Konten dari Pengguna

Mengelola Sampah Berbuah Hadiah Tingkat ASEAN

Tatang Muttaqin
Fellow di Groningen Research Centre for Southeast Asia and ASEAN, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
2 Januari 2024 23:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tatang Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
South Asian Waste Hero Award yang diselenggarakan SEAMEO Regional Centre for Sufficiency Economy Philosophy For Sustainability (SEPS).
zoom-in-whitePerbesar
South Asian Waste Hero Award yang diselenggarakan SEAMEO Regional Centre for Sufficiency Economy Philosophy For Sustainability (SEPS).
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tahunan Pertemuan Pejabat Tinggi ke-46 Organisasi Kementerian Pendidikan se-Asia Tenggara (Southeast Asian Minister of Education Organization, SEAMEO) di Bangkok, Putri Rismantia, Guru SD Negeri 17 Talang Ubi di Kabupaten Pali Sumatera Selatan didapuk menjadi Juara Pertama dalam ajang South Asian Waste Hero Award yang diselenggarakan SEAMEO Regional Centre for Sufficiency Economy Philosophy For Sustainability (SEPS).
ADVERTISEMENT
Tia menyampaikan bahwa siswa hebat karena gurunya, dan guru hebat adalah guru yang tidak pernah berhenti. Di sinilah Tia terus belajar dari esensi kegiatan mengajak kami para guru berbagi praktik baik terkait pengolahan sampah, dan menjaga lingkungan di sekitar dengan cara yang mudah dan sederhana.
Dengan tagline, “sampahku tanggung jawabku” yang mempraktikkan strategi pemberdayaan siswa dengan Differentiated Learning For Waste Management Awareness (DEAR) atau metode pembelajaran berdiferensiasi, dari fase diskusi, eksplorasi, aksi, dan refleksi.
Bermula dari pengamatan Rismantia terhadap tingkat kesadaran dalam membuang sampah anak-anak yang ada di kelasnya. Selanjutnya membuat video edukasi pembelajaran penanggulangan sampah yang digunakannya untuk memberikan materi pembelajaran bagi para siswa, perubahan hal kecil yang seringkali sulit diubah.
ADVERTISEMENT
Tia, panggilan sehari-hari Putri Rismantia, mengeksplorasi secara lebih mendalam terkait jenis dan tipe dari sampah yang divisualisasikan dengan gambar dan juga video animasi agar lebih mudah dipahami para siswa.
Selanjutnya, Tia memberikan instruksi terkait pemahaman anak sesudah menonton video dengan mengajak anak membuat karya yang terdiri dari gambar, gambar bercerita, puisi dan lagu yang berkaitan dengan sampah, di mana hasil karya yang mereka buat akan dipresentasikan ke depan kelas.
Untuk selanjutnya, Tia mengajak anak-anak untuk bermain permainan pilah sampah untuk menguji pemahaman anak sudah sejauh mana terkait pengolahan sampah. Fase aksi dengan mengajak anak terjun langsung ke lapangan untuk mengurangi sampah dengan cara membawa wadah bekal sebagai pengganti plastik makanan, membawa botol air minum untuk mengurangi sampah botol plastik dan secara bersama-sama membuat stasiun air minum di kelas.
South Asian Waste Hero Award yang diselenggarakan SEAMEO Regional Centre for Sufficiency Economy Philosophy For Sustainability (SEPS).
Saat Tia mengajak anak membersihkan lingkungan sekitar sekaligus mengarahkan anak cara penyortiran sampah yang benar yaitu sampah organik dan anorganik. Di tahap ini, Tia juga mengajak anak-anak mengolah sampah dengan mengubah sampah menjadi nilai jual. Fase terakhir adalah tahap refleksi dan evaluasi, di mana Tia memberikan lembar refleksi agar anak menuliskan apa yang dirasakan pada saat melakukan kegiatan, hal apa yang mereka sadari dan akan mereka perbaiki terkait kesadaran dalam membuang sampah.
ADVERTISEMENT
Mendapat penghargaan merupakan bonus, namun harapan terbesar Tia adalah memotivasi para guru di seluruh dunia untuk membuat inovasi dari hal yang paling kecil sekalipun. Sebagai pendidik, Tia berharap anak-anak memiliki kesadaran tinggi terkait sampah yang ada di lingkungan sekitar, mampu memahami pentingnya mengolah sampah dengan benar, tanpa harus diperintahkan oleh guru. Semoga pula dengan video praktik baik ini bisa bermanfaat bagi banyak sekolah, dan pastinya semoga menjadi motivasi untuk para guru baik di Pali Sumatera Selatan, di Indonesia dan juga negara-negara ASEAN lainnya. Dimulai dari hal kecil membangun kesadaran anak-anak sejak usia dini,“Sampahku, tanggung jawabku”.
Di tingkat sekolah, proyek pengelolaan sampah di Sekolah Alam Pacitan juga mendapat penghargaan di Forum Pejabat Tinggi Kementerian Pendidikan se-Asia Tenggara. Program pengelolaan sampah adalah proyek kolaborasi siswa dan sekolah untuk mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, dan mengganti limbah dan juga pendidikan lingkungan. Program ini terdiri dari tindakan seperti memilah sampah, menghemat sampah, mengelola sampah organik dan anorganik menjadi produk yang bermanfaat, dan juga aksi lingkungan. Program ini diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar seperti matematika, bahasa, sains, sosial, kewarganegaraan, dan seni. Hal ini juga untuk mengembangkan keterampilan siswa, komunikasi, sosial, dan emosional
ADVERTISEMENT
Sekolah Alam Pacitan memiliki kepedulian tinggi dalam aksi lingkungan, di mana setiap pagi siswa memiliki tanggung jawab untuk peduli terhadap lingkungan seperti menyiram tanaman, mengamati tanaman, memberi makan hewan, membersihkan halaman sekolah, membersihkan kelas, dan lain-lain. Proyek Sampah berupa program sekolah untuk mengelola sampah menjadi produk yang bermanfaat. Seperti memilah sampah, bank sampah, 4 program pengelolaan sampah yaitu untuk reduce, reuse, recycle dan replace.
Sekolah Alam Pacitan juga memiliki kantin sehat, pelajaran pendidikan lingkungan, pembersihan pantai, pembersihan sungai, pupuk organik, laboratorium hijau, edu-camp, outing, kampanye lingkungan, parenting dan zero waste dengan menggunakan lembar kerja online dan pengumuman online untuk mengurangi limbah kertas. Ada dua sampah paling umum di sekolah kami, sampah organik dan anorganik.
ADVERTISEMENT
Kami mendaur ulang sampah organik untuk pembuatan kompos, kulit telur, dan pupuk cair seperti pupuk kulit pisang, mikroorganisme lokal, eco-enzym, dan lain-lain. Produk pupuk organik biasanya digunakan untuk tanaman sekolah dan dijual kepada masyarakat. Kami mengelola sampah anorganik untuk kerajinan, dekorasi, Ecobrick, pot dan lain-lain.
Tujuan dari proyek limbah ini adalah untuk mengembangkan kesadaran siswa dan masyarakat tentang aksi lingkungan untuk menyelamatkan bumi kita dan untuk keberlanjutan hidup melalui pendidikan. Di sinilah, Sekolah Alam Pacitan berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya melakukan kegiatan penyelamatan lingkungan melalui siaran di radio dan di tempat umum (poster, aksi pasukan semut), kami juga melakukan kampanye melalui berbagai pertunjukan seperti pertunjukan perkusi, fashion show untuk pakaian sampah, sepeda yang dihias dengan bahan daur ulang, pameran dan bazar karya daur ulang.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi pembuangan sampah dapur ke bank sampah, Guru dan siswa sekolah alam pacitan mengadakan workshop ekoenzim di beberapa desa, agar sampah domestik dapat diolah dan menjadi lebih bermanfaat. Dengan usaha keras dan tiada henti, kami berharap masyarakat Pacitan dapat mengelola sampah menjadi zero waste.
Program ini cukup efektif dan berdampak dalam pengelolaan sampah serta juga edukasi untuk kesadaran lingkungan sekaligus pemanfaatan sampah untuk menjadi proyek seni, sains, dan produk yang bermanfaat serta bernilai tambah. Untuk mengendalikan program tersebut, Sekolah Alam Pacitan memiliki kuesioner online untuk siswa dan orang tua, wawancara, dan observasi. Program ini tak hanya bermanfaat untuk siswa dan sekolah namun juga menginspirasi masyarakat untuk menyelamatkan lingkungan dan mendorong kewaspadaan untuk mengelola sampah menjadi zero waste. Selamat untuk Ramantia dan Sekolah Alam Pacitan.
ADVERTISEMENT