Konten dari Pengguna

Haru Campur Bahagia, Begini Cerita Momen Melahirkan ala teman kumparanMOM

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
30 Agustus 2024 17:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu dan bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Persalinan merupakan salah satu momen paling berharga dan tak terlupakan bagi setiap ibu. Apalagi ketika tangisan pertama si kecil mulai terdengar hingga memenuhi isi ruangan.
ADVERTISEMENT
Tiap ibu pasti memiliki cerita persalinan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kisah unik, lucu, hingga traumatis ketika melahirkan.
Bagi new mom, proses melahirkan kerap dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan. Meski pada akhirnya, segala kekhawatiran, rasa takut, dan trauma tersebut hilang ketika melihat wajah sang buah hati. Tangisan si kecil seakan membawa kebahagiaan tersendiri bagi kedua orang tuanya.
Mengenai hal tersebut, teman kumparanMOM membagikan kisah menarik mereka ketika melalui proses persalinan. Bagaimana ceritanya? Yuk, kepoin lewat artikel berikut ini.

Cerita teman kumparanMOM Ketika Melalui Proses Persalinan

Mom Della, member teman kumparanMOM. Foto: dok istimewa
Momen persalinan sering kali dipenuhi dengan serba-serbi yang menarik, Moms. Kalau kamu penasaran dengan cerita member teman kumparanMOM saat melewati proses persalinan, mari simak ceritanya berikut ini!
ADVERTISEMENT

1. Perjuangan Panjang Demi Kelahiran Si Kecil

Mom Della menceritakan pengalamannya yang penuh liku ketika melahirkan sang buah hati. Meski tidak mengalami kontraksi yang kuat, Della tetap harus menjalani berbagai tindakan medis.
"Masuk dengan kondisi sehat walafiat, langsung ditaruh di ruang tindakan, pakai infus kontraksi dari Jumat sampai Sabtu. Rasanya biasa aja, tapi tetep bikin khawatir," katanya kepada kumparan.
Perjuangan Della belum selesai sampai di situ. Setelah berbagai usaha dilakukan untuk memicu kontraksi, ketubannya pecah pada Minggu malam. Itu tandanya, bayi harus segera dilahirkan.
Momen paling menyakitkan bagi Della adalah ketika perineumnya digunting. Namun, ia tetap bersyukur bisa melewati semuanya.Pasca melahirkan, Della mengalami infeksi yang membuat jahitan perineumnya harus diulang beberapa kali.
Meski begitu, semangatnya untuk pulih dan merawat bayinya tetap tinggi. "Rasanya, mantul!" akunya dengan nada tegar.
ADVERTISEMENT

2. Lahiran di Tengah Pandemi dan Tantangan COVID-19

Mom Lenia, member teman kumparanMOM. Foto: dok istimewa
Ketika hamil, Mom Lenia terpaksa harus merantau bersama sang suami di Riau. Mendekati hari perkiraan lahir (HPL), Lenia pulang ke Solo dengan pesawat, berharap bisa melahirkan di kampung halaman bersama suami yang sedang cuti.
"Eh bener, begitu turun pesawat dan sampai rumah, si dedek ngajakin ke RS, ternyata udah bukaan 4," kenangnya dengan takjub.
Tantangan besar datang ketika ia dinyatakan positif COVID-19 sesaat akan melahirkan. Meski sudah diinduksi dua kali, bayinya belum juga mau keluar. Akhirnya, dengan perjuangan keras, ia berhasil melahirkan di pagi hari.
"Untung lahiran masih boleh ditemenin suami walaupun COVID," ucapnya penuh rasa syukur.
Setelah melahirkan, Lenia tidak bisa langsung menyusui dan memegang bayinya karena harus mematuhi protokol kesehatan. Ia baru bisa menyentuh bayinya setelah seminggu, yakni setelah melakukan swab dan dinyatakan negatif.
ADVERTISEMENT
"Rasanya sedih banget, tapi alhamdulillah akhirnya semua berjalan lancar," ungkapnya.

3. Dua Pengalaman Melahirkan yang Penuh Haru

Kakak Jehan dan adik Ghania, anak dari Mom Nuki. Foto: dok istimewa
Anak pertama Mom Nuki dilahirkannya di tengah situasi yang sulit, di mana ia harus menjalani operasi caesar (SC). Saat itu, ia sudah memasuki pembukaan enam, tapi tidak ada kemajuan sama sekali. Sementara air ketubannya terus mengalir.
"Waktu anak pertama, aku kena COVID, jadi cuma semalam doang lihat bayinya, setelah itu dipisah," kenangnya.
Situasi tersebut membuatnya harus pulang ke rumah tanpa menggendong bayinya. Si kecil harus tetap di rumah sakit untuk menghindari penularan COVID-19.
Pengalaman melahirkan anak kedua tidak kalah mendebarkan bagi Mom Nuki. Walaupun sudah masuk proses pembukaan, detak jantung bayi tiba-tiba menjadi lebih cepat dari angka normal. Kata dokter, kondisi tersebut disebabkan plasenta yang terlilit di tubuh bayi.
ADVERTISEMENT
"Begitu bisa dikeluarin, bayinya gak langsung napas," ujarnya, mengingat momen menegangkan tersebut. Beruntung, meski sempat berhenti bernapas, bayinya akhirnya selamat dan sehat.
Yuk berbagi pengalaman bersama ribuan ibu lainnya di komunitas teman kumparanMOM di kum.pr/mom4