Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Romantisme Senja di Bukit Cinta Labuan Bajo
9 Oktober 2018 13:22 WIB
Diperbarui 3 Juli 2020 22:21 WIB
Tulisan dari Taumy Alif Firman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi pencinta senja, menikmati indahnya matahari terbenam di temani pemandangan menawan adalah dua hal yang sering diburu. Begitupun juga dengan kami, ketika hari pertama di Labuan Bajo. Tanpa perlu menyia-nyiakan waktu, senja pun kami buru disini. Berdasarkan informasi dari Tour Guide kami, ada satu spot terbaik untuk menikmati matahari terbenam di Labuan Bajo. Mereka menyebutnya "Bukit Cinta".
Mendengar kata "Cinta", anganku sudah teralihkan ke suasana romantis di atas bukit ditemani matahari yang perlahan-lahan masuk ke peraduannya dengan penuh syahdu. Lazuardi pun akan menghiasi langit sebelum berganti kelam.
ADVERTISEMENT
Tiba-tiba, anganku berhenti. Bis yang kami tumpangi bergerak pelan. Tour guide kami pun menyampaikan, untuk melihat Labuan Bajo dari ketinggian, tepat disebelah kiri bis.
Biru nya laut yang hampir pekat terpampang dengan jelas, gundukan beberapa perbukitan menghiasi di kiri dan kanannya. Khatulistiwa tampak nyata membagi laut dan langit. Dibawahnya perahu pinisi hilir mudik. Beberapa sudah tertambatkan di dermaga. Sebuah pemandangan luar biasa yang disajikan sebelum bis bergerak kembali ketujuan utama kami.
"Ini lah bukit cinta, dibagian kanan bis kita bisa melihat pemandangan lain dari Labuan Bajo sedangkan dibagian kiri bis, pemandangan matahari terbenam menanti" kata tour guide kami.
Kami pun bergegas ke sisi kanan dari bis terlebih dahulu. Di depan mata, jalanan setapak menuju puncak bukit tampak dengan jelas. Rumput-rumput mulai menguning. Beberapa tampak hitam akibat terbakar. Lekukan bukit benar-benar kontras terhadap birunya langit. Puas menikmati pemandangan yang luar biasa ini, kami pun berpindah ke bagian kiri bis.
Sekarang matahari mulai perlahan-lahan bergerak meninggalkan langit. Warna merahnya tampak bulat utuh. Dari tempat kami berdiri, romantisme dan syahdu pun menghampiri. Ditemani senja yang tidak lama lagi menghilang dibalik birunya laut dan secangkir kopi hangat khas Labuan Bajo.
ADVERTISEMENT
Sesekali rasa syukur pun menyerbak atas anugerah dan kesempatan yang diberikan untuk menyaksikan langsung sekeping surga yang jatuh di muka bumi ini, di bukit cinta Labuan Bajo.