbagai pusat keilmuan di Timur Tengah dan bahkan kemudian Eropa. Mereka yang pergi belajar di Timur Tengah, memerlukan singgah di Qarawiyin mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan ilmiyah dan ini berjalan dalam waktu yang lama. Bagi mereka yang secara khusus ingin bersentuhan dan menekuni bidang spiritual, di sekitar Qarawiyin juga tersedia Zawiyah.
Mengalami puncak kemajuan dan daya pikat kuat pada Abad ke 13 Dan 14. Tidak sedikit sarjana atau ulama besar yang mengalami sentuhan intelektual di Qarawiyin ini. Di antara sarjana ini ialah Ibnu Khaldun Dan Masih banyak yang lainnya. Konsistensi Qarawiyin ini dalam bidang ilmu pengetahuan sejak pertama kali berdirinya hingga saat ini mendorong UNESCO, dan kemudian tercatat dalam Guinness World Records, memberikan pengakuan Qarawiyyin sebagai universitas tertua atau institusi pendidikan tinggi tertua di dunia.
ADVERTISEMENT

Sumbangan Peradaban

Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Qarawiyin menjadi sumber inspirasi dan role model berdiri dan berkembangnya centre of excellences perguruan tinggi di berbagai belahan dunia mulai dari Eropa, Amerika hingga Australia dan wilayah negara negara di Asia dan juga Afrika.
Pusat-pusat peradaban ilmu yang diinisiasi umat Islam di Qarawiyin dan tempat lain di Bagdad, Andalusia, dan Mesir misalnya serta produksi intelektual Muslim melalui karya-karya tulis dan invensi ilmiyah dalam berbagai bidang science dan teknologi menjadi kontribusi besar bagi Dunia. Islam discovered the world.
Yang menjadi catatan penting, sejak Eropa Kristen bertransformasi menjadi penguasa politik dan kekuatan imperialis, peradaban Islam ini dihancurkan melalui berbagai cara. Ilmu pengetahuan di tangan Barat Kristen menjadi bagian dari spirit imperialisme yang menundukkan Dunia Islam Dan bahkan merusak peradaban agung Dunia (rahmatun lil alamin).
ADVERTISEMENT
Najib al-Attas beberapa puluh tahun yang silam pernah mengajak dengan tegas Dunia Islam untuk bangkit membebaskan diri dari imperialisme intelektual Barat agar Dunia Islam berjaya kembali tanpa harus menghancurkan. Saatnya kita perkuat shof. Wallahu a'lam (Fez, Maroko, 30 April 2024).