Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gaya Humor Visual Kaesang Pangarep
22 Oktober 2024 8:42 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Dr. Sumbo Tinarbuko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh Sumbo Tinarbuko
Kaesang Pangarep putra bungsu Presiden Joko Widodo layak diberi julukan tokoh disrupsi komunikasi politik. Mengapa dikatakan demikian? Berawal dari pidato politik saat ia dipilih menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
ADVERTISEMENT
Ketika naik podium, ia mengumandangkan narasi pidatonya seperti halnya sepasang kekasih yang sedang berbicara dalam bahasa cinta. Nada dan intonasinya tidak heroik menggebu saat menyampaikan orasi politik. Kemudian diakhiri punchline berisi sikap politik Kaesang dan Partai PSI yang disampaikannya dengan riang gembira. Pada titik inilah, ia berhasil menghadirkan novelties komunikasi politik.
Disrupsi komunikasi politik yang dilakukan Kaesang tandem bersama Partai PSI seakan membakar panggung perpolitikan Indonesia. Grafik tensinya seketika memanas. Dampaknya? Mereka berdua menjadi sorotan publik: warga masyarakat serta warganet.
Guyon Parikena
Selesaikah sampai di situ? Ternyata tidak. Saat diksi Mulyono dijadikan topeng pembenci Presiden Jokowi untuk membully semua gerak langkah bapaknya Kaesang. Ia menjadikan diksi Mulyono yang disablonkan di belakang rompi yang dikenakannya saat menjalankan aksi sosial bersama Partai PSI. Kaesang memvisualkannya dalam wujud siluet Joko Widodo dibawahnya dilengkapi teks Putra Mulyono. Hal itu dilakukannya sebagai medium humor visual Kaesang dalam perspektif guyon parikena.
ADVERTISEMENT
Dalam perspektif budaya Jawa, hal itu merupakan sebuah aktivitas sosial yang mengedepankan permainan diksi atau frasa dalam nuansa satir, lucu bin konyol. Cara mengolah guyon parikena menjadi representasi kecerdasan visual yang dimilikinya. Ia menggunakan gaya humor visual ala Kaesang dengan pendekatan halus dan sederhana. Senantiasa mengontrol relasi sosial dengan sopan.
Tujuannya? Tentu saja berupaya melakukan proses komunikasi politik dengan menyampaikan pesan verbal-visual yang komunikatif. Terpenting, berupaya menghindari benturan sosial secara frontal. Dampaknya, pesan verbal-visual tersampaikan kepada komunikan serta target sasaran secara tepat sasaran. Ujungnya, menghadirkan suasana patembayatan sosial yang harmonis antara para pihak. Semuanya itu berlangsung dalam suasana tenang dan damai.
Masalahnya kemudian, mengapa Kaesang memilih menggunakan jalan ninja guyon parikena dalam kemasan humor visual? Secara teoritis maupun praktik di lapangan, gaya humor visual sudah teruji zaman. Keberadaannya berhasil memanipulasi pesan verbal-visual yang berpotensi memunculkan kegaduhan sosial. Hasilnya? Pesan verbal-visual yang disampaikan Kaesang dapat diterima dalam suasana hati riang gembira.
ADVERTISEMENT
Jujur harus diakui, jalan ninja pilihan Kaesang lewat guyon parikena dalam kemasan humor visual, berupaya menyampaikan pesan verbal-visual yang menegaskan Kaesang memang merupakan putra Mulyono. Dalam taferil budaya visual, Kaesang ingin menjawab ledekan, ejekan, hujatan dan bullyan lawan politik Presiden Joko Widodo. Lewat kaos maupun rompi yang dikenakannya, ia mengklarifikasi sekaligus membenarkan politisasi diksi Mulyono yang berujung pada ujaran kebencian, pernyataan bernuansa nyinyir-isme dan julid-isme.
Gaya humor visual Kaesang senantiasa menarik perhatian publik, baik yang senang atau sebaliknya. Apa ciri gaya humor visual Kaesang? Secara spesifik menghadirkan narasi humor yang ringan, tidak kaku, kasual dan spontan. Menghindari humor visual dalam wujud storytelling bernuansa kritik tajam yang menyakitkan. Membidik situasi sosial politik yang menjadi trending topik. Dihadirkan sangat kontekstual dengan kritik dari warganet serta warga masyarakat yang tidak puas dengan pelayanan dan kinerja bapaknya. Yakni Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Paling menarik, Kaesang selalu menghadirkan humor kausal dengan cara mengejek dan mempermalukan dirinya sendiri. Gagasan humor kausal yang dikumandangkan Kaesang diyakini menjadi varian baru gaya humor visual. Hal itu semakin menegaskan jenama Kaesang Pangarep sebagai politisi kocak cum Ketum Partai PSI.
Genre humor visual - kausal yang diusung Kaesang, dinilai Zilenial (Gen Z) dan Generasi Alpha berwujud bintang 5. Tafsirnya? Zilenial dan Generasi Alpha sangat menyukai performance komunikasi politik Kaesang. Pertunjukan humor visual - kausal yang diusung Kaesang hadir selaras dengan realitas media dan jejak digital. Guyonannya mengedepankan obrolan keseharian. Membahas isu nasional yang menjadi sorotan warganet dan warga masyarakat. Ditutup dengan suguhan punchline yang kocak menohok. Apa penampakan visual punchline yang dikemukakan Kaesang? Salah satunya, teks Putra Mulyono yang disablonkan di kaos dan rompi yang dikenakannya.
ADVERTISEMENT
Komoditas Politik
Menyimak lontaran humor visual Kaesang berupa pesan verbal-visual Putra Mulyono yang direpresentasikan dalam wujud kaos dan rompi, ternyata dapat dikapitalisasi menjadi komoditas politik. Hal itu terlacak dari realitas media massa cetak, elektronik, media sosial dan jejak digital yang mencatat kebenarannya.
Hal menarik lainnya, terbukti penampakan visual gaya humor Kaesang memasuki wilayah monetisasi dan kapitalisasi. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Semuanya terjadi karena melibatkan unsur keuntungan. Artinya, produksi visual humor Kaesang menghasilkan cuan berlimpah ruah. Dari sana kemudian secara sporadis muncul produk generik diksi Mulyono berbentuk poster, stiker, konten digital, kaos, jaket, tote bag.
Bagi pendukung Kaesang, produk generik dengan frasa Putra Mulyono berkembang luas menjadi antara lain: Rakyat Mulyono, Pendukung Mulyono. Sementara pembenci Kaesang menambahkan satu kata di depan diksi Mulyono. Di antaranya: Korban Mulyono. Bagaimana hasilnya? Jejak digital mencatat kedua desain kaos komoditas politik yang mengkapitalisasi diksi Mulyono laku keras di lapak e-commerce.
ADVERTISEMENT
Manakala humor visual anggitan Kaesang diformat dalam konteks komoditas politik. Pada titik ini jenama Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai PSI, harus bisa bermain cantik. Di dalamnya mengalir jenama politik praktis. Sedangkan di sisi lainnya, ia dikenal sebagai produsen komoditas politik berwujud humor visual ala Kaesang.
Untuk itu, dalam konteks komunikasi politik Kaesang diharapkan mampu memunculkan paradigma baru dalam jagat politik praktis. Hal itu pernah dijanjikan Kaesang saat menerima amanah sebagai Ketua Umum Partai PSI. Janji politik yang diucapkannya: ia meniatkan diri pribadi dan Partai PSI untuk berpolitik demi kebaikan. Artinya jenama politik Kaesang bersama Partai PSI berkehendak menjadikan politik sebagai bagian dari proses menjalankan hidup dan kehidupan dengan mengedepankan unsur kebaikan.
ADVERTISEMENT
Tugas politik jenama Kaesang Pangarep harus mampu mengakhiri perang asimetris yang terjadi selama ini. Tugas politik lainnya, ia bersama pasukannya wajib meredam fitnah dan hoaks politik yang bertujuan memecah belah eksistensi warganet dan warga masyarakat.
(Dr. Sumbo Tinarbuko, Pemerhati Budaya Visual dan Dosen Komunikasi Visual FSRD ISI Yogyakarta. Medsos Tiktok + Instagram: @sumbotinarbuko)