Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Komunikasi yang Buruk, Berakibat Fatal !
7 Oktober 2024 17:19 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Syafira Nabila Hikmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketidakefektifan komunikasi sering terjadi dalam dunia keperawatan, seperti banyaknya komplain masyarakat terkait perawat yang cuek bahkan ketus saat berkomunikasi baik dengan pasien maupun keluarga pasien. Antara perawat dan tim kesehatan pun tidak luput dari kegagalan komunikasi efektif.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, sebuah studi CRICO mengungkapkan kasus dimana kegagalan komunikasi antara seorang perawat dan dokter bedah berujung fatal. Perawat tidak menyampaikan bahwa pasien pasca operasi mengalami nyeri perut dan penurunan jumlah sel darah merah, yang merupakan tanda jelas pendarahan internal. Akibat kelalaian ini, pasien akhirnya meninggal karena pendarahan yang tidak tertangani.
Selain membahayakan keselamatan pasien, komunikasi yang buruk membawa dampak serius lainnya. Pasien sering menghadapi penundaan panjang di berbagai tahapan perawatan mereka di rumah sakit, yang sebagian besar disebabkan oleh kurangnya koordinasi antara staf medis. Kondisi ini memperlambat penanganan, memperpanjang masa rawat inap, dan berkontribusi pada skor kepuasan pasien yang rendah, serta merugikan citra operasional rumah sakit secara keseluruhan.
Untuk mencegah adanya ketidakefektifan dalam komunikasi, sikap perawat yang ditunjukkan dengan pasien sangat mempengaruhi keberhasilan hubungan teraupetik yaitu :
ADVERTISEMENT
1. Gerakan Tubuh
Pasien dan keluarga melihat dari segala sesuatu yang perawat lakukan dari sikap tubuh, ekspresi wajah seperti bersenyum, kontak mata, saat berbicara sedikit membungkuk, tidak melipat tangan atau memasukkan ke kantong.
2. Jarak
Saat berinteraksi dengan pasien jangan terlalu dekat.
3. Sentuhan
Dilakukan secara tenang untuk menganalisis kondisi pasien dan respons. Perlu diperhatikan pada pasien tertentu, seperti tidak mau disentuh sama lawan jenis.
4. Diam
Ada kalanya sebagai menyampaikan pesan menjeda dan diam. Berguna untuk memfasilitasi pasien dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya serta memberi kesempatan untuk berpikir tentang jawaban pertanyaan yang diajukan oleh perawat.
5. Volume dan Nada Suara
Mempengaruhi penyampaian pesan kepada pasien, khususnya pada lansia gunakan volume suara tinggi dengan nada rendah. Sedangkan pasien perilaku kekerasan, volume dan nada suara rendah tetapi tetap tegas.
ADVERTISEMENT
Komunikasi adalah proses dinamis yang terjadi sepanjang waktu untuk melakukan pertukaran informasi atau ide melalui interaksi dua orang atau lebih. Komunikasi yang efektif tercapai apabila pengirim pesan (sender) menerima feedback yang diinginkan dan sender memastikan bahwa recipient menerima pesan tersebut dengan baik.
Oleh karena itu, sangat penting proses komunikasi efektif dalam membangun hubungan antara perawat dan pasien. Perawat perlu mengetahui cara berkomunikasi secara efektif dan bekerja sama dalam tim untuk mendapatkan informasi yang tepat dibagikan pada waktu yang tepat. Jika komunikasi yang efektif tidak diterapkan, maka asuhan keperawatan untuk pasien akan terganggu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam pelayanan diantaranya :
1. Persepsi
Cara seseorang memperhatikan, memandang, mengartikan, menilai, dan memutuskan sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Persepsi seseorang akan berbeda-beda, mempengaruhi tentang pesan yang disampaikan dan diterima oleh kedua belah pihak, serta perlu keikhlasan untuk memahami, menerima, menghargai pandangan orang lain.
ADVERTISEMENT
2. Nilai
Merupakan keyakinan yang dianut seseorang. Saat berkomunikasi antar tenaga kesehatan berfokus pada upaya peningkatan memberi pertolongan kesehatan, sedangkan dengan klien mengarah pada memberikan dukungan untuk mengatasi masalah kesehatan.
3. Emosi
Merupakan subjektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi di sekelilingnya.
4. Sosial Budaya
Latar belakang mempengaruhi jalannya komunikasi, sehingga dapat dijadikan pegangan bagi tenaga kesehatan saat bertutur kata, bersikap dalam berkomunikasi dengan klien.
5. Pengetahuan
Komunikasi akan sulit berlangsung apabila terjadi perbedaan tingkat pengetahuan dari pelaku komunikasi.
Prinsip-Prinsip Komunikasi, antara lain :
1. Respect
Sikap menghargai setiap klien yang menjadi sasaran. Komunikasi dilandasi rasa dan sikap saling menghargai, menghormati, membangun kerjasama menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja baik sebagai individu maupun tim pemberi asuhan.
ADVERTISEMENT
2. Empathy
Kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh klien. Salah satu prasyarat utama yaitu kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
3. Audible
Pesan yang disampaikan dapat didengar atau diterima oleh pasien dengan baik.
4. Clarity
Kejelasan dari pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan dari pasien.
5. Humble
Sikap rendah hati akan membangun komunikasi yang efektif dengan pasien.
Aspek Komunikasi Efektif terbagi menjadi :
1. Fostering the Relationship
Membangun hubungan saling terbuka, jujur, menghargai pendapat, privasi, otonomi pasien (memutuskan atas dirinya dengan memiliki kemampuan kognitif yang cukup, empati dan kontak mata, menjadi pendengar yang baik, serta memotivasi pasien untuk semangat melalui penyakitnya.
ADVERTISEMENT
2. Gathering Information
Menggali informasi secara lengkap, sehingga mendapatkan gejala yang dirasalan oleh pasien.
3. Providing Information
Memfasilitasi pemahaman terkait informasi yang dibutuhkan, dan memberikan informasi secara keseluruhan tanpa menakut-nakuti atau mengancam pasien.
4. Decision Making
Pasien mempunyai hak atas informasi, menolak atau menerima pengobatan, privasi, catatan medis, dan keikutsertaan dalam penelitian.
5. Responding the Emotion
Tenaga kesehatan bertanggung jawab melakukan advokasi, menilai minat dan kapasitas pasien dalam manajemen diri.
6. Enabling Disease, Care, and Treatment Related Behaviour
Memfasilitasi ekspresi emosional pasien terhadap penyakitnya, menciptakan hubungan interpersonal antara tenaga kesehatan dan pasien dengan komunikatif.
Komunikasi dan interaksi yang baik antara perawat dan pasien memiliki pengaruh positif terhadap asuhan keperawatan (Mona Saparwati, 2022), diantaranya :
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan, komunikasi yang efektif merupakan kunci keberhasilan dalam asuhan keperawatan yang sangat mempengaruhi keselamatan dan kualitas perawatan pasien. Ketidakefektifan komunikasi bisa berakibat fatal, seperti kasus diatas kegagalan komunikasi antara perawat dan dokter bedah yang menyebabkan kematian pasien karena pendarahan yang tidak tertangani.
Pentingnya komunikasi efektif antara perawat dan pasien tidak hanya dalam pertukaran informasi, melainkan membangun hubungan yang positif berguna untuk mendukung proses penyembuhan pasien. Dengan demikian, upaya peningkatan komunikasi efektif harus menjadi prioritas dalam praktik keperawatan untuk memastikan keselamatan dan kepuasan pasien, serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Disusun oleh: Kelompok 4 Kelas A3
Mata Kuliah Komunikasi Teraupetik
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya