Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Sakiko Kanase - Mantan Ibu Negara Yang Dilupakan Sejarah
8 September 2021 10:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Suhari Ete tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Adalah Sakiko Kanase, seorang wanita Jepang yang berhasil meluluhkan hati Soekarno. Pada awal pertemuannya dengan Soekarno, Sakiko Kanase adalah seorang model kala itu. Ia lantas diperkenalkan kepada Soekarno di Kyoto pada 1958
ADVERTISEMENT
Dan tragis, Sakiko Kanase mengiris nadinya. Kejadian itu persis enam tahun lebih dulu dari Gerakan 30 September 1965. Sakiko yang sudah memeluk Islam dan namanya berubah menjadi Saliku Maesaroh itu mati muda pada 30 September 1959. Alasan Sakiko mengakhiri hidupnya karena kehadiran Dewi yang menjadi istri favorit Soekarno.
Sakiko Kanase ( nama panggilan Keiko Kondo ) adalah isteri ke lima Ir. Sukarno Presiden Republik Indonesia pertama. Keduanya melangsungkan pernikahannya di Hotel Daiichi di Kota Ginza pada tahun 1958.
Setelah pernikahan itu Sakiko Kanase dibawa ke Jakarta - Indonesia pada tahun 1958 dan ditempatkan di rumah mewah di daerah Menteng Jakarta .
Saat di Jakarta itulah Sakiko berpindah agama Islam dan diberi nama Indonesia oleh Ir. Sukarno menjadi Saliku Maesaroh. Selama di Jakarta ia terdaftar sebagai guru privat salah satu anak karyawan perusahaan Jepang Kinoshita Trading Company dan ia juga dipanggil sebagai Bu Guru Basuki.
ADVERTISEMENT
Namun malang hidupnya singkat dan berlangsung amat tragis , karena pada Sakiko Kanase kecewa berat dengan tambatan hati suaminya itu berpaling ke wanita lain , ketika itu Ir. Sukarno diam diam menjalin kasih dengan seorang wanita Jepang lain yang bernama Naoko Nemoto yang nantinya diberi nama oleh Sukarno menjadi Ratna Sari Dewi
Dalam kekecewaan yang amat sangat tersebut , pada 30 September 1959 Sakiko Kanase akhirnya mengakhiri hidupnya dengan cara memotong nadinya sendiri di dalam kamar mandi. Menurut Lambert Giebels - penulis buku Sukarno, Biografi 1901 - 1950 - Sakiko malu lantaran hostesu kedua , Dewi , menjadi isteri favorit Ir. Sukarno.
Hostes adalah sebutan bagi profesi yang pekerjaannya menemani para pria di klub klub malam. Pada tahun 1950 - 1959 pekerjaan menjadi hostes itu sudah membanjiri di kota kota Jepang dan terbilang suatu pekerjaan yang cukup mewah dan berpenghasilan tinggi bagi para wanita Jepang yang memang susah mencari lowongan pekerjaan .
ADVERTISEMENT