Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Momen Ramadhan Abou Diaby saat Masih Jadi Pemain Arsenal
11 Mei 2020 12:43 WIB
ADVERTISEMENT
Cerita ini didapat dari artikel yang dipublikasi oleh FA--asosiasi sepak bola Inggris-- di situs web resmi mereka pada 2014. Kala itu, Abou Diaby masih membela Arsenal dan periode Ramadhan jatuh pada 29 Juni hingga 28 Juli.
ADVERTISEMENT
***
Bagi para pemain muslim di liga top Eropa, termasuk Premier League , puasa Ramadhan menjadi tantangan tersendiri. Ada yang kuat menjalaninya sambil berlatih/bertanding dan ada juga yang memilih tak berpuasa dan menggantinya di hari lain.
Vassiriki Abou Diaby--yang kini sudah pensiun--pernah melewati masa-masa itu. Lantas, bagaimana dia menjalani kehidupan di bulan suci bagi umat Islam itu saat masih aktif berkarier?
"Itu adalah saat yang paling sulit untuk berpuasa, karena hari-hari yang panjang, karena panas. Sangat sulit untuk berpuasa selama pramusim. Setiap pemain berbeda-beda, ada beberapa pemain yang dapat mengatasinya," ujar Diaby.
Sekadar informasi, Juni-Juli adalah periode musim panas di Inggris. Pada Juli 2014, BBC memaparkan laporan Met Office--BMKG di Inggris--bahwa suhu di wilayah Hampton, Greater London, mencapai 29,1 derajat Celsius.
ADVERTISEMENT
Ndilalah, durasi puasa di Inggris bisa mencapai 19 jam pula. Lantas, apakah Diaby kala itu bisa bertahan?
"Aku mengganti semua puasa Ramadhan yang kulewatkan di sisa tahun ini. Misalnya, ketika aku lagi libur atau saat menjalani sesi latihan ringan. Kalau ada sesi berat atau hari pertandingan, sih, aku tak berpuasa," terang si pria kelahiran Paris.
Jadi, Diaby sesekali tak bisa berpuasa karena mesti latihan. Iya, Juni-Juli memang kompetisi di Inggris belum mulai lagi, tetapi seperti yang tadi dia bilang bahwa The Gunners mesti bersiap-siap di sesi pramusim.
Pada Juli 2014, skuat asuhan Arsene Wenger boleh dibilang sudah mulai sibuk. Selain latihan, ada dua laga uji coba di bulan itu, yakni menghadapi Boreham Wood pada tanggal 19 dan melakoni laga tandang kontra New York Red Bulls di Amerika Serikat.
"Aku terikat kontrak dengan klub, atau apa pun profesiku [andai bukan pesepak bola], adalah bagian dari siapa aku dan moralitasku sendiri," jelas si pemegang 16 caps Timnas Prancis.
ADVERTISEMENT
"Jadi, aku harus menghormatinya, dan itulah sebabnya aku tidak berpuasa selama bulan Ramadhan, tetapi selalu ada kompensasi. Agama ini (Islam) sangat fleksibel, lanjutnya.
Ya, begitulah Diaby. Di satu sisi, dia adalah orang yang taat dalam beragama. Di sisi lain, ada relasi antarmanusia yang mesti dijaganya dan dia meyakini kasih sayang dari Tuhan-nya.
"Arsene Wenger tahu bahwa Ramadhan adalah momen spesial untuk semua pemain muslim. Namun, kami memiliki kontrak dengan klub dan kami akan melakukan yang terbaik untuk melakukan pekerjaan kami. Jadi kami harus menemukan keseimbangan selama Ramadhan," jelasnya.
Well, cukup beruntung Diaby memiliki pelatih yang paham akan hal tersebut. Jadi ingat, dahulu Wenger pernah ikut momen buka puasa bersama di Jakarta pada tahun 2013.
ADVERTISEMENT
Oke, cukup intermezzo-nya. Lalu, bagaimana, sih, menu diet Diaby selama Ramadhan?
"Aku mencoba tidak terlalu banyak memakan makanan berminyak, semua harus seimbang. Ahli gizi terkadang memberiku suplemen protein untuk dikonsumsi di pagi hari dan mungkin sesuatu untuk membantulu pulih dengan baik," katanya.
Tuh, guys. Jangan kebanyakan makan gorengan. Selain soal diet, pemain bertinggi lebih dari 190 cm itu pun juga bercerita ihwal kebiasannya salat di masjid, lho.
"Jika ingin salat di malam hari (termasuk salat tarawih), aku akan pergi ke masjid lokal di London Utara atau Paris atau di manapun aku berada. Sebagai seorang muslim, Anda akan disambut di masjid mana saja," tuturnya.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .
ADVERTISEMENT