Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Zozibini menjadi juara acara kontes kecantikan sejagat, Miss Universe 2019, Minggu lalu. Pidatonya yang menggugah, menyentuh hati setiap perempuan terutama bagi perempuan berkulit hitam di seluruh dunia.
Bahwa cantik itu tidak harus selalu menjadi milik mereka yang berkulit putih. Cantik itu tidak harus selalu dipegang oleh perempuan berambut panjang. Semua pantas memegang predikat cantik dan Zozibini berhasil membuktikannya di hadapan orang-orang di seluruh dunia.
Ia mengalahkan sekitar 90 kontestan dari seluruh dunia dan berhasil mengungguli dua pesaingnya di Grand Final yakni Madison Anderson dari Puerto Rico yang menjadi Runner-Up 1 dan Sofia Aragon dari Meksiko yang merupakan Runner-Up 2.
Bukan hanya menjadi salah satu model representasi dari perempuan berkulit hitam, Zozibini juga aktif memperjuangkan kesetaraan gender. Menurutnya, isu kepemimpinan di kalangan perempuan menjadi hal yang selalu absen dari diri perempuan.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, ketika ditanya saat sesi tanya jawab di panggung Grand Final Miss Universe, Tunzi mengatakan kepemimpinan adalah hal yang terpenting untuk diajarkan kepada kaum perempuan.
"Kepemimpinan adalah sesuatu yang sudah sejak lama jarang dimiliki oleh remaja dan perempuan. Bukan karena kami tidak mau, tapi karena label sosial yang kami dapatkan," ujarnya berapi-api.
Sebelumnya, dalam ajang Miss South Africa 2019, ia juga mengaitkan isu perempuan dengan kepemimpinan. Pandangan negatif tentang kompetisi kecantikan, ia ubah menjadi sebuah persepsi untuk mendapatkan kesempatan dalam memimpin.
ADVERTISEMENT
Ia dengan semangat mengatakan akan menggunakan kesempatan ini, untuk mengadvokasi pemberdayaan perempuan dan mengatasi kasus kekerasan berbasis kesetaraan gender.
“Platform Miss Universe serta platform Miss South Africa adalah beberapa dari platform yang memberikan perempuan keahlian untuk memimpin dan semakin cepat perempuan paham mengenai kepemimpinan semakin sedikit orang yang menganggap hal itu tabu, sehingga kita mulai bisa bergerak maju sebagai seorang perempuan," katanya.
Kampanye yang ia ajukan saat menjadi Miss South Africa 2019, juga bekerja sama dengan HeForShe, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang direpresentasikan oleh selebriti. Kampanye ini mengajak laki-laki untuk bersama perempuan menjunjung kesetaraan gender.
Dalam kampanye ini, Tunzi meminta para laki-laki untuk ikut berpartisipasi memberikan dukungan kepada perempuan melalui pesan yang dicetak dalam selembar pita. Catatan tersebut kemudian ia kumpulkan dan dirancang menjadi kostum nasionalnya di Miss Universe 2019.
ADVERTISEMENT