Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN UNDIP Beraksi: Wujudkan Desa Bakalan Bebas Stunting
11 Agustus 2024 14:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Syifa Almaas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Batang (28/07), stunting, masalah gizi kronis yang mengancam masa depan generasi penerus, menjadi perhatian khusus di Desa Bakalan. Namun, melalui semangat gotong royong dan kolaborasi yang kuat antar stakeholder di desa, kita dapat membentuk langkah pencegahan stunting sedini mungkin.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa KKN TIM II UNDIP melakukan sosialiasi dan edukasi mengenai pentingnya peran stakeholder dalam mencegah stunting sebagai bentuk collaborative governance untuk mencapai tujuannya, pemaparan dilakukan kepada perangkat desa, bidan desa, dan masyarakat yaitu ibu hamil di Desa Bakalan.
Dalam pemaparan oleh Mahasiswa Tim KKN yang bertugas yaitu Syifa Almaas Dayrico dari jurusan Administrasi Publik menjelaskan bahwa, kunci keberhasilan program pencegahan stunting di Desa Bakalan terletak pada integrasi dan koordinasi yang kuat antara pemerintah desa, bidan, dan masyarakat. Melalui kerja sama yang solid, berbagai program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, sehingga mampu mencapai hasil yang optimal.
Salah satu kunci keberhasilan program ini adalah integrasi berbagai program. Pemerintah Desa mengalokasikan anggaran khusus untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung pencegahan stunting, seperti penyediaan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, serta perbaikan sanitasi lingkungan. Sementara itu, Bidan Desa secara rutin melakukan pemantauan pertumbuhan balita, memberikan penyuluhan dan edukasi gizi. Masyarakat pun tidak tinggal diam, mereka dapat mengawasi dan mendukung ibu hamil dan anak balita.
Program "Bakalan Stunting Free (Cegah Stunting Sedini Mungkin)" telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2024 dan mendapatkan antusias dari berbagai pihak serta selain itu kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kolaborasi untuk menurunkan angka stunting telah meningkat. Semoga program ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain, sehingga pada akhirnya kita dapat mewujudkan Indonesia yang bebas dari stunting.
ADVERTISEMENT