Buzkashi, Kebangkitan Afghanistan: Simbol Keuletan dan Semangat Bangsa

Buzkashi olahraga nasional dan sebuah "gairah" di Afghanistan, sering dimainkan pada hari Jumat dan menarik ribuan penggemar (Foto: Emran Sayeed, Free to use under the Unsplash License)

Seperti dimuat dalam artikel "Afghanistan’s favorite sport is thriving, even under Taliban rule", 17 Februari 2025, The Washington Post, yang ditulis oleh Rick Noack dan Carolyn Van Houten, buzkashi tetap menjadi olahraga yang digemari di Afghanistan, bahkan semakin berkembang setelah Taliban kembali berkuasa. Artikel tersebut menyebutkan bahwa olahraga berkuda ini tetap mendapat dukungan luas dan mampu menarik ribuan penonton, termasuk dari kalangan pemerintah. Keberlanjutan buzkashi mencerminkan semangat masyarakat Afghanistan dalam mempertahankan budaya dan tradisi mereka, sekaligus menunjukkan ketahanan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan sejarah.

Buzkashi bukan sekadar olahraga, tetapi juga cerminan keuletan dan kegigihan bangsa Afghanistan. Sejak dulu, rakyat Afghanistan dikenal sebagai bangsa yang tangguh, mampu bertahan dan bangkit dari berbagai situasi. Melalui buzkashi, mereka menegaskan kembali identitas nasional yang kuat, menjadikan tradisi ini sebagai simbol persatuan dan kebanggaan. Pemerintah Afghanistan mendukung penuh olahraga ini dengan memberikan fasilitas yang lebih baik bagi atlet dan pemilik kuda, sehingga buzkashi terus berkembang dan semakin dikenal di dunia internasional.

Dalam Islam, berkuda memiliki nilai tersendiri. Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk berlatih berkuda, berenang, dan memanah sebagai bentuk ketahanan fisik dan mental. Buzkashi, sebagai olahraga berkuda tradisional, tidak hanya memenuhi anjuran tersebut tetapi juga mengajarkan keberanian, ketangkasan, dan kerja sama. Nilai-nilai ini sejalan dengan semangat perjuangan bangsa Afghanistan, yang selalu mengutamakan keberanian dan ketahanan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Jika dibandingkan dengan olahraga berkuda di negara-negara maju seperti polo di Inggris atau rodeo di Amerika Serikat, buzkashi memiliki keunikan tersendiri. Olahraga ini tidak hanya mengandalkan keterampilan individu tetapi juga strategi tim, menjadikannya lebih dinamis dan penuh tantangan. Di Indonesia, berkuda juga mulai berkembang, terutama di lingkungan pesantren dan komunitas berkuda, meskipun belum mencapai popularitas seperti buzkashi di Afghanistan. Keberhasilan Afghanistan dalam menjaga dan mempromosikan buzkashi bisa menjadi inspirasi bagi negara lain dalam melestarikan tradisi lokal mereka.

Dalam perspektif nilai universal dan Islam, buzkashi mengajarkan keberanian, sportivitas, dan ketangguhan, yang merupakan prinsip penting dalam membangun masyarakat yang kuat dan harmonis. Olahraga ini juga membuktikan bahwa tradisi dapat terus berkembang tanpa kehilangan identitas aslinya. Dukungan pemerintah Afghanistan terhadap buzkashi menunjukkan bahwa olahraga dapat menjadi alat pemersatu yang memperkuat hubungan sosial dan kebanggaan nasional.

Ada beberapa learning points yang bisa diambil dari perkembangan buzkashi. Pertama, budaya yang dijaga dengan baik dapat menjadi simbol kebangkitan suatu bangsa. Kedua, tradisi yang dikombinasikan dengan inovasi modern dapat meningkatkan daya saing global. Ketiga, keberhasilan buzkashi menunjukkan bahwa Afghanistan semakin terbuka dalam mengenalkan budayanya ke dunia, menjadikannya bagian dari diplomasi budaya yang efektif.

Keberlanjutan dan perkembangan buzkashi menjadi bukti bahwa Afghanistan terus maju dengan menjaga warisan budayanya sambil beradaptasi dengan perubahan zaman. Dengan semakin banyaknya perhatian dunia terhadap buzkashi, Afghanistan memiliki peluang besar untuk memperkuat citra positifnya di kancah internasional sebagai negara dengan budaya yang kaya, masyarakat yang kuat, dan semangat yang tak tergoyahkan.