Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengagumi Seorang Gentleman Bernama Raul Gonzalez
2 April 2020 15:40 WIB
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sepanjang kariernya, Raul lebih dikenal sebagai seorang 'Pangeran Madrid'. Jejak legendanya terukir nyata di Stadion Santiago Bernabeu, terpatri di hati para pencinta Real Madrid .
Meski begitu, sekadar mengingatkan, nih, Raul juga punya catatan sejarah di negeri lain, enggak cuma di Ibu Kota Spanyol. Salah satunya di Gelsenkirchen, Jerman.
Ya, Raul pernah membela Schalke 04 selama 2010-2012. Kilas kariernya masih dikenang betul oleh Fuchs --rekan setim Raul ketika itu-- hingga hari ini.
"Aku masih menunjukkan video-video Raul sejak aku bermain dengannya kepada para pemain Leicester City. Dia luar biasa," kata Fuchs kepada Goal International .
Sekadar catatan, Fuchs membela Die Koenigsblauen selama 2011-2015. Artinya, dia dan Raul memang pernah main bareng sepanjang musim 2011/12.
ADVERTISEMENT
Meski cuma semusim, rupanya pengalaman itu begitu membekas di benak Fuchs. Tentang seorang gentleman bernama Raul Gonzalez.
"Dia bukan sekadar pesepak bola hebat, dia juga pria (gentleman) yang baik, dan dia adalah salah satu pemain terbaik yang pernah main bersamaku," terangnya.
"Itu mimpi yang menjadi kenyataan karena dia adalah salah satu pemain bintang terbesar yang suka kutonton dalam proses kedewasaanku. Tiba-tiba, ada kesempatan untuk bermain dengannya, membantunya untuk mencetak gol," lanjutnya.
Well, kepindahan Raul ke Schalke o4 kala itu memang cukup mengejutkan. Orang-orang pikir, Raul akan menjadikan Los Blancos sebagai satu-satunya klub yang dibelanya sepanjang karier profesionalnya.
Namun, sekonyong-konyong, sosok yang juga pernah bermain untuk tim junior Atletico Madrid itu berlabuh ke Veltins-Arena. Siapa tak kaget coba?
ADVERTISEMENT
Kalau di NBA , mungkin sama kesannya seperti melihat Michael Jordan, legenda Chicago Bulls, bermain untuk Washington Wizards. Atau sama halnya seperti melihat Tom Brady, legenda New England Patriots, kini pindah ke Tampa Bay Buccaneers.
Alhasil, siapa pun yang mengidolai Raul di Gelsenkirchen, di Jerman, pasti sangat antusias dengan keputusannya itu. Tak terkecuali Fuchs.
"Aku pikir itu adalah momen pertama dan terakhirku mengalami starstruck di sepak bola. Orang yang Anda kagumi selama bertahun-tahun bisa satu ruang ganti dengan Anda. Seberapa banyak [pengalamannya] yang bisa kuserap? Begitulah kesan pertamaku," ujarnya.
"Anda mengobrol dengannya dari hari ke hari, pekan ke pekan. Dia jelas merupakan salah satu rekan satu tim terbaikku. Aku bangga, merasa terhormat, dan senang atas pengalaman itu," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Di mana pun berada, Raul tetap seorang gentleman sejati, sosok profesional. Memang, dia tak mampu memberikan gelar Liga Champions kepada Schalke, tetapi trofi DFB Pokal 2010/11 dan DFL Supercup 2010 rasanya sudah cukup bagus.
Khusus trofi yang disebut terakhir, tampaknya itu adalah momen yang paling membekas di benak Fuchs. Pertama, karena dia dan Raul sama-sama turun sebagai starter dan bermain penuh hingga akhir.
Kedua, karena lawan yang mereka kalahkan lewat babak adu penalti di laga itu adalah Borussia Dortmund --rival Schalke di Revierderby. Keduanya memang tak menjadi eksekutor, tetapi setidaknya mereka berhak merayakannya bersama-sama.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini .
ADVERTISEMENT