Konten dari Pengguna

Ulasan Buku The Art of War - Sun Tzu, Bertempur dengan Diri Sendiri

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Edukator Dana Pensiun - LSP Dana Pensiun - Konsultan - Lulus S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
31 Juli 2024 23:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ternyata buku “The Art Of War – Sun Tzu” cukup menarik dibaca. Sebuah pembelajaran tentang memenangkan pertempuran secara klasik. Katanya, “Jika kamu mengenal musuh dan mengenal diri sendiri, kamu tidak perlu takut terhadap hasil dari seratus pertempuran. Jika kamu mengenal diri sendiri tapi tidak mengenal musuh, untuk setiap kemenangan yang kamu dapatkan, kamu juga akan mengalami kekalahan. Jika kamu tidak mengenal musuh maupun diri sendiri, kamu akan kalah dalam setiap pertempuran.”
ADVERTISEMENT
Harus kenal musuh dan kenal diri sendiri. Mungkin hari ini banyak diabaikan orang. Mengenal diri sendiri tapi tidak kenal musuhnya (karena bertopeng menjadi teman). Sebaliknya menuding orang lain sebagai musuh tapi justru tidak kenal dirinya sendiri. Kerjanya memusuhi orang, ternyata dirinya sendiri yang jadi musuhnya.
Buku The Art of War menegaskan kepada kita. Akan pentingnya pengetahuan tentang strategi perang, tentang hakikat pertempuran. Sun Tzu mengajarkan kepada siapapun. Bahwa jangan pernah terjun ke pertempuran tanpa mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta musuhnya. Karena mengenal diri sendiri dan musuh adalah kunci kemenangan.
Dengan kata lain, siapapun bila memiliki pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan musuhnya, pasti dia selalu siap bertempur. Bahkan mampu menyesuaikan strateginya untuk menghadapi segala situasi. Sebaliknya, jika seseorang hanya memahami dirinya sendiri tanpa memahami musuhnya, hasilnya akan lebih tidak pasti, artinya peluang menang dan kalah sama besarnya.
Buku The Art of War - Sun Tzu, seni bertempur dengan diri sendiri
Realitas sekarang, mungkin lebih menyeramkan. Karena banyak orang tidak lagi memahami dengan baik tentang dirinya sendiri maupun musuhnya. Gaya hidup dan pergaulan jadi sebab kehilangan jati diri sekaligus sulit mengenal musuh paling nyaya. Maka akibatnya, kekalahan pasti tidak dapat terelakkan. Bahkan sering kalah sebelum bertempur, sudah menyerah sebelum memulai. Ajaran ini ternyata tidak hanya berlaku dalam konteks perang. Tapi juga dalam berbagai aspek kehidupan seperti sosial, politik, bisnis, taman bacaan, bahkan dalam interaksi sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Bila semua aktivitas dianggap pertempuran, maka lebih baik kenali diri sendiri dan musuh kita. Lebih baik bersiap dengan memperbaiki diri daripada berharap bahwa musuh tidak pernah datang. Jangan terlalu senang memamerkan kelebihan, karena di situ musuh sedang menyusun strategi untuk melumpuhkan kita.
Saat bertempur di manapun, ada baiknya jangan menuding terlalu sering orang lain sebagai musuh. Karena seringkali, musuh itu ada pada diri sendiri. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TheArtofWar #BacaBukanMaen