Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Orang Utan Tapanuli Ditemukan Terluka, Ada Bekas Sabetan di Pelipis
20 September 2019 20:34 WIB
ADVERTISEMENT
MEDAN, SumutNews.com | Seekor Orang Utan Tapanuli jantan (Pongo tapanuliensis) ditemukan dalam kondisi terluka.
ADVERTISEMENT
Orang utan yang diperkirakan berusia sekitar 30 tahun itu dievakuasi tim BBKSDA Sumut dan IOC dari perkebunan warga di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yang berbatasan dengan Kawasan Ekosistem Batangtoru.
"Iya, betul ada dievakuasi satu orang utan. Sekarang lagi diobati," kata Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi, Jumat (20/9/2019).
Orang utan tersebut dibawa ke Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orang Utan yang dikelola Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dan BBKSDA Sumut dalam Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP).
Hotmauli mengatakan, di pelipis kiri orang utan itu ada luka robek yang diduga diakibatkan sabetan benda tajam.
"Ada luka di pelipis, itu aja. Kemungkinan Orang Utan Tapanuli karena terdapat dari daerah sana, dari ekosistem Batang Toru," ujar Hotmauli.
Menurut Hotmauli, selama dua bulan ini, petugas BBKSDA Sumut setiap hari memonitor pergerakan satwa di sekitar ekosistem Batang Toru. Hal ini karena di daerah tersebut sedang memasuki musim buah.
ADVERTISEMENT
"Jadi orang utan banyak yang turun ke kebun-kebun makan durian, petai, dan sudah cukup banyak durian yang dimakan. Kami khawatir mungkin ada aja petani yang kesal karena buah duriannya banyak yang tak bisa dipanen," ujar Hotmauli.
Masyarakat diimbau menghubungi pihak BBKSDA jika melihat adanya orangutan yang memakan buah di kebunnya. Sebab, orang utan merupakan satwa dilindungi.
"Walaupun dia (orang utan) makan durian enggak usah lah diganggu atau sampai ada yang dilukai," kata Hotmauli.
Sebenarnya ada satu solusi yang bisa dilakukan, yakni dengan merancang koridor perlintasan orang utan karena memang lokasi tersebut merupakan daerah perlintasannya.
Sehingga penting untuk mempertimbangkannya. Mengingat di sekitarnya terdapat Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Cagar Alam Sipirok, dan Cagar Alam Lubuk Raya.
ADVERTISEMENT
"Memang itu sudah dirancang menjadi koridor pelintasan orang utan, ini yang akan didorong semua pihak terutama pemda. Jadi ada semacam trust fund dari lembaga yang bergerak di ekosistem Batang Toru. Jadi mungkin kita bisa memberikan semacam kompensasi lah untuk buah yang dimakan satwa," jelas Hotmauli.
Namun, tetap harus ada perhatian dari semua pihak dan tak hanya dengan dana pemerintah.
"Ini yang mau kita himpun dari scheme koridor itu. Kalau semua menyepakati menjadi koridor kita akan mendorong terbentuknya semacam trust fund dari perusahaan besar, kalau ada kasus seperti ini bisa bantu masyarakat supaya bisa berbagi," pungkasnya.