Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Laws of the Game Euro 2020
12 Juli 2021 23:48 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:02 WIB
Tulisan dari Taufiq Sudjana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Catatan perjalanan Euro 2020 diwarnai oleh beberapa aduan pelanggaran. Bukan saja protes para pemain terhadap kebijakan wasit di lapangan. Ada pula pengaduan di luar lapangan.
ADVERTISEMENT
Adanya situs Change.org membuat semua orang berhak mengajukan petisi tentang apa pun. Kritik, usulan, hingga pengaduan untuk memutuskan sebuah keputusan oleh pihak-pihak terkait.
Biasanya para penulis petisi mengemukakan alasan mereka menggugat sebuah peristiwa yang terjadi. Petisinya itu ditujukan kepada pejabat berwenang dan pihak-pihak yang bertanggung jawab tentang peristiwa yang mereka adukan. Tidak terkecuali dalam pertandingan selama turnamen Piala Eropa 2020 berlangsung.
UEFA sebagai asosiasi sepakbola negara-negara Eropa dan FIFA sebagai induk olahraga sepakbola sedunia, menjadi pihak yang dituju oleh para penggugat Change.org. Namun begitu, tidak semua petisi dikabulkan. Banyak pula di antara petisi-petisi yang sudah diproses.
Sebelum menilai dan memutuskan itu semua, mereka mendasarkan pada beberapa peraturan. Untuk diketahui, berikut ini landasan Badan Pengawasan Etika dan Disiplin (CEDB) UEFA, juga Laws of the Games IFAB - FIFA.
ADVERTISEMENT
Dengan membaca dan memahami kode etik dan peraturan yang berlaku dalam dunia persepakbolaan tersebut, semoga lebih membuka mata kita. Mana "yang benar” dan mana “yang salah”. Meski masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan para pelaku di lapangan yang menerapkannya. Kita sebagai penonton pun, tidak serta merta menghakimi pemain atau wasit.
Namun, bola itu bulat, menggelinding, berputar, memantul, bahkan bisa ditendang oleh siapa saja, baik di lapangan sebagai pertandingan resmi maupun di luar lapangan. Dengan segala taktik dan strategi yang sekarang ini tidak hanya menjadi tontonan sebuah pertandingan olahraga. Melainkan sudah menjadi produk bisnis ekonomi, barangkali pula nuansa politis di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Opini publik tetap akan terbangun dengan sehat manakala digiring dengan sehat pula. Sebaliknya, opini publik akan terjungkir balik ketika mendapati cela hingga pelanggaran terhadap aturan yang sering kali dilanggar oleh para pembuatnya sendiri.
Last but not least, kita sudah menyaksikan laga Euro 2020 sebagai hiburan menarik di masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Kini kita saatnya melanjutkan kehidupan normal meski new-normal belum juga kunjung tiba.
Biar kuat minum Kuku Bima, Roso!