Konten Media Partner

Kalimat Inspiratif dari Sang Ulama Gus Sholah

3 Februari 2020 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: ANTARA Jatim
zoom-in-whitePerbesar
Foto: ANTARA Jatim
ADVERTISEMENT
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahuddin Wahid atau akrab disapa Gus Sholah, wafat, Minggu (2/2) pukul 20.55 WIB. Gus Sholah sempat dirawat dua pekan akibat gangguan ritme jantung.
ADVERTISEMENT
Gus Sholah bukan hanya tokoh besar bagi umat Islam. Ia adalah kader Nahdlatul Ulama yang serba komplit. Karirnya dimulai dengan aktif menulis dan mengirimkan buah pikirannya ke berbagai media cetak pada tahun 1998. Tulisannya banyak menyoroti berbagai masalah yag dihadapi umat dan bangsa saat itu.
Berbagai tulisan Gus Sholah bahkan pernah dibukukan. Misalnya, Negeri di Balik Kabut Sejarah (2001), Mendengar Suara Rakyat (2001), Menggagas Peran Politik NU (2002), Basmi Korupsi, Jihad Akbar Bangsa Indonesia (2003), hingga Ikut Membangun Demokrasi, Pengalaman 55 Hari Menjadi Calon Wakil Presiden (2004).
Gus Sholah juga tercatat aktif memberi nasihat bagi generasi muda Indonesia dalam mengembangkan kapasitas diri. Nah, kali ini Temali akan membagikan kata-kata yang mungkin menginspirasi di kehidupan kamu dari sosok Gus Sholah. Yuk, simak!
ADVERTISEMENT
Bersikap baik tidak harus dimulai dengan hal yang besar. Kamu bisa membiasakan berbuat hal baik mulai dari hal kecil juga, lho. Gus Sholah memberi contoh dengan memungut sampah dan membuang ke tempatnya. Hal kecil itu sudah menjadi kebiasaan dirinya semasa hidupnya.
Dengan membiasakan melakukan kebaikan yang kecil secara tidak langsung akan membentuk karakter kamu menjadi lebih baik. Banyak hal kecil yang bisa kamu biasakan dalam kehidupan kamu. Misalnya, menerapkan kata tolong, maaf, dan terima kasih. Memang terlihat sederhana, tapi kalo dibiasakan itu berdampak baik dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Amal saleh meliputi semua perbuatan, lahir maupun batin, yang berakibat pada hal positif atau bermanfaat. Bentuknya bisa berbagai rupa, baik berupa ucapan, perbuatan, maupun getaran hati.
Ketika kamu ingin beramal, niatkanlah secara ikhlas tanpa pamrih. Jangan sampai niat dan cara kamu malah bertujuan agar bisa dilihat oleh seseorang. Apalagi, dengan sengaja menceritakan kebaikan kamu dengan maksud mendapatkan pujian dari orang lain.
Mencintai diri kita sendiri adalah sesuatu yang sangat berharga untuk membuat hidup menjadi lebih baik. Sebab, saat kamu benar-benar mencintai hidupnya, saat itu kamu akan fokus untuk membuat dirinya memimpin menuju hidup yang diimpikan.
ADVERTISEMENT
Apakah salah kalau seseorang menilai orang lain? Tidak salah, tapi kebiasaan untuk menilai kekurangan dan kelemahan orang lain, hanya akan menghasilkan ketidakbahagiaan ke dalam diri sendiri. Artinya, kekurangan dan kelemahan orang lain itu bisa menjadi energi negatif yang berpotensi masuk ke dalam diri sendiri. Jadi, yuk, lebih baik menilai diri sendiri dan memperbaiki hal-hal yang masih kurang, agar diri bisa menjadi pribadi yang berkualitas untuk menghasilkan kehidupan yang lebih indah dalam kebahagiaan.***
[Penulis: Risky Aprilia]