Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Merawat Memori di Kota Tua Delhi
14 Juli 2018 18:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Taufik RIGO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kumuh dan padat, ini kesan menonjol kita tentang kota-kota di India, tidak terkecuali Kota Tua Delhi. Dulu, inilah kota kebanggaan pendirinya yang dicirikan dengan taman para raja, istana mewah, dan masjid yang megah. Shahjahanabad –Kota Shah Jahan, begitulah kota yang dikelilingi tembok benteng ini dikenal. Lalu, seperti apa ya kondisinya sekarang?
ADVERTISEMENT
Para pelancong akan menemukan Sungai Yamuna yang membentengi di tepi barat, sebagai saksi bisu jatuhnya Shahjahanabad dari kolonial Inggris di tahun 1857. Dari Delhi Lama ke Kolkata sebelum akhirnya balik ke Delhi Baru (New Delhi) sebagai ibu kota kemerdekaan sampai dengan sekarang.
Di Kota Tua Delhi saat ini, pelancong akan saksikan bagaimana taman-taman, istana, dan bangunan bernilai sejarah itu praktis tak bersisa. Justru pemandangan umum di setiap sudut Delhi Lama adalah ribuan kabel melintang tak beraturan. Rumah petak kecil bernilai sejarah tinggi tak ubahnya deretan warung pinggir jalan.
Bukan hanya motor, rickshaw dan bajaj melintas dari berbagai arah, bahkan sepeda dan aneka ternak, termasuk kera, juga memanfaatkan gang sempit dan jalan setapak. Hebatnya, semua tahu harus bagaimana dalam kesemrawutan itu, terkecuali para pelancong, tentunya.
Akses ke Camaa Masjid di Delhi Lama.
Anak jalanan akan jamak “menyapa” Anda di tengah hiruk-pikuk bunyi klakson yang juga ikut menyapa, namun benarkah hanya ini yang perlu kita tahu tentang Kota Tua atau Delhi Lama? Susurilah Delhi Lama dengan bersepeda, niscaya khazanah tersibak, dan Delhi Lama seperti berbicara langsung kepada Anda dalam perjalanan mesin waktu.
Shahjahanabad
ADVERTISEMENT
Shahjahanabad dibangun pada tahun 1638 sebagai kotanya Raja Shah Jahan (Sihaabuddin Muhammad Khurram) saat memindahkan ibu kota dari Agra . Kota Tua Delhi atau Purani Dilli, dipagari di sekeliling kota dengan perlindungan tembok besar yang aksesnya melalui 14 gerbang utama: bila masuk melalui Delhi Gate di Selatan maka Khooni Darwaza yang berhantu itu, wajib Anda singgahi.
Masuk dari Barat melalui Lahori Gate, maka Benteng Merah (Red Fort ) tidak dapat dilewatkan begitu saja. Kashmiri Gate adalah yang pertama dibuka oleh Raja Shah Jahan di Utara Kota Tua. Konon, baik gerbang Kashmiri maupun Lahori, berhadapan langsung searah ke kedua kota tersebut bila disusuri dalam suatu garis lurus.
Bagi Anda yang mau mencari pusat grosir terbesar, maka Chandni Chowk (Alun alun Sinar Purnama) adalah yang paling terkenal. Berlokasi di jalan utama di Delhi Lama yang menghubungkan Red Fort ke Masjid Fatehpuri dari ujung ke ujung.
ADVERTISEMENT
Bersepeda di Lahori Gate melewati pemukiman padat, siapa sangka di baliknya terdapat Camaa Masjid (Jahan–Numaa), salah satu masjid terbesar dan termegah di seluruh India.
Peta kolonial Inggris saat menghancurkan Shahjahanabad pada tahun 1857. Nampak Delhi Lama di tepi Barat Sungai Yamuna.
Pelancong pesepeda Kota Tua Delhi yang sejenak rehat di Camaa Masjid melakukan Groufie.
Menariknya, candi tertua agama Jain yakni Lal Mandir , gereja tertua St. James Church , juga Gurudwara Sis Ganj Sahib (Mahaguru ke–9 agama Sikh), berdiri kokoh dalam kondisi sangat terawat di Shahjahanabad.
ADVERTISEMENT
Sempatkan juga untuk mengunjungi Rajghat , taman makam yang didedikasikan untuk Bapak Bangsa India Mahatma Gandhi . Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo selalu menyempatkan diri untuk sekadar berikan karangan bunga di Rajghat untuk mendiang Bapuji dalam kunjungan kenegaraan.
Delhi Lama selama ribuan tahun juga sudah sangat dikenal melalui hikayat Mahabharata? Nah, Shahjahanabad yang nama sebelumnya Purana Dilli, sesungguhnya adalah bagian dari Indraprashta, ibu kota keramat para Pandawa. Benteng mereka, Purana Quila , masih tegak kokoh berdiri.
Bila perjalanan wisata sejarah Anda cukup waktu, pergilah ke Hastinapura--ibu kota Kurawa, yang berjarak sekitar 100 kilometer Timur Laut Delhi Lama. 170 kilometer sebelah utara Shahjahanabad, wisata sejarah Anda lengkap dengan menziarahi Kuruksethra , medan tempur Pandawa versus Kurawa.
ADVERTISEMENT
Lantas, di mana sekarang sebaiknya pelancong makan?
Yang pasti, alu gosht (kentang dan daging kambing) serta daal (kari kacang kacangan) akan maknyus disantap dengan roomali roti. Ini menu wajib selain tikka, biryani, dan tandoori yang ditawarkan. Petualangan badan akan lengkap bila disertai oleh petualangan perut, bukan kah demikian?
Nah pelancong pesepeda, spin monkey bisa tawarkan jasa berharga untuk anda susuri Kota Tua Delhi, selamat bersepeda.