Konten dari Pengguna

Budaya Didikan Orang Tua Pengaruh Pada Karakter Anak

Saiful Bahri
Mahasiswa Fakultas Hukum universitas Muhammadiyah surabaya.
28 Mei 2024 7:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Saiful Bahri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang tua mendidik anak. Foto:istockphoto-1591212302-612x612
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang tua mendidik anak. Foto:istockphoto-1591212302-612x612
ADVERTISEMENT
Ada banyak cara dalam mendidik anak untuk menjadi harapan dimasa depannya, dimana semua orang tua berharap anaknya bisa membanggakan dengan pencapaian prestasinya baik secara kemampuan akademik maupun secara etika, apalagi hidup dalam budaya yang kental akan penilaian orang lain terhadap sikap dan prilakunya,maka disanalah peran orang tua menjadi hal yang paling utama dan sangat dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Orang tua dengan senang hati mendidik anaknya dengan cara sebaik mungkin,bahkan sampai pontang panting mencari usaha demi mencukupi kebutuhan anaknya,akan tetapi yang perlu kita kaji bersama tentang budaya yang mengarah pada potensi memperbudak orang tuanya,sebut saja seperti contoh menekan orang tuanya untuk bisa memenuhi segala kemauannya yang berupa barang sebagai alat untuk hidup hedonis,yakni handpon,motor dan lain semacamnya,dengan tujuan untuk bisa saling bersaing dengan teman-temannya.
Jadi menyoal hal tersebut,tentu juga perlu mengulas dari berbagai macam pengalaman yang sudah kita sering temukan disetiap daerah,dalam tulisan ini saya pribadi bermaksud untuk kembali menarasikan bentuk konten kreator atau filem pendek yang ditayangkan di akun youtube resminya “ MATA PENA” yang mana mata pena merupakan wadah yang berisi buah karya oleh seorang seniman yang berasal dari sampang madura, pada filem pendek tersebut menceritakan tentang macam-macam cara orang tua dalam mendidik anaknya dengan judul “anak e manja”, jika diterjemahkan dalam bahasa indonesianya adalah seorang anak yang di manja.
ADVERTISEMENT
Setelah saya menonton serta memperhatikan secara cermat,dalam filem tersebut adegan dari pemeran bapak buddin yang mendidik anaknya yaitu atas nama ufron dengan didikan yang penuh sederhana,sebab melihat kecukupan dalam hidupnya(keadaan ekonominya menengah kebawah),hal itu dapat mengingatkan pada perjalanan hidup saya sedari dulu hingga sekarang,yang mana saya merupakan seorang anak yang terlahir dalam lingkungan yang di didik untuk tidak manja,penuh dengan pernak pernik narasi hidup hingga pada akhirnya dapat menumbuhkan kesadaran,bahwa hidup sederhana itu merupakan sebuah gaya hidup yang dapat membentuk karakter kedewasaan,karena dalam konsep hidup sederhana secara otomatis menjadikan kita selalu mandiri disetiap keadaan dan itu bisa kita praktekkan dimana saja,baik di desa sendiri atau bahkan dalam dunia perantaun.
ADVERTISEMENT
Dalam filemnya juga mengisahkan seorang anak yang bernama sirut dia anak dari bapak sanili,yang mana didikan dari bapak sanili terhadap anaknya sagatlah terkesan manja, karena dengan gampangnya membelikan barang yang diminta oleh anaknya, sehingga secara perlahan karakter sirut terbentuk sebagai anak yang suka menakan orang tuanya untuk mencukupi kemaunnya dalam kondisi apapun, agar bisa sama gaya hidupnya dengan anak tetangga yang kaya yakni bisa menyaingi dulmawi sebagai pemeran anak orang kaya dalam filemnya.
Pada salah satu adegan filemnya,suatu saat dulmawi mendatangi sirut dan ufron ke gazebo,gazebo sendiri merupakan tempat nongkrongnya anak-anak muda,biasanya di bangun ditempat yang pemandangannya indah,waktu itu dulmawi mengendarai motor yang baru dibelikan oleh orang tuanya yaitu bapak jakfar,dalam obrolannya ufron menampakkan sikap kagumnya terhadap motor dulmawi,sebab ufron merupakan tipe anak yang di didik dengan cara sederhana,sedang sirut dengan angkuhnya mengatakan”kalau cuma beli motor seperti itu sekalipun saya mau beli sekarang saya mampu”akhirnya ditanggapi oleh dulmawi”kalau emang mampu coba buktikan”akan tetapi sirut kembali ngeyel kepada dulmawi dengen mengatakan”tapi kalau saya lebih kagum pada orang yang beli mobil”sehingga lambat laun obrolan tersebut berakhir,karena sirut keburu pulang untuk segera menghampiri orang tuanya dan minta dibelikan motor.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemudian sirut dengan senang hati mengelus motor barunya yang dibelikan oleh bapaknya, sehabis itu sirut bergegas menghampiri dulmawi ke gazebo,yang sudah menjadi kebiasaan untuk mengisi waktu luangnya dengan cara nongkrong, dengan tujuan sirut mau memamerkan motor yang dia punya, setelah tiba di gazebo dulmawi seraya menanyakan kepada sirut kenapa sirut tidak membeli mobil saja,dulmawi mengatakan kepada sirut”kenapa kok tidak beli mobil saja kamu rut,katanya lebih waw mobil daripada motor” tapi sirut malah menjawab dengan tingkah ngeyelnya “ iya biasa dul,secara perlahan dulu,sekarang beli motor baru nanti kalau sudah pengen mobil tinggal beli” obrolan pada waktu itu dialihkan untuk menanyakan kabar ufron,sirut minta kepada dulmawi untuk menelvon ufron supaya bisa bergabung dan nongkrong bersama.
ADVERTISEMENT
Dalam situasi saat itu sirut Kembali dikagetkan oleh handpon milik dulmawi,yang mana handpon yang dimiliki dulmawi sanagatlah bagus dan sangat mahal harganya,sehingga membuat sirut berencana untuk meminta dibelikan oleh bapaknya,waktu itu sirut dengan cepatnya Kembali kerumahnya dan lansung minta kepada bapaknya untuk dibelikan handpon tersebut,dalam obrolannya bapak sempat menanyakan harga dari handpon yang dimiliki oleh dulmawi,ternyata harga tersebut sangat mengagetkan bapaknya sirut,karena handpon tersebut seharga Rp.15 juta, handpon seharga itu bukanlah hal yang wajar bagi kalangan petani,akan tetapi demi memenuhi kemauan anaknya bapak sanili tetap berusaha mencarinya.
Hingga pada akhir adegan dalam filem tersebut,bapak sanili pontang panting mencari pinjaman uang untuk bisa membelikan hadpon anaknya,yakni bapak sanili mencoba mencari pinajaman kepada kepala desa setempat,yaitu bapak kenz madkur sebagai klebun atau kepala desa morleke,akan tetapi bapak kepala desa tidak mengindahkan apa yang menjadi tujuan dari bapak sanili,karena dianggap hal tersebut kurang penting keperluannya,sebab kepala desa berfikir,jangan semua kemauan anak dipenuhi,apabila hanya untuk modal gaya hidup yang mewah tidak perlu disegerakan,baru kalau perihal kebutuhan pendidikan harus segera dicukupi.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya sirut meagih apa yang dikatakan bapaknya,akan tetapi bapak belum bisa membelikan handpon tersebut,sehingga dengan angkuhnya sirut membuat perlawanan kepada bapaknya dengan cara mendorong sampai jatuh dan sedari berkata”aku pengen pergi dari rumah ini,karena bapak tidak bisa mencukupi dan memenuhi kemauan saya,sehingga saya tidak sama dengan anak orang lain”,dan berakhirlah filem itu dengan diakhiri bentuk kedurhakaan seorang anak kepada orang tuanya.
Dalam filem dan artikel ini tidak ada tujuan untuk menyinggung setiap individu,banyak hikmah yang dapat kita ambil,selain filem tersebut dapat menjadi pesan penting terhadap orang tua dalam mendidik, juga berupa pesan kesadaran kepada setiap anak dalam berhati-hati menjaga sikap kepada orang tua,bukan karena hanya sebab ingin hidup mewah dengan segala fasilitas yang di dibelikan orang tua dapat berprilaku durhaka kepada orang tua.
ADVERTISEMENT