Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Akibat Pornografi, Bisa Mengubah Kepribadian
10 Maret 2019 6:58 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
ADVERTISEMENT
Otak adalah bagian terpenting dari tubuh seorang manusia. Sekarang coba kamu angkat tanganmu dan taruh di dahi, di sanalah terdapat bagian otak paling penting yaitu Prefrontal Cortex atau disingkat PFC.
ADVERTISEMENT
Menurut peneliti otak Jordan Grafman, Prefrontal Cortex (PFC) ini hanyalah ada pada otak manusia, dan hal tersebut yang membedakan manusia dengan hewan. Mengapa? PFC diciptakan dan dirancang khusus oleh Tuhan supaya manusia mampu memilih dan memiliki etika.
PFC berfungsi sebagai pemimpin, ia bertanggung jawab untuk berkonsentrasi, memahami benar dan salah, mengendalikan diri, menunda kepuasan, berpikir kritis, dan merencanakan masa depan.
PFC adalah pusat pertimbangan dan pengambilan keputusan. PFC inilah yang membentuk kepribadian dan perilaku sosial. Sayangnya PFC adalah bagian otak yang paling mudah mengalami kerusakan.
Jika PFC rusak maka kepribadian orang bisa berubah. Rusaknya PFC bisa disebabkan oleh benturan fisik atau juga zat kimia seperti narkotika, psikotropika, zat adiktif atau napza. Tapi ada penyebab lain yang paling merusak, yaitu pornografi.
ADVERTISEMENT
Pornografi atau yang disebut juga Narkolema (Narkoba lewat mata) merusak otak dan pikiran kita. Bagaimana sebenarnya proses pornografi merusak otak kita?
Saat seseorang pertama kali melihat gambar yang mengarah ke pornografi, maka respon alaminya adalah kaget dan jijik. Ini karna sistem limbik di otak menjadi aktif. Sistem limbik tugasnya mengatur keinginan makan, minum dan juga dorongan seksual.
Sistem limbik ini mengaktifkan zat yang bernama dopamine yang membuat kita merasa senang, penasaran dan ketagihan. Zat ini juga aktif saat seseorang mengonsumsi napza, oleh karena itu sifat candu napza sama dengan yang terdapat pada pornografi.
Saat seseorang pertama kali melihat pornografi, otak akan mengingat bagaimana cara memperolehnya. Namun, jika seseorang mendapat pembinaan norma, akhlak serta etika yang baik maka ia akan mampu mengalahkan dorongan untuk melihat pornografi kembali.
ADVERTISEMENT
Jika tidak, saat ia bosan dan ingin mencari kesenangan, maka otak akan mendorongnya untuk kembali melihat pornografi. Lama-lama seseorang tersebut akan bosan dengan gambar porno yang sama dan membutuhkan yang lebih lagi untuk memicu rasa senangnya.
Terus menerus seperti itu hingga semua hal yang berbau pornografi telah diakses dan dilihat, dan akhirnya mengalami kecanduan.
Secara alamiah, dopamine dialirkan dari sistem limbik ke PFC. Orang yang kecanduan pornografi akan mengalirkan dopamine secara berlebihan sehingga membanjiri PFC. PFC mmenjadi tidak aktif karena terendam dopamine. Semakin sering PFC terendam dopamine, maka ia semakin mengerut dan fungsinya terganggu.
Di sisi lain, sistem limbik justru akan semakin besar karna terus mengalirkan dopamine. Akibatnya seseorang tersebut akan terus memuaskan keinginan rasa senangnya dengan pornografi, tanpa takut akibatnya. Jika tidak ditangani secepatnya, maka akan kecanduan seumur hidup dan mengalami kerusakan parah pada PFC-nya.
ADVERTISEMENT
Awalnya akan kehilangan konsentrasi, penurunan kemampuan benar dan salah serta untuk mengambill keputusan. Seterusnya ia akan melakukan masturbasi, oral sex, zina, dan gemar berganti-ganti pasangan. Sehingga kecanduannya terhadap pornografi tidak hanya merugikan dirinya tapi juga orang lain.
[Penulis : Izzudin | Editor : Nadhira]