Konten dari Pengguna

kumparanTALK: Kenapa Sih Self Love Itu Penting?

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
27 Maret 2020 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Self-Love. Foto: unsplash/Giulia Bertelli
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Self-Love. Foto: unsplash/Giulia Bertelli
ADVERTISEMENT
Kita mungkin sering mendengar kata self-love belakangan ini, tapi apa sebenarnya makna dari self-love itu sendiri? Kenapa kita harus mencintai diri kita sendiri?
ADVERTISEMENT
Persoalan seperti body shaming, cibiran, dan pandangan negatif orang lain kepada diri kita, seringkali membuat self esteem (penghargaan diri) seseorang menurun. Jika kita tidak mengatur hal tersebut dengan baik, maka kebahagiaan diri sendiri menjadi taruhannya. Untuk itu, peran self-love menjadi penting, karena kitalah yang menentukan kebahagiaan diri sendiri, bukan orang lain.
Self-love ternyata bukan perihal yang simpel seperti kedengarannya. Meskipun dalam perjalanannya kita masih menemukan tantangan dan lika-liku dalam mewujudkan self-love, seperti cemoohan dan omongan orang lain terhadap diri kita sendiri, tetapi self-love sangat penting bagi kesehatan mental seseorang, sehingga kita perlu untuk mencintai kekurangan maupun kelebihan diri sendiri.
Setiap orang pasti memiliki cerita dan lika-liku perjalanan yang berbeda dalam menerima secara utuh dirinya sendiri. Intan Kemala Sari, dikenal sebagai Lifestyle Influencer, berkesempatan menceritakan kepada teman kumparan bagaimana proses sampai akhirnya ia berhasil mencintai dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Menurut Intan, self-love memiliki banyak sekali manfaat, seperti halnya seseorang akan lebih bahagia dalam menjalani hidup, lebih percaya diri, lebih bisa menghormati orang lain, lebih bisa bersyukur, melihat sesuatunya secara positif, dan sederet manfaat lainnya.
Intan juga menambahkan, self-love bukanlah hal yang egois, bukan pula hal yang tabu. Semua orang berhak mendapatkan dan melakukan self-love. Mencintai diri sendiri penting untuk kesehatan mental, sekaligus sebagai pembelajaran supaya tidak terlalu mendengarkan apa kata orang lain terhadap diri kita.
Penasaran seperti apa keseruan kumparanTALK kali ini? Simak rangkumannya di bawah ini.
kumparanTALK Woman. Foto: dok. kumparan
Tanya: Kadang kala, self-love diidentikan dengan selfish, sehingga terdapat bias mengenai konsep self-love yang sebenarnya dengan self-love yang cenderung selfish dalam konteks negatif, bagaimana membuat sekat diantara keduanya agar tidak tercampur dan menjadi toxic untuk diri kita?
ADVERTISEMENT
Jawab: Kalau menurutku kita harus tau batasan, situasi dan kondisinya agar tidak dianggap self-love negatif. Kalau misalnya kita melakukan self-love untuk dapat keuntungan buat diri sendiri, nah itu baru konotasinya negatif. Keuntungannya kayak gimana sih? Kaya riya gitu, misalnya ah gue mau ngerawat diri, rajin olahraga ke salon dll karena pengin upload ke ig story, atau pengin dikomentarin aja, butuh pengakuan. Nah menurutku, itu tipe yang egois.
Terus gimana biar nggak dibilang egois? Kita ngomong aja ke teman, ke keluarga, ke rekan kerja gitu misalnya. "Sorry aku nggak bisa pulang malem hari ini, ada kelas yoga jam 7" atau "Kayaknya gue skip dulu deh pergi bareng kalian, gue mau ke salon nih udah lama nggak creambath".
ADVERTISEMENT
Kalau kita bilang dari awal, kita jelasin konsep self-love yang ingin kita lakukan seperti apa, sepertinya orang-orang akan paham dan nggak akan ada yang menganggap diri kita egois.
Tanya: Tapi kadang Kak, orang-orang tuh ada stigma negatif gitu sama seseorang yang mencintai diri sendirinya. Kayak, "apaan sih sok-sokan banget." Nah, gimana sih caranya biar nggak dianggap begitu karena kadang ya itu stigma self-love disamakan sama selfish sama sebagian orang. Gimana cara memberitahukan konsep self-love agar mudah dimengerti orang lain?
Jawab: Hmmm gimana ya, aku dari kecil udah diajarin sama orang tuaku untuk 'nggak usah dengerin apa kata orang'. Karena orang pun belum tentu tahu seperti apa kita menjalani hidup kita, apa yang sudah kita perbuat dalam hidup kita. Ibaratnya, orang-orang cuma tahu kita dari luarnya saja, belum tentu dia tahu dalamnya seperti apa, tahu kepribadian, sifat dan karakter diri kita kayak gimana. Kalau aku dianggap sok-sokan, jujur aku akan bodo amat sama orang komentar kayak gitu. Yang ngejalanin aku, aku yang sacrifice untuk hidupku. Kadang bersikap bodo amat itu penting, karena kalau kita terus-terusan mikirin tentang 'kata orang', kita nggak akan punya pendirian dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Tanya: Saya sebenarnya belum paham betul apa sebenarnya makna self-love itu sendiri. Saya belum bisa love my self dengan sepenuh hati. Saya masih sering kurang percaya diri, menganggap diri saya tidak berguna dan tidak diinginkan oleh seorang pun. Sudah berbagai macam cara saya lakukan untuk mengatasi insecurity itu sendiri. Lalu bagaimana sebenarnya cara yang paling efektif untuk menciptakan self-love kepada diri sendiri?
Jawab: Jujur aku pun dulu berpikiran seperti ini. I was at my lowest point, ngerasa hidup nggak guna, nggak bisa bahagiain orang tua, stuck di grey area, nggak percaya diri sama sekali. Jangankan foto seluruh badan, dulu foto selfie aja dulu juga nggak berani.
Tapi aku mikir, mau sampai kapan aku gini terus? Hidup cuma satu kali. Mau dibuat seperti apa hidup kita, tergantung gimana kita menjalaninya. Dari situ aku ubah pola pikir dan cara berpikirku. Aku sadar, semuanya berawal dari pemikiran. Kalau kamu terus-terusan mikir nggak PD, nggak guna, nggak ada yang mau, cara berpikir dan tingkah laku kamu sehari-hari akan mencerminkan bahwa kamu memang nggak guna, nggak ada yang mau, dan nggak akan pernah percaya diri. Sorry aku harus ngomong kayak gini, tapi kadang kita tuh perlu dikasih shock therapy biar kita 'bangun' dan mikir, "oh iya ya.. bener juga.. ngapain aja gue selama ini."
ADVERTISEMENT
Aku selalu encourage teman-teman di Instagram-ku yang hampir semuanya curhat seperti ini untuk mengubah cara mereka berpikir dan melihat sesuatu. Kalau belum apa-apa pikirannya udah negatif terus, ya ke depan-depannya akan selalu mikir negatif.
Satu lagi, rasa insecure itu menurutku wajar dirasakan dan dialami oleh setiap orang. Aku pun juga sampai sekarang masih insecure. Di umur 29 tahun, teman-temanku sudah menikah punya anak dan jadi ibu, jujur bikin aku insecure karena aku merasa aku 'kalah'. Tapi lagi-lagi aku harus ubah pemikiranku, menikah itu sebuah kesiapan hati fisik dan mental, bukan karena usia, bukan karena temen udah nikah atau cuma pengin foto prewedding aja terus pamer di medsos.
Cara paling efektif untuk menciptakan self-love menurutku kita harus banyak ngobrol sama diri kita sendiri. Apa kita udah bahagia dengan diri kita, dengan hidup yang kita jalani? Apa kita ngerasa udah cukup mencintai diri kita? Apa kita sudah memperlakukan diri kita sendiri seperti kita memperlakukan orang lain dengan baik? Kalau dari aku, mungkin kita harus ngobrol, cari tau hal-hal tentang diri kita yang selama ini mungkin kita gak sadar kalau kita punya hal itu, terus baru mulai belajar memahami, mengerti dan mencintai diri kita.
ADVERTISEMENT
Tanya: Terkadang kita masih dihantui sama kesalahan di masa lalu kita. Bagaimana cara berbaikan dengan masa lalu kita dan mengikhlaskan yang sudah berlalu agar lebih menghargai diri sendiri?
Jawab: Tutup mata, tutup telinga, tutup pikiran buruk, lupain saja. Kalau aku mungkin akan seperti itu ya karena aku orangnya nggak mau nginget-nginget atau mengungkit masa lalu, karena kita gak akan move on with our lives kalau kita masih ingat-ingat masa lalu. Berdamai dengan masa lalu memang sulit, tapi kita harus sadar kalau kita sekarang ini bukan hidup di masa lalu.
Di sini aku nggak tau konteks 'dihantui' dengan kesalahan masa lalu yang dialami seperti apa, tapi kalau itu adalah kesalahan yang aku perbuat, aku akan jadikan itu pelajaran untuk menjalani hidup kedepannya. Salah dalam hidup itu wajar, namanya juga belajar. Tinggal gimana kita nge-treat diri kita aja seperti apa. Apakah kita mau terus-terusan kasar sama diri kita, terus-terusan nyalahin diri kita, atau kita mau memaafkan diri kita dan memperlakukan diri kita seperti soulmate.
ADVERTISEMENT
Tanya: Saya merasa kurang konsisten dalam mempercayai bahwa saya cukup cantik. Sering kali rusak karena hal sepele. Saya ingin sekali tetap percaya dan terus berkarya agar ada hal lain untuk saya banggkan dan membuat saya percaya bahwa ada hal menarik dalam diri saya. Ada tips nggak Kak Intan buat saya dan mungkin teman-teman lainnya?
Jawab: Tips dari aku:
1. Kenali diri sendiri dulu, misalnya aku nih maunya apa? Sudah ngapain aja dalam hidup ini? Apa saja yang gagal dalam hidupku? Apa saja yang berhasil dalam hidupku? Apa saja tujuan hidupku? Cara apa saja yang sudah aku lakukan untuk mencapai tujuan hidupku?
2. Kalau sudah, mungkin saatnya explore bakatmu. Aku tuh dari kecil suka pelajaran mengarang bebas, dulu sempet nulis cerpen/novel pendek ala ala remaja labil. Udah pede banget kasih ke penerbit buku tapi ternyata gak ditanggepin, sempet down sih tapi aku gak yang langsung nyerah gitu aja.
ADVERTISEMENT
Nah, begitu dapet kerjaan yang berhubungan sama tulis-menulis, aku jadi makin yakin kalau memang bakatku tuh ada di bidang menulis. Nah, bakat ini yang aku kembangkannnn.. Aku yakin kamu pasti bisa explore bakatmu. Nggak telat kok, coba ikut tes bakat mungkin? Aku aja pengin ikut tes bakat, biar aku tau aku ada potensi bakat apa lagi.
Tanya: self-love masih dianggap tabu sama sebagian orang, lalu bagaimana cara nya agar self-love tidak dianggap tabu?
Jawab: Ini sepertinya sudah aku jawab di awal, hampir mirip dengan pertanyaan sebelumnya. Cara biar nggak tabu ya kita informasikan/kasih penjelasan tentang self-love, apa yang kita lakukan sebagai bentuk self-love, self-love itu bukan suatu keegoisan, self-love justru bentuk penghargaan kepada diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Tanya: Kak, bagaimana caranya menghadapi first impression dari keluarga pacar yang bilang, "kok kamu suka sama orang kayak dia sih?" Padahal cowok kita udah menerima kita apa adanya.
Jawab: Peribahasa 'tak kenal maka tak sayang' itu akan terus berlaku sampai kapan pun menurutku. Namanya juga first impression, pasti ada yang positif dan ada yang negatif. Kalau aku boleh saran, kamu jangan patah semangat yaa. Justru ini kesempatan buat kamu untuk 'mengambil hati' (cieelaaahhh wkwkkw) keluarga pacarmu. Nggak perlu diambil hati juga, karena kalau mereka sudah impressed sama kita, first impression bukan hal yang harus dikhawatirin lagi.
Tanya: Makasih kak, membantu banget. Jadi aku harus nunjukin hal positif lain selain fisik ya, kak?
ADVERTISEMENT
Jawab: coba deh kamu ingat-ingat skill apa yang bisa kamu tunjukin? Nah dari situ kamu explore lagi, kamu kembangin lagi. Kayak aku, aku tuh nggak bisa gambar ataupun desain, ngiri banget sama orang yang bisa gambar/desain karena aku pengin bikin barang-barang hasil desainku sendiri.
Tanya: Kak gimana sih caranya ngebangun kepercayaan diri kita setelah dibandingin sama orang lain? Kadang aku tuh suka kesal dan jadi kepikiran dan berakhir jadi ngerendahin diri sendiri gitu kak.
Jawab: Aku juga kesal kalau dibanding-bandingin sama orang lain, tapi jangan sampai dijadikan pikiran atau beban ya. Karena itu, ujung-ujungnya kita jadi ngerendahin diri sendiri, nyalahin diri sendiri padahal mungkin belum tentu diri kita nggak salah. Kalau ditanya cara ngebangun kepercayaan diri setelah dibanding-bandingin, semuanya balik lagi ke pemikiran kita. Mau seperti apa bentuk penerimaannya. Kalau mau kesal, marah, nangis, bete ya silahkan, tapi mungkin besoknya udah lebih woles dan chill. ;)
ADVERTISEMENT
Tanya: Kak, berarti hal penting dari self-love itu ada di pemikiran ya kak, mendoktrin bahwa kita itu berguna, kita itu bisa, dll. Tapi membiasakan untuk punya doktrinan seperti itu gimana, kak? Sedangkan kita belum nerima kekurangan diri kita. Dan menurut kakak, apa hal yang perlu diutamakan? Menerima kekurangan atau mendoktrin bahwa kita bisa. Karena aku bisa menerima kekurangan tapi masih merasa insecure dan akhirnya belum bisa menerima bahwa orang lain tahu kekuranganku.
Jawab: Membiasakan dirinya memang susah sih. Tapi kalau dari aku, karena kebetulan aku bekerja di bidang yang mengharuskan aku ketemu orang banyak, lama-lama rasa percaya diri itu terasah dengan sendirinya. Semakin aku banyak ketemu orang baru, networking istilahnya, semakin kita berani menunjukkan skill kita, kayaknya lama-lama kita akan menerima kekurangan kita karena kelebihan kita selalu diasah. Terus, kalau dari aku pribadi, cari circle pertemanan yang positif dan tidak saling menjatuhkan. Teman yang memang mau lihat temennya maju (atau sama-sama maju). Kalau orang lain tahu kekurangan kita, jangan jadikan itu sebagai aib dan jangan juga berusaha untuk menutup-nutupi. Cukup jadi diri kita sendiri apa adanya.
ADVERTISEMENT
Sebelum menutup perbincangan pada kumparanTALK Woman (26/03), Intan menyampaikan pesan kepada teman kumparan supaya menikmati semua proses menuju self-love.
"Untuk menjalani itu, semuanya butuh proses. Jadi nggak serta merta langsung bisa dan sanggup, pasti ada hambatan, dan tantangan. Ya dinikmati saja. Namanya juga proses :)," ujar Intan kepada teman kumparan.
kumparanTALK Woman masih akan berdiskusi membahas topik lain dengan narasumber yang nggak kalah menarik, loh.
Tertarik ikuti keseruannya? Yuk gabung di Grup Whatsapp Teman kumparan WOMAN.