Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Lukas Podolski soal Gantikan RVP di Arsenal dan Sifat Kebapakan Arsene Wenger
23 Mei 2020 10:17 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Si winger asal Jerman enggan menjadi 'playboy sepak bola', ogah jadi pemain yang cuma bertualang dari satu klub ke klub lain tanpa komitmen pada fan, kota, atau sejarah klub tersebut. Makanya, Podolski tak pernah membelot ke rival besar eks klubnya.
Di mana pun berada, Podolski akan selalu memelajari secara mendalam ihwal kultur klub, fan, hingga kota tempat klub bernaung. Jadi, jangan samakan dia dengan Christian Vieri, Zlatan Ibrahimovic, maupun Robin van Persie.
Omong-omong soal nama yang disebut terakhir, The Gunners memang mendatangkan Podolski--bersama Olivier Giroud-- pada 2012 untuk menggantikan peran penyerang yang menyeberang ke Manchester United--rival berat Arsenal--tersebut. Bagaimana perasaannya kala itu?
"Aku tidak merasa stres, baik saat bermain maupun berlatih, termasuk ketika [awal-awal] bergabung dengan klub. Aku percaya diri," terang eks bintang FC Koeln itu kepada Sky Sports .
ADVERTISEMENT
"Aku merasa statistik per lagaku [selama membela Arsenal] itu bagus. Aku menjalani hampir tiga tahun yang fantastis di Arsenal. Itu adalah pertama kalinya aku bermain di luar Jerman, aku menikmati bermain untuk klub sebesar mereka," lanjutnya.
Selama 2,5 musim membela 'Meriam London', Podolski mencetak 31 gol dari 82 laga lintas ajang, jauh dari rekor Van Persie. Namun yang paling penting, pemain kelahiran Polandia itu berkontribusi memutus puasa gelar Arsenal saat menjuarai Piala FA 2013/14.
Podolski juga punya kesan tersendiri terhadap bosnya kala itu, Arsene Wenger . Menurutnya, si juru taktik asal Prancis punya sifat kebapakan.
"Dia seperti seorang ayah, sangat rendah hati, sangat layak dihormati, sangat tenang, dan orang seperti itulah yang dibutuhkan sebuah klub. Dia tak pernah berteriak atau stres. Menurutku, dia orang penting dalam sejarah Arsenal," ujarnya.
"Aku masih memiliki koneksi yang baik dengannya. Menurutku, dia salah satu pelatih sepak bola yang berada dalam jajaran lima besar top 10 sepanjang masa," lanjut pemain Antalyaspor itu.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, senja kala karier Wenger di Stadion Emirates tak ditutup dengan manis. Tidak ada gelar yang bisa diberikannya lagi setelah trofi Piala FA 2016/17, plus 'sang profesor' gagal membawa Arsenal finis di zona Liga Champions pada musim terakhirnya (2016/17 dan 2017/18).
"Mereka punya potensi, sejarah, fasilitas, dan juga uang. Arsenal harusnya bermain Liga Champions setiap tahun, meski memang persaingan di Premier League ketat, sih, bahkan melawan tim-tim yang lebih kecil pun sulit, dan tak seperti di liga lain yang cuma punya dua atau tiga kandidat juara," jelasnya.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .
ADVERTISEMENT