Konten dari Pengguna

kumparanTALK: Menjadi Guru Bagi Anak

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
17 April 2020 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi guru bagi anak. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi guru bagi anak. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Keberhasilan perkembangan anak ternyata bukan hanya tanggung jawab para guru di sekolah saja lho, Moms. Orang tua juga memiliki peran yang signifikan dalam membimbing anak untuk berkembang. Ini disebabkan karena keluarga merupakan lingkungan terdekat bagi anak untuk membentuk kepribadian, daya pikir, dan kecerdasannya.
ADVERTISEMENT
Peran ibu tentunya bisa dimaksimalkan untuk memacu anak supaya berkembang. Dengan menerapkan contoh kecil bagi anak, sosok ibu tentunya bisa berperan sebagai guru dalam keluarga.
Menurut Muhammad Iqbal Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Moms perlu menerapkan beberapa hal untuk bisa menjadi guru bagi anak. Pertama, orang tua perlu konsisten dalam menerapkan hal-hal baik yang bisa dicontoh oleh anak. Kedua, terapkan komunikasi dua arah. Hindari kesan menceramahi anak. Moms bisa membuka diskusi dan dengarkan opini serta keluhan anak. Ketiga, sampaikan segala sesuatunya dengan baik. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah hindari menyampaikan pesan ketika sedang emosi. Ini penting untuk membangun respek anak kepada orang tua.
Pada kumparanTALK kali ini, Teman kumparan Moms berkesempatan mendiskusikan topik ‘Menjadi Guru Bagi Anak’ bersama Muhammad Iqbal Ph.D, Counseling Psychologist.
ADVERTISEMENT
Penasaran seperti apa keseruan kumparanTALK kali ini? Simak rangkumannya di bawah ini.
kumparanTALK Mom: Menjadi Guru Bagi Anak. Foto: dok. kumparan
Tanya: Bagaimana caranya membuat anak nurut dan patuh dengan orang tua?
Jawab: Untuk membuat anak patuh, perlu respek dan wibawa dari orang tua. Hal ini bisa didapat kalau kita konsisten dengan akhlak yang baik, dalam menyampaikan pesan tidak melibatkan emosi, dan selalu ajak anak untuk berdiskusi.
Banyak anak tidak respek karena orang tua sering menjelekkan pasangannya di hadapan anak, terkadang bertengkar di hadapan anak, terkadang bohong di hadapan anak. Perilaku tersebut tidak konsisten dan cenderung buruk. Jadi, membangun citra dan wibawa itu penting. Kalau anak sudah respek, maka mereka akan mudah nurut dan patuh.
Tanya: Seberapa penting kehadiran orang tua dalam pendidikan anak saat ini? Apa dampak negatifnya kalau orang tua agak abai dengan pendidikan anak?
ADVERTISEMENT
Jawab: Penting. Namun, kesuksesan anak itu bukan hanya karena orang tua yang hebat, tetapi juga karena lingkungan yang positif. Tugas penting orang tu salah satunya adalah membangun lingkungn positif di rumah dan memastikan lingkungan bermain anak juga positif. Dalam mendidik, ibu bukan mengawasi 24 jam, tetapi menuntun anak ke arah yang lebih baik.
Tanya: Bagaimana metode belajar yang sesuai untuk anak usia 3 tahun? Terkadang si anak kurang fokus untuk pelajaran yang menurutnya kurang menarik.
Jawab: Anak usia 3 tahun ada di tahap perkembangan kognitif sensorikmotorik, sehingga metode stimulasi harus melibatkan indera secara langsung. Seperti misalnya bergerak, dapat disentuh, dan dapat dilihat secara visual. Usia 3 tahun memang belum tugasnya membaca. Tugas utamanya bermain. Dengan bermain, akan terasah kemampuan sosial dan kognitifnya.
ADVERTISEMENT
Jadi, anak harus dibuat happy agar mereka mudah dan mau. Kalau berhadapan dengan anak, jangan mencari kesalahannya saja, tapi juga mengapresiasi dan mendukungnya. Buat dia nyaman jangan dengan marah, kalau lelah jangan dipaksa karena lelah akan menimbulkan emosi.
Tanya: Anak saya senang bermain puzzle yg ada di aplikasi dan suka story telling yang ada di imajinasi dia, kira-kira permainan sensorimotorik yang sesuai untuk anak saya seperti apa ya?
Jawab: Saran saya dekatkan dia ke alam dan sosial (pertemanan). Terkadang gadget membuat anak malas bergerak dan bersosialisasi. Untuk melatih motoriknya, bisa sambil olahraga ringan, ataupun permainan motorik yang bisa dibuat sendiri. Misalnya membuat pasir-pasiran sendiri dari bahan yang dekat dengan khidupan sehari-hari, Moms bisa lihat referensi lainnya di Youtube.
ADVERTISEMENT
Tanya: Terkadang kan anak enggak terima sama apa yang kita kasih tahu, sering kali langsung menangis. Kalau nangis baiknya gimana?
Jawab: kalau menurut saya, anak itu belum paham sehingga dia sering buat salah. Menangis adalah wujud rasa takut, saran saya jangan menegur langsung, cari waktu yang tepat. Saat dia rileks, sambil dipeluk, Moms bisa beritahu dengan cinta dan kasih sayang. Intinya tunggu tenang dulu dan diberitahu di lain waktu.
Seandainya kita kerja, lalu buat salah dan atasan langsung negur apalagi di hadapan orang lain, tentu saja enggak nyaman. Anak pun sama, dia akan merasa dihakimi secara enggak langsung kalau ditegur secara langsung.
Tanya: Saya sudah sosialisasi anak sejak mulai belajar jalan, cuma terkadang teman sebayanya itu kurang friendly. Itu yang bikin saya was-was anak saya nanti disakiti.
ADVERTISEMENT
Jawab: Yang dikhawaritkan disebut dengan 'helicopter mom'. Kita ingin anak kita steril, tidak boleh disakiti sedikit pun, akhirnya anak kita ketika besar enggak punya imunitas. Bagi anak, pertemanan dengan orang baik dan jahat adalah proses agar mereka tangguh. Jadi, tidak apa-apa kalau anak diperkenalkan dengan dunia luar lebih jauh lagi, itu demi kebaikan anak di masa yang akan datang.
Anak disakiti itu karena dianggap lemah. Untuk melatih mental, fisiknya menjadi kuat. Jangan justru mengggindari dia dari masalah yang membuat dia akhirnya tidak terbiasa dengan masalah.
Tanya: Mas mau tanya, gimana caranya supaya kita bisa jadi guru buat anak-anak yang sudah beranjak remaja? Mereka sering menganggap orang tua itu 'menggurui', jadi kedekatannya malah berkurang.
ADVERTISEMENT
Jawab: Mungkin karena cara komunikasinya yang kurang benar, Moms. Kita terkadang cenderung berceramah, sehingga kadang kurang mau mendengarkan. Ajak diskusi, sehingga komunikasinya bisa dua arah.
Ketika bertemu bukan hanya mencari kesalahan, namun juga memberikan apresiasi, dukungan, dan motivasi. Jadi, biasakan untuk memulai dengan kalimat-kalimat apresiasi yang dia lakukan. Kalimat mendukung supaya lebih baik dan kalimat motivasi agar lebih bersemangat.
Sebelum menutup sesi kumparanTALK, Iqbal sempat memberikan pesan kepada Teman kumparan Moms.
"Dalam mendidik, yang penting adalah contoh dan keteladanan. Bukan dengan marah dan cacian. Seringlah mengapresiasi, memberi semangat, bukan mencari kesalahan si anak. Mendidik itu ibarat menanam pohon, harus sering diberi pupuk dan vitamin agar buahnya bagus, kalau tanaman di lukai akan sulit berbuah."
ADVERTISEMENT
Teman kumparan Moms akan berdiskusi dengan narasumber lainnya yang tak kalah menarik lho, Moms. Tertarik ikuti keseruannya? Yuk, join Grup WhatsApp Teman kumparan Mom.