Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Nabi Bersabda, Gus Miftah Berkata: Mana yang Lebih Patut Ditiru?
4 Desember 2024 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Taqiyya Qorry 'Aina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Es tehmu ijeh ora? Ijeh, yo kono di dol g***k (Es teh kamu masih tidak? Masih, ya sana dijual (kata umpatan)) !" celetus Gus Miftah dalam sebuah acara pengajian di Lapangan Drh. Soepardi Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Rabu, 20 November 2024. Video Gus Miftah tersebut kini beredar luas di sosial media. Terlihat penjual es teh tersebut hanya bisa tersenyum sembari menarik nafas panjang seperti menahan malu dan emosi. Para rekan Gus Miftah dipanggung bukannya mengingatkan dan menegur, mereka terlihat tertawa dengan lepas.
ADVERTISEMENT
Gus Miftah sendiri merupakan seorang mubaligh dan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman. Saat ini ia menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Ia merupakan keturunan ke-9 Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo.
Diketahui penjual es teh yang diolok oleh Gus Muftah adalah bapak Sunhaji. Ternyata, bapak Sunhaji berjualan es teh karena mengalami cedera petah tulang tangan saat kerja di pemotongan kayu. Akhirnya, pak Sunhaji memilih berjualan es untuk menafkahi istri dan dua orang anaknya yang masih SD dan SMP. Pak Sunhaji dan keluarga tinggal dirumah mertua. Saat Gus Miftah mengolok pak Sunhaji dengan kata hinaan, ternyata dagangan Pak Sunhaji baru laku beberapa cup. Sehingga harus memaksimalkan penjualan es teh utk menghidupi keluarganya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pernyataan beberapa orang, ucapan Gus Miftah kepada si penjual es teh dianggap bercanda. Namun, apakah mengolok dan membuat malu orang yang sedang berjihad mencari uang pantas dilakukan oleh seorang yang dilabeli paham agama?
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini mengajarkan kita untuk menjaga ucapan kita dan hanya berbicara yang baik dan bermanfaat.
Hadist tersebut memiliki kemiripan dengan video yang menjadi sorotan belakangan ini. Dimana seorang Gus mengolok seseorang di depan umum tanpa memikirkan perasaan orang yang dioloknya untuk membuat jamaahnya tertawa. Apakah pantas mencari kebahagiaan diatas kesedihan orang lain?
ADVERTISEMENT
Salah satu akhlak utama Nabi Muhammad SAW adalah menjaga lisan dan berbicara dengan baik. Beliau selalu menghindari perkataan yang kasar, kotor, atau tidak berguna. Dalam berbagai hadits, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk berbicara dengan bijak, menjaga kehormatan orang lain, dan menghindari perkataan yang dapat menyakiti hati.
Akhlak Nabi Muhammad SAW yang mulia dalam berbicara mencerminkan betapa pentingnya menjaga lisan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas hubungan sosial kita dengan orang lain.
Terdapat perbedaan perlakuan Gus Miftah dengan Gus Iqdam. Dimana Gus Miftah mengolok penjual es teh yang keliling pada pengajian tersebut. Sedangkan Gus Iqdam bukannya mengolok tetapi menyuruh penjual tersebut mendengarkan kajian dan membeli seluruh dagangan penjual keliling tersebut. Memanusiakan manusia itu memang sulit. Makanya adab berada diatas ilmu.
ADVERTISEMENT