Konten dari Pengguna

Quranic Productivity Insight, Pemborosan Dalam Perspektif Al-Quran

Sukron Munawar
Merupakan Trainer, Instruktur dan Motivator Produktivitas di Pusat Pengembangan Produktivitas Daerah (P3D), Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi , Provinsi DKI Jakarta
25 Januari 2023 15:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 11 Juni 2023 21:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sukron Munawar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Quranic productivity insight adalah salah satu cara untuk menggali nilai-nilai produktivitas di dalam Al-Quran. Salah satunya adalah membahas pemborosan dalam perspektif Al-Quran.
ADVERTISEMENT
Pemborosan akan berdampak pada kebangkrutan keluarga maupun perusahaan.
Jika kita mempelajari produktivitas, kita akan menemukan hal-hal yang dilarang untuk dilakukan agar kita dapat meningkatkan produktivitas.
Hal-hal yang dilarang tersebut, dinamakan muda atau waste atau sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan kita.
Dengan semakin banyaknya pemborosan, kebutuhan akan sumber daya manusia, kebutuhan akan sumber daya energi semakin tinggi, yang pada akhirnya akan semakin tidak efisien untuk perusahaan.
Semakin efisien perusahaan kita dalam mengurangi berbagai jenis muda atau pemborosan, perusahaan akan semakin untung.
Dengan semakin untungnya perusahaan, maka perusahaan dapat menjamin kelangsungan bisnis dan usahanya.
Dan sebaliknya, jika perusahaan terus merugi, maka dapat dipastikan perusahaan akan bangkrut atau bubar.
ADVERTISEMENT

7 (Tujuh) Pemborosan Dalam Produktivitas

Dalam buku The Kaizen Power tulisan Masaaki Imai, salah satu tokoh produktivitas yang berfokus pada kaizen, menyebutkan terdapat tujuh (7) hal yang termasuk pemborosan dalam produktivitas. Ketujuh hal tersebut biasa disebut Seven Waste.
Apa saja tujuh pemborosan tersebut ?. Berikut adalah ulasannya :
1. Pemborosan yang terjadi dalam pengangkutan unit-unit (transportation).
Pernah membayangkan, jika anda memiliki pabrik manufaktur yang membutuhkan barang-barang untuk dirakit dari berbagai supplier/penyedia dengan lokasi yang berbeda-beda ?. Tentu dalam pengirimannya , jika waktu pengiriman bersamaan akan terjadi penumpukan kendaraan di pabrik yang berakibat akan banyak membutuhkan lebih banyak mobil, lebih banyak bahan bakar dan juga lebih banyak supir untuk mengantarkan barang tersebut di pabrik kita.
ADVERTISEMENT
Inilah yang disebut pemborosan dalam pengangkutan unit-unit. Hal itu bisa ditanggulangi dengan memikirkan perbaikan apa yang bisa mengurangi pemborosan itu semua.
2. Pemborosan dalam membuat inventarisasi (inventory)
Pemborosan terkait penyimpanan barang. Bayangkan jika lahan usaha yang kita gunakan adalah masih menyewa. Dengan penataan barang yang tidak baik akan menyebabkan kita membutuhkan lahan yang lebih luas. Tentu hal ini akan menambah biaya bukan ?.
Selain menambah biaya, dengan kita berlebihan menyimpan barang produksi, kemungkinan barang tersebut rusak akan semakin besar.
3. Pemborosan gerakan (motion)
Gerakan dalam proses produksi yang tidak perlu termasuk pemborosan. Misalnya dalam proses pemasangan ban mobil, jika roda yang dipasang dilakukan sering dan setiap menit. Maka penyimpanan ban tersebut harus dekat dari pekerja yang memasangnya. Karena jika tidak pekerja itu akan mondar-mandir mengambil ban yang akan dipasang. Mondar-mandir yang tidak bermanfaat inilah yang disebut pemborosan gerak (motion)
ADVERTISEMENT
4. Pemborosan waktu tunggu (waiting)
Pemborosan kedua yang sangat merugikan perusahaan adalah pemborosan waktu (waiting). Perusahaan harus memikirkan agar pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja lebih singkat atau waktunya lebih pendek. Perusahaan juga dapat memikirkan bagaimana caranya mengurangi waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan.
Semakin pendek waktu yang dilakukan untuk melakukan sebuah pekerjaan, maka konsumen akan semakin puas. Salah satu contohnya adalah layanan Drive-Thru Mc Donald, kita dapat memesan makanan tidak lebih dari 5 menit.
Jika pelanggan puas, maka pelanggan akan melakukan pembelian berulang yang berarti menguntungkan perusahaan.
5. Produksi berlebihan (overproduction)
Produksi berlebihan artinya perusahaan memproduksi barang yang melebihi jumlah barang yang dibutuhkan oleh pelanggan. Artinya, potensi barang yang tidak laku akan semakin banyak. Dan barang yang tidak laku akan menyebabkan kerugian karena keuntungan perusahaan kita semakin kecil.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan bahwa barang yang kita produksi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Maka perusahaan perlu menghitung berapa kebutuhan konsumen. Sehingga perusahaan hanya memproduksi sejumlah barang yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.
6. Pemborosan dalam pemrosesan (over processing)
Tidak semua proses dalam kita menciptakan sebuah produk memberikan nilai tambah bagi produk atau pelanggan kita. Misalnya seorang produsen roti yang membuat roti dengan delapan proses pembuatan roti yang seharusnya cukup tujuh proses. Maka, satu proses tersebut yang disebut pemborosan dalam pemrosesan.
7. Pemborosan dalam bentuk unit-unit yang rusak (defect)
Produk yang diproduksi rusak adalah pemborosan. Bayangkan kita memproduksi sebuah produk dengan modal yang tidak sedikit, tetapi ketika barang tersebut jadi tidak dapat kita jual sehingga uang yang kita investasikan tidak kembali.
7 Pemborosan Dalam Produktivitas. Sumber : Dokumen Pribadi
Singkatnya, tujuh pemborosan ini disebut TIM WOOD yaitu transportation atau transportasi, inventory atau penyimpanan, motion atau gerakan, waiting atau menunggu, over processing atau proses yang berlebihan, overproduction atau produksi yang berlebihan dan defect atau kerusakan.
ADVERTISEMENT

Pemborosan Dalam Perspektif Al-Quran

Al-Quran sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan, sejatinya sudah memperingatkan manusia untuk tidak melakukan pemborosan. Karena dengan melakukan pemborosan berarti manusia menciptakan kerugian.
Bahkan Allah SWT bersumpah menggunakan waktu dalam surat Al-Ashr yang berbunyi :
وَالْعَصْرِۙ(1) اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ(2) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ (3)
Demi masa (1), sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian (2), kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.
Dalam surat ini, sangat terang benderang, perspektif Al-Quran menjelaskan salah satu pemborosan yang membuat kerugian adalah menyia-nyiakan waktu atau dalam seven waste adalah pemborosan menunggu (waiting).
Dalam ayat yang lain, Allah SWT juga menjelaskan kepada kita untuk tidak bersikap boros, sebagaimana yang Allah SWT jelaskan dalam Surat Al-Isra ayat 26-27 sebagai berikut :
ADVERTISEMENT
وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا (26) اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا (27)
Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan”. (QS.Al-Isra' : 26-27).
Ayo kita hilangkan berbagai pemborosan agar produktivitas diri, keluarga dan perusahaan kita semakin tinggi.
Salam Produktivitas,
Kita Indonesia Kita Produktif