Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Membaca 21N+7: 'A La Orden', Venezuela Cantik Menyapa!
20 November 2021 11:08 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Taufik RIGO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
A la orden, a la orden, siempre a la orden Senor….
ADVERTISEMENT
Begitulah jamaknya sapaan gaya pasar, saat bakal pembeli lalu lalang…. “Siap melayani anda, Pak”, begitu kira-kira maksudnya. Geliat jual beli di pasar, konon kata orang orang pintar, bisa menggambarkan kondisi suatu negara. Harga harga di pasar biasanya diteliti, khususnya harga kebutuhan pokok, naik turunnya, ini itunya, sebutan kerennya: Inflasi dan tingkat pertumbuhan.
Terus terang, yang berjualan dan membeli, pastinya, enggak sadar kalau transaksi mereka dijadikan bacaan oleh orang cerdas. Negeri ini dinamakan Venezuela, letaknya di bagian Utara dari Amerika Selatan. Menghadap ke Samudra Atlantik, dan layaknya kebanyakan negara tetangganya, mereka berbahasa Spanyol. Ada kisah tentang negeri ini, tentang si cantik Venezuela yang murung, dan kini siap menyapa dunia. 21N (21 November 2021), Venezuela menghelat Pilkada serentak, yang pertama dalam multi krisis dan hiperinflasi berkepanjangan akibat konflik politik dan sanksi AS selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Pilkada serentak ini diikuti oleh semua pihak yang bertikai dan semua mata tertuju ke sini. Dari tanah air, tak kurang delegasi tingkat tinggi KPU dan GNB (Gerakan Non Blok–Kerja sama Selatan Selatan), bahkan JMSI (Jaringan Media Siber Indonesia) ikut datang untuk memonitor jalannya Pilkada serentak. Tapi, apakah benar, suatu proses demokrasi Pemilihan Umum bisa menjadi berita menarik?
Sekilas si Cantik Venz Venezuela digadang gadang, gudangnya perempuan cantik jelita. Setiap kontestan pemilihan Miss Universe, harus berhitung dengan penantang dari Venezuela. Sejak digelar tahun 1952, setidaknya 7 perempuan cantik Venezuela menggondol gelar prestisius itu: 1979, 1981, 1986, 1996, 2008, 2009, dan 2013. Kedua terbanyak setelah AS dengan 8 Miss Universe. Berkat kolaborasi Disney–Pixar, film animasi “UP” telah membawa kita ke keindahan panoramik Angels Falls atau Salto Angel di Canaima, air terjun tertinggi di dunia (hampir setinggi 1000 m).
Nama pribumi Indian Pemon-nya, nyaris saja menggantikan nama beken Hollywood itu saat mantan Presiden Hugo Chavez almarhum, sebut Salto Angel sebagai Kerepakupai Merú (air terjun dari sumber terdalam), atau Parakupá Vená (jatuh dari titik tertinggi). Film animasi “UP” berhasil mengangkat keanekaragaman hayati Venezuela, yang ternyata mirip Indonesia! Setidaknya Conservation International menobatkan Venezuela, bersama Indonesia, sebagai 17 negara dengan endemisme biodiversitas tertinggi di dunia yang pun berbatasan dengan kayanya ekosistem spesies lautan.
ADVERTISEMENT
Tentu Indonesia masih memimpin klasemen, apalagi Indonesia adalah satu satunya negara yang bukan hanya kaya akan aneka flora dan fauna, bahkan dalam satu hutan yang sama, ditemukan kohabitasi sekaligus dari badak, harimau, orang hutan, gajah, dan beruang! Brazil jelas pesaing terkuat Indonesia. Yang pasti, Venezuela adalah negara terdepan untuk konservasi, di mana hampir 54% wilayah kedaulatannya dideklarasikan sebagai kawasan lindung.
Duit Venezuela berasal dari jualan minyak dan tentu aneka hasil tambang mineral. Celakanya, justru sumber duit inilah yang dijadikan objek sanksi AS, sehingga bisa ditebak, Venezuela jatuh pada hiperinflasi ribuan persen, dan multi krisis yang parah.Cerdiknya, melalui joint venture dengan perusahaan asing, produk petrokimia terutama metanol dalam September–Oktober kemarin telah meningkat dalam penjualan, strategi JV itu diiringi taktik menjualkannya setengah harga, bahkan justru di pasar Amerika Serikat!
ADVERTISEMENT
Nilai tukar mata uang Bolivares juga anjlok. Saat pra krisis, per dolar AS hampir setara 2 Bolivares, lalu sempat senilai lebih dari 4 juta Bolivares. Berkat redenominasi awal Oktober yang menghapus 6 nol di belakang angka, kini nilai Bolivares atas mata uang dolar “dikembalikan paksa” kepada nominal satuan. Sudah hampir 5 jutaan warga Venezuela hengkang memilih berdomisili keluar, tidak kita ketahui apakah mereka terjamin hak pilihnya sebagai diaspora. Yang pasti, Pilkada serentak kali ini, dengan serius diikuti semua pihak yang bertikai dan ini merupakan hasil dialog damai dan rekonsiliasi di Meksiko yang didorong dan difasilitasi oleh Norwegia dan Presiden Meksiko.
Multi krisis Venz Bukan hanya politik, tapi juga sosial dan ekonomi. Segalon air mineral, di sini dibanderol 4 USD, ketersediaan bahan bakar diesel luar biasa sulitnya. Dulu semua jenis bahan bakar digratiskan, kini dihargai 50c/liter untuk Oktan-91 (versi pemerintah. Masih banyak yang meragukan dan menuduh Oktan yang dijualkan hanya 85). Untuk berbagai buah dan sayur mayur lokal segar, harga jual relatif murah bila dibeli di pasar rakyat, namun akan membumbung bila dibeli di supermarket.
ADVERTISEMENT
Bawang bombay lokal warna merah dan putih berkisar di harga 4 USD/kg di pasar rakyat, namun mencapai 8 USD di supermarket. Sebelum era multi krisis, harganya di pasar rakyat tidak sampai 2 USD. Bodegon pun umumnya hanya menjual produk impor yang didatangkan dari Turki, Rusia, Cina, dan Vietnam. Gaji PNS Venezuela adalah yang terburuk. Untuk PNS tingkat-3 (Professional Grade-3, tertinggi adalah tingkat-5), per bulannya digaji 20 USD oleh pemerintah!
Orang orang pintar Venezuela banyak yang eksodus, akibatnya, roda pemerintahan dan swasta (termasuk BUMN migas yakni PDVSA, dan BUMN aneka tambang dan mineral yakni CVG), sangat terganggu. Yang tidak eksodus, kehilangan pekerjaan, dan bila beruntung, beralih pekerjaan, contohnya dari profesi dosen terpaksa menjadi satpam (seperti salah seorang satpam yang bekerja di KBRI). BUMN (juga BUMD) diisi oleh orang partai / relawan, dan menjadi merugi karena tidak berkompetensi.
ADVERTISEMENT
Begitupun untuk jabatan pemerintahan. Swasta yang ingin bertahan, terpaksa berkolusi dengan pejabat. Swasta besar, jelas hengkang dan “tutup warung”, bahkan kamar dagang dan industri terbesar yakni FEDECAMARAS “ikut” pertarungan di tahun 2018, dengan menuntut pemerintahan yang berkuasa ke Organisasi Buruh Internasional ILO atas pelanggaran perburuhan. Saat ini, kepengurusan FEDECAMARAS lebih memilih netral dan fokus dengan ‘fitrah” bisnis, sesuatu yang lebih dibutuhkan di masa rekonsiliasi, tentunya.
Barang kebutuhan pokok yang dulu sulit didapat, kini terlihat sudah membanjiri rak belanja toko kelontong dan pusat perbelanjaan. Restoran dan cafe semakin ramai dikunjungi. Beberapa kegiatan komunitas, bahkan sekolah juga sudah mulai tatap muka. Namun bagi kebanyakan warga, mulai membanjirnya barang kebutuhan pokok, tidak menunjukkan ekonomi yang kembali ke normal. Bagi sebagian besar warga, itu hanya menunjukkan telah kembalinya kelas menengah dan atas, dan semakin terpuruknya daya beli mayoritas warga.
ADVERTISEMENT
Dengan karantina akibat pandemi yang diuji coba relaksasi selama November-Desember (menyambut natal dan tahun baru), dan transaksi eceran yang sudah menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat sampai ke pasar rakyat, disinyalir semakin memukul kelompok pendapatan rendah. Jual beli eceran umumnya sudah menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat. Suatu pelanggaran Konstitusional yang kini kebal dari kriminalisasi.
Cibiran umum yang beredar adalah, apa yang disebut sebagai membaiknya kondisi ekonomi Venezuela, tidak lain merupakan kompromi rezim atas langkah dolarisasi tak resmi, dan tidak diakui. Tentu tren dinamika Venezuela lebih positif saat ini, terutama sejak Dewan HAM PBB mengutus special rapporteur ibu Aleina Douhan untuk investigasi dan menilai kondisi lapangan, dan memfatwakan bahwa sanksi unilateral AS dan Uni Eropa, telah melanggar prinsip hukum internasional dan HAM. Sehingga pada Preliminary Findings-nya di bulan Februari 2021, meminta agar AS dan UE mencabut sanksi unilateral tersebut. Lantas, bagaimana sebaiknya memahami Mega-Pilkada Serentak kali ini?
Venz memilih semacam KPU Venezuela, yakni CNE, telah membuka diri dan mendatangkan sekitar 300-an pemantau Pilkada Internasional, termasuk dari Uni Eropa (100-an). Dari Indonesia, diwakili oleh KPU, GNB (Pusat Kerja sama Selatan-Selatan) dan JMSI (Jaringan Media Siber Indonesia), totalnya 6 pemantau yang disebar bukan hanya di sekitaran Ibukota Caracas, namun juga jauh ke perbatasan dengan Kolombia, di negara bagian Zulia. Ada yang menarik dari diterapkannya kebijakan nasional Ley Seca yang sangat ketat pada proses pemilihan di Venezuela.
ADVERTISEMENT
Ley Seca adalah kriminalisasi bagi konsumsi dan jual beli semua minuman beralkohol sejak akhir pekan pemilihan, hari pemilihan, dan usai pemilihan. Cukup menarik, karena umumnya pesta demokrasi diiringi oleh minum-minum (beralkohol). Pilkada Serentak ini disebut Mega Pemilu dikarenakan partisipasi yang luas dari semua spektrum politik, dan akan hasilkan pemilihan 23 Gubernur, 335 Wali kota, dan 2471 legislator dan 253 legislator baru di Pusat, untuk semua negara bagian. Jumlah DPT terdaftar hampir 21 juta dari 30 juta populasi. Partai PSUV dikomandoi Nicolas Maduro mengumpulkan koalisi rezim dan oposisi Aliansi Demokratik digawangi oleh Juan Guaido.
21N Mega Pemilu juga dianggap batu ujian menyongsong Pilpres 2024, sekaligus kontestasi Maduro vs Guaido layaknya program serial TV "Survival": Baik bagi jalan politik Maduro, maupun Guaido. Kekalahan pada Mega Pilkada, adalah kejatuhan. Maka Maduro & Guaido, bersiaplah jatuh, telak. Ideologi sosialisme revolusioner Bolivarian gaya Chavez, yang disebut Chavismo, kini menguji kesetiaan Maduro.
ADVERTISEMENT
Dengan kematian Hugo Chavez, maka loyalis Chavizta akan menagih “kesetiaan politis-ideologis” Maduro yang semakin gamang saat mempertahankan kekuasaan secara pragmatis untuk dirinya sendiri. Salah satu dampak terpenting dalam pergerakan pendulum politik Chavismo adalah kecenderungan Maduro untuk membangun gerakan baru Madurista. Perombakan kabinet mendadak segera setelah dimulainya dialog damai dan rekonsiliasi di Meksiko September lalu, menunjukkan gelagat itu.
Pergeseran posisi Menteri kunci, seperti Menteri Luar Negeri kepada Felix Plasencia disinyalir sebagai upaya Maduro keluar dari bayang bayang Chavismo, dan memperkuat Madurismo. Begitupun Guaido, yang semakin kehilangan pamor di kalangan oposisi. Semua proses perlawanan diaspora dan dukungan Amerika Serikat, seperti menabrak tembok besar. Mega Pilkada Serentak, tak ayal, menjadi tes kekuatan sekaligus siapa survivor di antara kedua tokoh ini: Berhasilkah Maduro keluar dari Chavizta dan membangun Madurismo? Bagaimana dengan Guaido, dapatkah memastikan kepemimpinan oposisi yang semakin frustasi dan terkoyak? Akan bagaimana Si Cantik Venezuela menyapa dunia usai akhir pekan ini? Mari tunggu hasil Mega Pilkada Serentak 21N melewati akhir pekan ini.
ADVERTISEMENT
*Oleh Taufik RIGO, berdomisili di Caracas dalam 8 bulan terakhir.