Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tinggalkan Kota Medan, Pria Ini Sukses Mengepul Minyak Jelantah di Jakarta
1 April 2023 13:21 WIB
Tulisan dari Suwandonadi Simanullang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memulai sesuatu yang lebih besar memang bukan perkara mudah. Berbekal pengalaman saat masih menjadi mahasiswa, Daniel Horas Panjaitan (28), alumni Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Medan, melakukan ekspansi bisnis minyak jelantah di ibu kota.
ADVERTISEMENT
Ia terinspirasi dari usaha pamannya yang sudah menggeluti bisnis ini terlebih dulu. Menurutnya, prospek bisnis pengepulan minyak jelantah ini sangat tinggi karena penggunaan minyak goreng oleh masyarakat sangat tinggi. Ia kemudian memutuskan untuk terjun ke bisnis ini saat masih kuliah semester tiga.
“Saya memulai profesi ini semenjak saya kuliah semester 3. Saya mendapat inspirasi usaha ini dari paman saya yang sudah terlebih dahulu menggeluti usaha ini. Dan saya melihat potensi yang sangat besar terhadap prospek bisnis pengumpulan minyak jelantah ini”, kata Daniel.
Daniel memulai bisnis ini dengan modal yang relatif kecil, ia mampu berkembang berkat keuletannya. Ia mulai mengunjungi tempat makan yang menggunakan minyak goreng untuk melakukan pendekatan dengan para penjual. Sebelum membahas bisnis, Ia terlebih dahulu makan di tempat tersebut, kemudian berdiskusi dengan penjual terkait minyak sisa penggorangan.
ADVERTISEMENT
Tak jarang, Ia menemui banyak penjual yang membuang minyak sisa penggorengan. Daniel kemudian mencoba menawar untuk kemudian dibeli. Para penjual biasanya langsung tertarik karena ada uang tambahan dari minyak jelantah yang pada dasarnya akan dibuang.
Dalam beberapa kesempatan, Daniel juga menemui tempat makan yang sudah menjual minyak jelantah kepada pengepul lain. Daniel kemudian menawari dengan harga yang lebih tinggi. Terkadang penjual menolak tawaran itu, namun tak sedikit yang menerima karena tidak adanya perjanjian yang mengikat.
Berjalan beberapa tahun, Daniel kemudian mencoba melakukan pendekatan dengan hotel, restoran, sampai penyedia jasa katering. Ia melihat potensi mendapatkan suplai minyak jelantah akan lebih tinggi karena biasanya lebih banyak minyak sisa.
Hijrah ke Jakarta Demi Prospek yang Lebih Besar
Meski bisnis di Medan berjalan dengan baik, bahkan mengalami peningkatan, Daniel memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Alasannya, Ia menilai prospek bisnis minyak jelantah di Jakarta akan lebih besar.
ADVERTISEMENT
“Kuantitas jumlah restoran, rumah makan, bioskop lumayan. Masyarakat di Jakarta juga lebih konsumtif akan minyak goreng dibanding Medan”, katanya.
Hijrah ke Jakarta sejak tahun 2021 membuat Daniel harus memulai bisnis minyak jelantah ini dari nol. Setiap harinya, Ia mengunjungi tempat-tempat makan untuk menawar minyak sisa penggorengan.
“Saya mulai bisnis ini lagi dari nol. Baik Marketing, pengelolaan keuangan, sampai operasional seperti menawar minyak sisa rumah makan hingga membawa pulang minyak ke tempat pengepulan”, paparnya.
Meski awalnya kesulitan, Daniel mengaku senang karena penghasilannya meningkat drastis dibanding saat masih di Medan.
Rencana Mengepul Minyak Jelantah dari Berbagai Kota
Perlahan tapi pasti, Daniel akhirnya bisa menikmati hasil kerja kerasnya selama ini. Ia bahkan berencana untuk menjangkau kota-kota sekitar Jakarta kedepannya. Ia berharap nantinya bisa berkolaborasi dengan pengepul dari kota-kota lain. Pengepul dari kota-kota lain bisa mengirimkan minyak jelantah menggunakan jasa pengiriman, seperti JNE Trucking (JTR) .
ADVERTISEMENT
Menurut pria yang juga pernah menggeluti bisnis thrifting ini, omset yang Ia dapatkan dari mengepul minyak jelantah mencapai 2,5 juta rupiah per hari. Ia mampu mengumpulkan sekitar 30 jeriken setiap harinya dengan kisaran harga 100 ribu rupiah per jerikennya.
“Omset bisnis ini bisa mencapat 2,5 juta per hari. Bisa sampai 30 jeriken sehari. 1 jeriken biasanya 100 ribu rupiah”, paparnya lewat WhatsApp.
Daniel, yang sebelumnya gagal seleksi BUMN ini, mengaku harus bekerja keras setiap harinya untuk meraih impiannya. Ia secara terus-menerus mengajak masyarakat agar peduli lingkungan dengan tidak membuang minyak sisa penggorengan. Daniel menilai bahwa sebagai pengepul minyak jelantah, Ia harus mampu meyakinkan masyarakat tentang pemanfaatan minyak jelantah ini.
“Sebagai pengepul jelantah itu menjadi tugas buat kita untuk mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sembarangan minyak jelantah ke lingkungan. Malah, minyak jelantah tersebut bisa menjadi sebuah nilai ekonomis jika di gunakan secara tepat”, pungkas Daniel.
ADVERTISEMENT
#JNE32tahun #JNEBangkitBersama #jnecontentcompetition2023 #ConnectingHappiness