Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Politik Tidak Lagi Asik, Mengapa?
18 November 2024 10:54 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Saiful Bahri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kegaduhan kondisi politik di negeri yang katanya negara demokrasi ini sudah sangat menjadi hal yang cukup meresahkan, sebab tidak sedikit yang kita temui tentang keluh kesah masyarakat yang berada di daerah manapun, ketika menyoal terkait kebobrokan praktik politik, cara-cara kotor seakan-akan sudah menjadi budaya yang sangat di banggakan, dimanakah letak kesadaran para elite politik? Sudahkah kesadaran itu terkubur dalam-dalam demi secuil kekuasaan? Sungguh begitu menyedihkan, yang tidak kalah miris daripada hilangnya kesadaran tersebut yakni maraknya kekerasan fisik sebab ambisinya terhadap jabatan.
ADVERTISEMENT
Bukankah sudah kita ketahui bersama, bahwa hal yang menjadi nilai fundamental dalam filsafat politik dan merupakan bentuk pencapaiannya tertuang dalam tiga maksud yaitu, keadilan (justice),kebebasan ( freedom) dan yang terakhir kedaulatan (supremus), haruskah nilai-nilai mulia ini musnah dengan begitu gampangnya, tulisan ini bukan berarti mencerminkan seorang penulisnya sebagai orang yang benci terhadap politik, karena seyogyanya sampai kapanpun dan siapapun akan butuh terhadap politik, namun tulisan ini sebagai bentuk untuk saling menyadari bersama tentang indahnya pencapaian politik yang didasari dengan cara yang bersih.
Saya rasa narasi ini yang kemudian sangat relevan dengan salah satu lagu karya iwan fals yang berjudul “ sumbang” yang mana Lagu "Sumbang" karya Iwan Fals itu memang menyimpan makna yang cukup dalam dan mengundang berbagai interpretasi. Secara garis besar, lagu ini menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi sosial dan politik yang terjadi di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Beberapa makna yang bisa kita ambil dari lagu “ sumbang “ itu, pertma lagu itu menyajikan sebuah bentuk kritik terhadap ketidakadilan, lirik lagu itu sangat menggambarkan kondisi masyarakat yang penuh dengan ketidakadilan, seperti penindasan, korupsi, dan kesenjangan sosial. Iwan Fals seakan ingin menyadarkan kita bahwa banyak pihak yang mengambil keuntungan dari situasi tersebut, kedua lagu itu juga mengandung sebuah ajakan untuk tidak apatis, sebab lagu itu mengajak pendengarnya untuk tidak tinggal diam dan ikut berperan dalam memperbaiki kondisi yang ada. Meskipun banyak tantangan, kita harus tetap berjuang untuk keadilan dan kebenaran dan yang terakhir termuat sekuntum Harapan akan perubahan, di balik semua kritik dan keprihatinan, lagu "Sumbang" juga menyiratkan harapan akan perubahan. Iwan Fals seolah ingin mengatakan bahwa kita masih bisa mengubah keadaan jika kita bersatu dan berjuang bersama.
ADVERTISEMENT
Dalam lagu sumbang tersebut terdapat juga beberapa lirik yang bisa kita jadikan soroton seperti "Setan setan politik 'kan datang mencekik" lirik ini menggambarkan bagaimana politik seringkali digunakan sebagai alat untuk menguasai dan menindas rakyat, selanjutnya lirik lagu yang berbunyi "Maling teriak maling, sembunyi balik dinding" hal ini adalah sindiran terhadap para pemimpin yang korup dan tidak bertanggung jawab dan juga termuat dalam lirik lagu "Apakah selamanya politik itu kejam" inilah merupakan sebuah pertanyaan retoris yang mengajak kita untuk merenungkan kondisi politik yang ada, sebagaimana yang tersusun pada narasi di awal bahwa memang kondisi praktik politik sangatlah bobrok.
Lagu sumbang karya iwan fals itu tetap relevan dan populer sampai sekarang, utamanya di kalangan mahasiswa yang sering terdengar keras di warkop-warkop kopi, karena lagu tersebut sebagai jawaban dari masalah sosial yang belum terpecahkan, masalah-masalah yang di maksud seperti ketidakadilan, korupsi, dan kesenjangan sosial masih menjadi isu yang relevan hingga saat ini, lagu tersebut juga tetap menjadi kritik terhadap kekuasaan, lagu itu mengingatkan kita akan pentingnya mengawasi dan mengkritik kekuasaan agar tidak disalahgunakan. Pun juga lagu tersebut tertuang sebuah bentuk ajakan untuk berpartisipasi, lagu itu mengajak kita untuk aktif terlibat dalam kehidupan bermasyarakat dan memperjuangkan hak-hak kita.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya kalau bicara secara tinjaun historisnya memang sedari dulu dalam perebutan kekuasaan itu selalu dikenal dengan istilah tumpah darah, akan tetapi masihkah kita mau mengabadikan cara tersebut, bukankah era sekarang sudah tidak lagi pantas jika disamakan dengan zaman dahulu, di era yang serba diwarnai peradaban ini tentu lebih menciptakan nuansa-nuansa kesejahteraan bukan malah semakin menciptakan sebuah keresahan, saya lebih setuju berperang secara intelektual daripada berperang secara fisik yang menelan salah satu korban.
Langkah seterusnya pasca melihat secara kacamata fakta tentang maraknya kebobrokan politik di negeri ini, pihak yang berwenang yakni pemerintah bisa meminimalisir kebobrokan dalam politik dengan cara meningkatkan pendidikan politik, dalam proses ini tidak hanya digelar di tingkat kota melainkan harus menyeluruh terhadap setiap daerah, dan juga dalam proses ini tidak hanya terpaku pada pemerintah, pihak lain juga bisa melangsungkan seperti para akademisi yang betul-betul mumpuni secara pengetahuan politik.
ADVERTISEMENT
Lalu harus adanya reformasi sistem politik, seperti perubahan mendasar terhadap struktur, mekanisme, dan norma-norma dalam sistem pemerintahan, yang mana perubahan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja pemerintahan, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan mewujudkan nilai-nilai demokrasi yang lebih baik.
Meningkatnya perkembangan elektronik juga harus mampu menjadi jembatan terhadap persoalan ini semua, contohnya media massa, baik itu media cetak, maupun digital, memiliki peran yang sangat krusial dalam membangun dialog public, sebagai pilar demokrasi, media berfungsi sebagai jembatan antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait.
Yang paling terakhir tidak kalah pentingnya yaitu peran generasi muda dalam membangun sebuah perubahan, dengan adanya peran dari generasi muda mungkin lebih cepat terciptanya perubahan, mengingat terhadap kata-kata bapak proklamator kita yang mana secara tegas menyampaikan” beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” ungkapan ini memberi kesan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam kemajuan negara.
ADVERTISEMENT