Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berkaca dari Tekel Horor Giovani Lo Celso: Sekali Lagi, VAR Cuma Benda Mati
23 Februari 2020 12:19 WIB
ADVERTISEMENT
Lucu. Atau mungkin juga ironis. VAR diciptakan untuk menjadi jawaban dari segala kontroversi di dunia sepak bola. Namun, insiden tekel horor Giovani Lo Celso membuat VAR yang dikultuskan sebagian orang itu tak lebih dari benda mati belaka.
ADVERTISEMENT
Si gelandang Tottenham Hotspur menginjak tulang kering kapten Chelsea , Cesar Azpilicueta , dalam laga pekan ke-27 Premier League 2019/20, Sabtu (22/2/2020) malam WIB. Namun, wasit Michael Oliver tak mengganjar Lo Celso kartu.
Apa wasit 35 tahun itu berkonsultasi dengan VAR? Oh, iya. Dia melakukannya.
Oliver berkoordinasi dengan David Coote selaku petugas VAR yang bertugas di Stockley Park --markas VAR Premier League. Namun tetap saja, tidak ada kartu merah, maupun sekadar kartu kuning.
Kemudian, Professional Game Match Officials Board (PGMOL) mengakui bahwa Lo Celso seharusnya diusir dari lapangan karena tekel horor itu. Namun, badan resmi yang bertanggung jawab atas laga Liga Inggris tersebut mengakui bahwa keputusan tetap ada di tangan Oliver selaku pengadil lapangan.
ADVERTISEMENT
“PGMOL menganggap bahwa pelanggaran itu seharusnya berbuah kartu merah. Namun manusia (wasit) membuat keputusan subjektif dan dia tidak berpikir itu layak untuk dikartu merah."
Ini menarik. PGMOL tampak mengakui adanya kesalahan manusia. Terserah apa menurut kalian kesalahan ada di Oliver atau Coote, tetapi di sinilah titik ironinya.
Salah satu fungsi VAR adalah untuk mengecek apakah seorang pemain layak diberi kartu merah langsung atau tidak. Bisa dibilang, VAR dihadirkan untuk memperjelas situasi semacam itu. Boleh dikata, VAR ada untuk mengoreksi atau mencegah kesalahan manusia.
Namun sekali lagi, manusialah yang menafsirkan segala yang disiarkan VAR. Dan menurut 'para ahli tafsir' yang bertugas, Lo Celso tidak layak diberi kartu merah. Lalu, diralat bahwa dia seharusnya diberi kartu merah karena terjadi kesalahan manusia.
ADVERTISEMENT
Artinya, VAR --teknologi canggih itu-- tidak sepenuhnya bisa mengoreksi kesalahan manusia. Lantas, apakah Premier League atau sepak bola secara luas masih butuh VAR?
Well, insiden ini mungkin mestinya bisa jadi pelajaran bagi liga atau turnamen lagi di dunia. Apakah setimpal biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan VAR dengan hasilnya di lapangan?
Daripada buang-buang duit buat bikin perangkat dan menyewa petugas VAR, tidakkah sebaiknya anggarannya digunakan untuk hal lain saja? Mungkin duitnya bisa buat membeli stok obat tetes mata dan cemilan wortel untuk para wasit.
Dengan begitu, mungkin mata mereka dapat lebih jeli saat membuat keputusan di laga sepak bola . Kesalahan tetap bisa terjadi, tetapi setidaknya, biayanya lebih murah, bukan?
ADVERTISEMENT
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League . Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini .
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID . Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.