Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ada Roberto Di Matteo di Balik Hengkangnya Michael Essien dari Chelsea
19 Mei 2020 12:59 WIB
ADVERTISEMENT
Apa yang membikin kepindahan Michael Essien dari Chelsea ke Real Madrid terkesan begitu 'dramatis'? Ada 'pelatuk' bernama Roberto Di Matteo di balik semuanya.
ADVERTISEMENT
Semua tampak baik-baik saja ketika Andre Villas-Boas mengambil alih jabatan pelatih Chelsea per Juni 2011. Juru taktik asal Portugal itu memasukkan si gelandang Ghana dalam rencana skuatnya mengarungi musim 2011/12.
Essien sendiri tampak antusias karena Villas-Boas pernah bekerja sebagai staf Jose Mourinho --pelatih yang membawa The Blues menjuarai Premier League secara back-to-back--di FC Porto. Jadi, wajar jika ada optimisme yang terbangun.
Namun, Essien mengalami cedera ligamen pada awal musim tersebut. Gara-gara cedera parah itu, mengutip Transfermarkt, Essien harus beristirahat selama 184 hari (11 Juli 2011-11 Januari 2012).
Tak sampai dua bulan penuh usai Essien pulih dari cedera, tepatnya pada 4 Maret, Villas-Boas dipecat karena performa Chelsea asuhannya dinilai tak sesuai harapan. Manajemen menunjuk, Di Matteo, asisten Villas-Boas, sebagai pelatih baru.
ADVERTISEMENT
Essien mungkin tak menyangka ia tak dibutuhkan oleh pelatih asal Italia itu. Toh, ia dipercaya bermain selama 120 menit dalam laga babak 16 besar leg kedua Liga Champions melawan Napoli pada 14 Maret.
Skor akhir laga di Stamford Bridge itu adalah 4-1. Chelsea memastikan diri melaju ke perempat final meski sempat kalah 1-3 di San Paolo pada leg pertama.
Essien yang bermain penuh boleh jadi yakin bakal masuk dalam rencana Di Matteo pada laga-laga berikutnya. Akan tetapi...
"Beberapa pekan kemudian, dia bilang aku tidak cocok [untuk taktiknya] dan aku tidak menghargai itu. Karena aku heran, buat apa dia memainkanku selama 120 menit saat melawan Napoli?" terangnya kepada GHANASoccernet .
"Namun, setiap pelatih melihat segala sesuatu secara berbeda. Jadi, aku tidak keberatan karena aku sedang bekerja untuk tim," lanjutnya.
Pada akhirnya, Essien tetap bukanlah pilihan utama Di Matteo. Dari total 26 laga di bawah kepelatihan Di Matteo sepanjang 2011/12, Essien hanya turun 10 kali dan hanya 5 kali tampil penuh, termasuk laga melawan Napoli barusan.
ADVERTISEMENT
Chelsea menjuarai Liga Champions usai mengalahkan Bayern Muenchen via adu penalti di final. Namun, ketika Didier Drogba dan kolega berjibaku di lapangan, pemain yang di kemudian hari mampir ke Persib Bandung itu cuma menonton dari bangku cadangan.
"Aku mendapat kesempatan untuk membela Real Madrid untuk membuktikan kepada mereka bahwa aku belum habis. Aku bermain sebagai bek kanan di Real Madrid, yang merupakan salah satu posisi tersulit di lapangan, tetapi aku berhasil melakukannya," ujar Essien.
Essien dilepas Chelsea dengan status pinjaman ke Real Madrid. Di sana, dia kembali bereuni dengan Mourinho. Dan memang betul, ia kerap mengisi pos bek kanan, bek kiri, dan juga gelandang bertahan--posisi alaminya--selama membela Los Blancos.
Total, Essien tampil 35 kali membela Real Madrid di lintas ajang sepanjang musim 2012/13. Sayangnya, tak ada trofi yang dimenanginya. Cerita konyol nan 'dramatis' ihwal proses kepindahannya ke klub Ibu Kota Spanyol itu bisa dibaca di stori di bawah ini.
ADVERTISEMENT
====
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit smartTV dan 2 jersi original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .