Konten dari Pengguna

Model Egaliter vs Feodal: Manakah yang Lebih Efektif untuk Meningkatkan Kinerja

Tedi Sumaelan
Penulis Artikel Berita di beberapa media Online
16 November 2023 10:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tedi Sumaelan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/foto/tembok-pertarungan-gym-dalam-ruangan-4753879/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/foto/tembok-pertarungan-gym-dalam-ruangan-4753879/
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan adalah salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan sebuah organisasi. Tanpa adanya pemimpin yang mampu menggerakkan dan mengarahkan anggota organisasi, maka tujuan organisasi akan sulit tercapai. Namun, tidak semua gaya kepemimpinan cocok untuk setiap situasi dan kondisi. Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh seorang pemimpin, tergantung pada karakteristik, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi. Dua gaya kepemimpinan yang sering dibandingkan dan dikontraskan adalah model egaliter dan model feodal. Model egaliter adalah model yang menekankan kesetaraan, keterlibatan, dan kerjasama antara pemimpin dan anggota organisasi. Model feodal adalah model yang menekankan kekuasaan, kewenangan, dan ketaatan antara pemimpin dan anggota organisasi. Manakah model yang lebih efektif untuk meningkatkan kinerja organisasi? Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa model feodal lebih efektif karena dapat memastikan adanya ketertiban, disiplin, dan efisiensi dalam organisasi. Dengan model feodal, pemimpin dapat mengambil keputusan secara cepat dan tegas tanpa perlu berkonsultasi atau berdebat dengan anggota organisasi. Pemimpin juga dapat mengontrol dan mengawasi jalannya organisasi dengan ketat, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan, kesalahan, atau konflik. Anggota organisasi hanya perlu mengikuti perintah dan petunjuk dari pemimpin tanpa perlu berpikir atau bertanggung jawab atas hasilnya. Namun, model feodal juga memiliki banyak kelemahan dan risiko yang dapat mengancam kinerja organisasi. Pertama, model feodal dapat menimbulkan ketidakpuasan, ketakutan, dan ketidakpercayaan di antara anggota organisasi. Anggota organisasi yang merasa tidak dihargai, tidak dihormati, dan tidak diberdayakan oleh pemimpin akan kehilangan motivasi, loyalitas, dan komitmen terhadap organisasi. Anggota organisasi juga akan merasa tertekan, stres, dan takut untuk berinisiatif, berkreasi, atau berinovasi karena khawatir akan mendapat hukuman atau kritikan dari pemimpin. Kedua, model feodal dapat menghambat perkembangan dan pembelajaran organisasi. Dengan model feodal, pemimpin menjadi satu-satunya sumber informasi, pengetahuan, dan kebijakan dalam organisasi. Pemimpin tidak mau mendengarkan, menerima, atau mengakui masukan, saran, atau kritik dari anggota organisasi. Pemimpin juga tidak mau berbagi, mengajarkan, atau memberikan peluang kepada anggota organisasi untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi mereka. Akibatnya, organisasi akan stagnan, ketinggalan, dan tidak mampu bersaing dengan organisasi lain yang lebih dinamis dan adaptif.
https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-close-up-kerucut-plastik-kuning-hijau-merah-dan-coklat-pada-permukaan-berjajar-putih-163064/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-close-up-kerucut-plastik-kuning-hijau-merah-dan-coklat-pada-permukaan-berjajar-putih-163064/
Sebaliknya, model egaliter memiliki banyak keunggulan dan manfaat yang dapat meningkatkan kinerja organisasi. Pertama, model egaliter dapat meningkatkan kepuasan, kepercayaan, dan keterlibatan anggota organisasi. Anggota organisasi yang merasa dihargai, dihormati, dan diberdayakan oleh pemimpin akan memiliki motivasi, loyalitas, dan komitmen yang tinggi terhadap organisasi. Anggota organisasi juga akan merasa nyaman, bahagia, dan percaya diri untuk berinisiatif, berkreasi, atau berinovasi karena merasa didukung dan diapresiasi oleh pemimpin. Kedua, model egaliter dapat meningkatkan perkembangan dan pembelajaran organisasi. Dengan model egaliter, pemimpin menjadi salah satu bagian dari organisasi yang bersedia mendengarkan, menerima, dan mengakui masukan, saran, atau kritik dari anggota organisasi. Pemimpin juga bersedia berbagi, mengajarkan, dan memberikan peluang kepada anggota organisasi untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi mereka. Akibatnya, organisasi akan berkembang, maju, dan mampu bersaing dengan organisasi lain yang lebih dinamis dan adaptif. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model egaliter lebih efektif daripada model feodal untuk meningkatkan kinerja organisasi. Model egaliter dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis, produktif, dan inovatif di antara pemimpin dan anggota organisasi. Model egaliter juga dapat memfasilitasi proses pembelajaran dan peningkatan kualitas organisasi secara berkelanjutan. Oleh karena itu, model egaliter layak untuk dipilih dan diterapkan oleh pemimpin yang ingin membawa organisasi mereka menuju kesuksesan dan keunggulan. (1) Gaya Kepemimpinan Egaliter: Pengertian, Ciri, dan Contohnya - Finansialku. https://www.finansialku.com/gaya-kepemimpinan-egaliter/. (2) 15+ Macam Macam Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi, Lengkap!. https://salamadian.com/teori-model-jenis-macam-gaya-kepemimpinan/. (3) Feodalisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Feodalisme. (4) Datang Kepemimpinan Egaliter Runtuhlah Kepemimpinan Feodal. https://kabarwashliyah.com/2014/11/05/datang-kepemimpinan-egaliter-runtuhlah-kepemimpinan-feodal/.
ADVERTISEMENT