Konten dari Pengguna

Pengin Jadi Penyiar Radio? Pahami Basic Siaran Ini Dulu, Yuk!

Sukma Gayatri
Mahasiswi jurusan Mass Communication lulusan Universitas Bina Nusantara. Aktif sebagai announcer, mc/vo talent, dan sekarang tengah belajar menekuni dunia jurnalisme.
16 April 2021 10:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sukma Gayatri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aku ketika siaran. Sumber foto: Sukma Gayatri.
zoom-in-whitePerbesar
Aku ketika siaran. Sumber foto: Sukma Gayatri.
ADVERTISEMENT
Ketika mendengar kata penyiar radio, apa sih yang ada di dalam pikiranmu? Kalau dulu, aku mikirnya, penyiar radio itu ya orang di balik radio yang jago cuap-cuap depan mik. Dalam hati, kok gampang banget ya? Kerjaan asal ngomong aja bisa dapat uang?
ADVERTISEMENT
Tapi setelah aku yang duduk di depan mik dan harus berbicara satu arah dengan pendengar—otakku rasanya pengin meledak. Susah ya, ternyata.
Terus, penyiar radio itu sebenarnya apa sih?
Definisi singkatnya, penyiar radio adalah orang yang menyampaikan informasi kepada pendengarnya melalui siaran radio—ini adalah salah satu basic penyiar yang penting kamu ketahui.
Lalu, apa susahnya?
Sama seperti pekerjaan lain, jadi penyiar radio itu juga harus ada basic skill-nya. Tidak bisa asal langsung ngomong apa yang ada di dalam pikiran kamu—kalau itu, curhat namanya. Nah, daripada aku jadi curhat beneran, jadi langsung aja, yuk kita belajar basic siaran!
Ilustrasi berbicara. Sumber foto: Pixabay
1. Artikulasi
Jadi penyiar radio, kita dituntut untuk berbicara secara jelas. Atau simpelnya, jangan sampai kata-kata yang kita keluarkan dari dalam mulut itu jadi terdengar belibet atau gak jelas. Kasihan pendengar, bisa jadi bingung karena omonganmu.
ADVERTISEMENT
Ketika dulu aku masih belajar jadi penyiar radio di organisasi kampus, ada namanya “senam mulut” yang wajib dilakukan sebelum memulai siaran.
Caranya mudah kok, hanya cukup mengucapkan kata “A, I, U, E, O” berulang kali, sampai kamu merasa sudah cukup. Walaupun terlihat mudah dan simpel, tapi percayalah, kalau kamu sering melakukan ini, kamu bisa jadi penyiar radio dengan artikulasi yang bagus.
Ilustrasi perempuan tersenyum. Sumber gambar: Pixabay
2. Smiling Voice
Smiling voice merupakan salah satu komponen penting dalam menyiarkan sebuah informasi ke pendengar. Tapi, sebenarnya apa sih smiling voice itu?
Sama seperti kalimatnya, ketika kita sedang berbicara ke pendengar, usahakan kamu bicara sambil tersenyum. Coba saja kamu praktikkan dengan rekam suara bicaramu di voice note, ketika kamu bicara dengan tersenyum dan ketika tidak, pasti terdengar berbeda. Dan tentu, yang lebih enak didengar adalah ketika kita bicara sambil tersenyum, karena terdengar lebih ceria dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Terus kalau kondisinya kita sedang bete dan tidak mau tersenyum bagaimana? Oh, jalan keluarnya cuma satu: Tetap tersenyum—pendengar tidak peduli apa yang sedang kamu rasakan.
Sebagai penyiar radio, tugas kita menemani pendengar dan membuat hari mereka jadi lebih semangat. Terus, kalau kita tidak senyum dan kedengaran lesu, masa pendengar yang harus bikin kita semangat? Jadi, jangan lupa: Smiling voice!
Ilustrasi orang berbicara. Sumber foto: Pixabay
3. Intonasi
Bukan cuma penyanyi yang butuh kontrol terhadap intonasi, penyiar radio juga. Intonasi sendiri merupakan tinggi rendahnya suatu nada pada sebuah kalimat. Jadi, sebagai penyiar kita harus tahu di mana kita menggunakan nada tinggi, rendah, maupun penekanan.
Kan lucu, misalnya ada berita duka, terus tiba-tiba kita bicara dengan nada tinggi dan ceria? Bisa diamuk masa setelahnya. Begitu pun sebaliknya, jangan berita senang kita buat jadi sedih karena intonasi yang lesu saat siaran.
ADVERTISEMENT
Walaupun sebagai penyiar memang harus bersemangat, tapi intonasi juga harus diperhatikan, biar kesannya tidak kayak lagi marah-marah ke pendengar, ya!
Ilustrasi mikrofon dan headphone. Sumber foto: Pixabay
4. Penggunaan Kata
Dalam mengolah konten yang biasanya dicari sendiri oleh penyiar atau yang sudah disediakan produser, penyiar tidak boleh asal membacakan konten tersebut begitu saja.
Penggunaan kata dalam penyiaran sangat penting, sebab kita harus membuat konten tersebut bisa menarik ketika disampaikan ke pendengar, walaupun sebenarnya info yang disampaikan itu isinya biasa saja.
Gunakan kata-kata yang efektif, dan jangan menggunakan kata yang bisa menyinggung hal sensitif seperti SARA. Sebagai penyiar, seluruh kalimat yang keluar dari dalam mulut itu sangat krusial. Jangan sampai menggiring pendengar ke hal negatif melalui ucapan kita.
Ilustrasi wanita berbicara. Sumber foto: Pixabay
5. KISS
ADVERTISEMENT
Pertama diajarkan soal hal ini, aku juga kaget.
“Jadi penyiar itu haru bisa ‘KISS’!” ujar salah satu seniorku di organisasi radio kampus dulu. Aku langsung mikir ke arah lain—tapi, untungnya langsung dilanjutkan kata-katanya jadi tidak salah paham.
KISS itu singkatan dari “Keep It Short and Simple”—apa sih maksudnya?
Mudahnya, sebagai penyiar kita enggak boleh muter-muter kalau ngomong. Karena, pendengar biasanya akan langsung ganti saluran kalau penyiarnya kebanyakan ngomong dan isinya gak penting-penting banget. Benar, kan?
Oleh karena itu, sebelum menyampaikan konten ke pendengar, sebagai penyiar kita harus BACA dan PAHAMI terlebih dahulu isi kontennya. Bukan scripted, di mana kita membacakan ulang isi script ke para pendengar. Usahakan untuk menyampaikan inti dari konten, alias informasi yang penting-penting saja.
ADVERTISEMENT
Misalnya, ada informasi soal penyanyi pendatang baru yang lagunya langsung melejit dan menempati posisi teratas tangga lagu populer, yang kita perlu sampaikan ada beberapa hal: Nama penyanyinya, judul lagunya, di posisi mana lagu itu berada, dan sedikit saja tentang cerita di balik lirik lagu itu.
Soal si penyanyi suka makan apa atau sebelumnya pacaran sama siapa, ya enggak perlu diberi tahu ke pendengar.
Nah, itu dia lima dasar siaran yang wajib kamu ingat sebelum mau jadi penyiar radio. Memang semuanya itu perlu dimulai dari dasar baru ke puncak, jadi buat calon-calon penyiar radio hebat, tetap semangat dan jangan menyerah untuk terus belajar, ya!