Konten Media Partner

4 Etos Kerja Militan Karl Lagerfield

21 Februari 2019 7:02 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karl Lagerfeld. (Photo: Stephane Feugere, courtesy of Carpenters Workshop Gallery)
zoom-in-whitePerbesar
Karl Lagerfeld. (Photo: Stephane Feugere, courtesy of Carpenters Workshop Gallery)
ADVERTISEMENT
Karl Lagerfeld, salah satu desainer pentolan Chanel baru aja menghembuskan nafas terakhirnya. Pria asal Jerman ini dikenal cukup 'jahat' menilai seseorang dari fisiknya. Hal kontroversial lain soalnya, ialah beliau bersikap bodo amat soal perasaan orang lain.
ADVERTISEMENT
Meski demikan, Lagerfeld selalu dikenal untuk menetapkan standar tinggi, tanpa kompromi untuk armada desainernya. "Jika Anda bukan 'matador' yang baik, jangan memasuki arena," kata Lagerfeld pada Racked.
Sejak Lagerfeld bergabung pada 1983, Chanel telah berkembang menjadi merek global yang punya prestise tinggi. Semua ini didapat lantaran etos kerjanya yang militan. Apa aja, tuh?

Pertama, pasang standar setinggi mungkin.

Chanel adalah rumah desain yang produktif. Peragaan busana selalu diharapkan megah. Lagerfeld telah menyelenggarakan berbagai acara di kapal pesiar.
Untuk memenuhi permintaan, Karl Lagerfeld menetapkan standar tinggi untuk setiap orang di tim desainnya. Dia yakin itu adalah cara paling efektif untuk membawa merek ke tingkat berikutnya.

Kedua, terus stay in touch dengan budaya populer.

Lagerfeld rajin ngumpul-ngumpulin info soal tren populer dalam budaya dan teknologi. Pernah Lagerfeld punya ide bikin jaket cetak 3D - lengkap dengan selimut tanda tangan Chanel. Para manusia terbaik bersedia melangkah keluar dari zona nyaman mereka, dan mengambil risiko. Itulah yang juga jadi kualitas Karl Lagerfeld.
ADVERTISEMENT

Ketiga, rajin menghimpun inisiatif-inisiatif segar.

Lagerfeld selalu memikirkan desain baru yang potensial. Ia mencatat bahwa ia nggak berhenti mempertanyakan apa yang akan dipikirkan orang lain, atau bahkan apa yang ia pikirkan. Sikap ragu-ragu menghalangi proses kreatif.
"Aku tidak pernah bertanya pada diriku sendiri. Aku mencoba mencari jawaban," katanya.

Keempat, jadi 'guru' bagi diri sendiri.

Karl Lagerfeld mengakui bahwa dia benci berada di sekolah. Dia pergi pada usia dini, dan kemudian memenangkan hadiah Sekretariat Wool Internasional untuk fashion pada usia 21.
"Saya suka belajar sendiri. Dan saya cukup terlatih," katanya kepada Vogue. Lagerfeld suka belajar seni dan bahasa. Bahkan meskipun bekerja lembur - ia mengatakan bahwa ia memulai pagi-pagi sekali, tetapi akan sering tinggal di tempat tidur untuk membaca atau menggambar.
ADVERTISEMENT
[Penulis & Editor: Tristia]