Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Masalahnya Belajar dengan 1 Murid?
19 Juli 2023 11:50 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gara-gara PPDB (Pendaftaran Peserta Didik Baru) sistem zonasi, ada sekolah yang tidak dapat murid. Ada pula sekolah yang muridnya sedikit, direncanakan akan digabungkan. Pemerintah pun akan evaluasi sistem zonasi dalam PPDB. Karena dianggap tidak fair, tidak mengakomodir calon peserta didik secara efektif. Bahkan hari ini, gara-gara PPDB sistem zonasi, ada sekolah yang cuma punya 1 murid. Pendidikan jadi serba salah. Jadinya, pendidikan maunya gimana dan harusnya seperti apa sih?
ADVERTISEMENT
Belajar dengan 1 murid sebenarnya sudah hal biasa terjadi di Gerakan BERantas Buta aksaRA (GEBERBURA) Taman Bacaan Masayarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Seperti yang terjadi pada Minggu (16/7/2023), murid atau warga belajar pemberantasan buta aksara hanya diikuti Ibu Euis. Seharusnya ada 9 kaum ibu yang menjadi warga belajar di program berantas buta aksara ini. Hanya mungkin karena sibuk atau ada urusan lain, maka warga belajar lainnya tidak dapat hadir. Namun begitu, relawan dan wali baca tetap mengajar baca tulis, tetap melayani kegiatan belajar walau hanya 1 murid. Tidak diliburkan, tidak dipercepat. Kegiatan belajar nonformal ini tetap berjalan selama 2 jam sekali pertemuan.
Sebagai lembaga nonformal, taman bacaan sadar betul. Bahwa tidak bisa memaksa warga belajar untuk hadir, Karena itu dibutuhkan cara tersendiri untuk tetap mempertahankan kegiatan belajar berantas buta aksara. Misalnya dengan memberikan seliter beras atau 3 buah mie instan kepada warga belajar yang hadir. Maklum di zaman begini, apa sih menariknya mengajar dan belajar buta aksara. Tapi semuanya tetap berjalan di TBM Lentera Pustaka karena adanya komitmen dan konsistensi dalam berkegiatan. Fokusnya bukan pada siapa yang hadir? Tapi bagaimana TBM tetap istikomah dalam menjalankan perannya di masyarakat? Tidak kadang punya aktivitas, kadang tidak ada aktivitas.
Jadi, gerakan berantas buta aksara tidak masalah belajar dengan 1 murid. Karena di situlah, letak ujian dan tantangan dalam berliterasi dan mengelola taman bacaan. Mau sepenuh hati atau setengah hati? Sedikit atau banyak pengguna layanan di taman bacaan, itulah realitas dan tantangan yang dihadapi.
ADVERTISEMENT
Pegiat literasi di taman bacaan sadar betul Bahwa kegiatan literasi dan taman bacaan adalah jalan bukan tujuan. Maka aktivitas literasi di taman bacaan, harus melibatkan hati bukan hanya logika. Mau merasakan mengajar dengan 1 murid, silakan berkunjung ke TBM Lentera Pustaka setiap hari Minggu siang pukul 13.00 WIB? Sekaligus mengabdi kepada kaum buta aksara. Salam literasi #GeberBura #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka