Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
kumparanTALK: Pacaran, Buat Apa?
16 April 2020 13:54 WIB
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, menjalin suatu hubungan bisa mendatangkan kesenangan tersendiri karena kehadiran pasangan yang memberikan warna baru dalam hidup kita. Kerap kali, kebahagiaan yang kita dapatkan bergantung kepada pasangan kita. Padahal, bukan tugasnya untuk memastikan kebahagiaan kita.
ADVERTISEMENT
Menurut Gery Ardian, penulis buku Hal Yang Paling Sia-Sia, kebahagiaan yang dirasakan terletak pada diri sendiri. Menjalin suatu hubungan, lebih dari sekadar mencari kesenangan dan mengutarakan rasa sayang. Lantas, apa gunanya menjalin suatu hubungan atau pacaran?
Pada kumparanTALK kali ini, Teman kumparan Milenial berkesempatan mendiskusikan 'Pacaran, Buat Apa?' bersama Gery Ardian, content creator yang erat dengan tema percintaan.
Penasaran seperti apa keseruannya? Simak rangkumannya di bawah ini.
Tanya: Apa definisi pacaran menurut Bang Gery?
Jawab: Pertanyaan ini pas banget ya buat mengawali sesi kumparanTALK kali ini. Menurutku pacaran itu adalah hubungan yang lebih serius dan sudah mengarah ke pernikahan. Karena buat apa menjalin hubungan yang enggak serius? Kalau misalnya kita cuma ingin dibahagiakan dari pasangan kita, jangan main-main sama hati orang. Alangkah lebih baiknya cari kebahagiaan dari hal lain saja. Misalnya cari hobi baru yang enggak berhubungan dengan hati seseorang.
ADVERTISEMENT
Tanya: Apa pacaran cuma buat nikah aja? Atau bisa juga buat have fun?
Jawab: Iya dong, memangnya ada tujuan selain menjalin hubungan yang benar-benar serius? Kalau tujuannya cuma buat have fun doang, kita bisa lakukan hal selain menjalin hubungan dengan seseorang. Buat apa kalau kita belum siap secara mental? Cuma karena di luar sana itu menjadi hal yang wajar untuk dilakukan, makanya itulah gunanya batasan yang ada di dalam diri kita.
Sebenarnya tuh pacaran buat apa? Kalau untuk have fun doang apakah itu hal yang bijak buat dilakukan? Jadinya salah tujuannya kalau hanya sekadar untuk have fun.
Kalau udah mau serius dengan seseorang, fokus kita cukup mengasihi dia aja, kalau kebahagiaan kita kan tanggung jawab diri sendiri. Jangan dilimpahkan ke orang lain. Kita enggak boleh mengharuskan orang lain terus menerus membahagiakan kita. Karena kesetiaan, hal-hal baik yang datang dari dia itu bukan keharusan, tapi kebaikan. Jadi kalau dia kasih itu terus ya syukuri, kalau enggak ya bukan masalah. Jadi, fokusnya ke komitmen untuk serius sama dia.
ADVERTISEMENT
Tanya: Cara pacaran yang baik atau bisa dibilang sehat dan enggak neko-neko tuh harus gimana, bang? Apa tips supaya hubungannya bisa langgeng bertahun-tahun?
Jawab: Selain komunikasi, yang paling dasar harus dilakukan adalah bertumbuh. Kita harus terus menerus beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi dalam hubungan tersebut. Karena enggak mungkin banget kita pacaran sama seseorang, tapi baik kita ataupn dia enggak mengalami perubahan sama sekali. Itu adalah kondisi yang enggak mungkin banget. Orang itu selalu bertumbuh, dari zaman SMA, ke kuliah, lalu kerja. Itu semua melalui proses belajar dan beradaptasi. Pemikiran kita berubah dari dulu hingga sekarang.
Menurutku, enggak mungkin kita menjalani hubungan atas dasar modal nekat doang. Alasannya cuma karena sayang, itu udah enggak bisa. Jangan nuntut, tapi kita harus menuntun satu sama lain. Kalau ada yang tertinggal di belakang, kita bisa mengayomi supaya masih bisa berjalan berdampingan. Jadi, hubungan itu tetap harus saling dijaga dengan bertumbuh karena enggak ada hubungan yang bisa awet kalau enggak dijaga bersama. Harus ada perjuangan dari kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Tanya: Aku merasa pacarku enggak terbuka sama aku, kak. Belakangan ini juga dia suka bohong kecil gitu. Aku harus ambil sikap gimana ya kak untuk permasalahan yang kayak gini? Apakah pacaran dengan kasus kaya gini masih baik untuk dipertahankan?
Jawab: Dari kasus ini kita bisa belajar bahwa hubungan itu harus terus menerus beradaptasi. Kalau misalnya tiba-tiba ada perubahan dalam hubungan dan kita enggak bisa beradaptasi dengan itu, berarti keputusannya hanya satu, memang enggak bisa kita paksakan. Kita juga harus lihat terlebih dahulu nih alasannya ke belakang, lihat dari sudut pandang yang lebih luas. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang mendasari dia melakukan hal seperti itu? Kalau misalnya, komunikasi yang terjalin hanya untuk saling jawab doang, tanpa mengetahui pola pikir dia yang sebenarnya, kita harus tahu dulu nih apa yang menjadi pola pikir dia yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Kalau yang diributkan cuma dari kata-kata yang keluar dari mulut dia saja, ya enggak bakal pernah selesai. Kamu harus mengerti pola pikirnya dia. Setelah itu, kita bisa menyesuaikan diri dengan pola pikirnya dia. Misalnya, kamu bisa mengurangi kesan yang seakan-akan menginvestigasi dia. Kalau misalnya satu cara sudah enggak bisa digunakan, kamu bisa cari cara lain. Mungkin kamu bisa menyampaikan dengan cara yang lebih ramah dan mengayomi. Cara itu dilakukan supaya kalian bisa saling mengerti dan bisa saling beradaptasi satu sama lain.
Tanya: Aku udah ngejalanin hubungan selama 2 tahun kak dan rencana akhir 2020 kami akan melangsungkan akad. Tapi tuhan berkata lain kak, kami enggak jodoh. Nah ini sudah sekitar 5 bulan kami pisah dan ada beberapa lelaki yang deketin aku, tapi aku belum bisa buka hati. Menurut kakak apakah salah kalau aku belum berani untuk memulai hubungan baru lagi?
ADVERTISEMENT
Jawab: Semoga ada hikmah yang bisa diambil dan ini adalah keputusan yang benar, ya. Sebenarnya kalau ditanya wajar atau enggak ya wajar-wajar aja. Menurutku juga jangan terlalu buru-buru kalau hati kamu memang belum siap. Sendiri aja dulu dan siapkan segala sesuatunya buat memulai lagi. Siapkan mental supaya ke depannya bisa menjalani hubungan yang lebih baik juga. Habis ini dilist dulu nih, mana yang jadi kebutuhan kamu supaya kesalahan yang kemarin enggak terulang lagi. Ya, jadi sebenarnya wajar kok, anggap aja sekarang kamu lagi beristirahat dari cinta yang salah.
Tanya: Aku lagi dekat sama teman kerjaku sudah hampir 4 bulan, kita sama-sama suka dan memutuskan buat ada komitmen didalamnya. Tapi dia enggak mau pacaran dengan alasan ‘belum bisa tanggung jawab/belum mapan’. Aku enggak tahu hubungan macam apa ini. Aku merasa dia hanya mempermainkan aku. Aku harus gimana sebaiknya, kak?
ADVERTISEMENT
Jawab: Kalau dia bilang belum mapan, menurutku sih itu jawaban yang baik dari laki-laki, ya. Berarti dia mengerti gitu, dia harus apa sekarang dan gimana ke depannya gitu. Ya anggap aja mungkin ini kamu lagi PDKT. Jangan buru-buru, dia benar tuh, mendingan tunggu mapan. Sekarang jalin komunikasi aja dulu. Kalau ada itikad baik dari dia buat serius baru lanjutin. Jangan buru-buru aja yang penting, ya.
Tanya: Untuk ke jenjang serius haruskah pacaran bertahun-tahun dulu? Atau bisa dengan saling kenal satu sama lain dan mengenal sifat masing-masing? Gimana dengan orang orang yang temuin pasangannya pas pacaran sifatnya beda 180 derajat dengan saat menikah?
Jawab: Ini pernah aku bahas di podcast, sebenarnya ada 3 cara buat kita menemukan jodoh yang paling populer. Pertama, menemukan jodoh seperti menemukan soulmate. Kedua, menemukan jodoh seperti menemukan twin flames. Ketiga, menemukan jodoh karena relationship. Kalau patokan kita pacaran itu harus bertahun-tahun, kayaknya enggak. Salah kalau kita menilai kayak gitu. Ada yang pacaran 10 tahun tapi enggak kenal sama pasangannya juga ada. Jadi bukan quantity, tapi quality. Seberapa jauh kita kenal sama dia.
ADVERTISEMENT
Hubungan itu harus selalu belajar, dengan begitu kita juga semakin cepat kenal satu sama lainnya, kan. Jadi ya, bukan seberapa lama hubungannya, tapi seberapa berkualitas hubungan kalian selama ini. Karena ada orang yang butuh waktu yang lama untuk bisa mengenal satu sama lain, tapi ada juga yang begitu kenal langsung klop satu sama lain. Mungkin kamu bisa dengar podcast aku soal soulmate dan twin flames itu, supaya lebih ngerti bahwa ada 2 metode dalam mencari seseorang.
Kalau kamu sudah terlanjur nikah dan 180 derajat berbalik ya diadaptasikan dan didiskusikan aja. Nah, kalau belum kamu bisa sering sharing sama dia supaya yakin dulu ini orang beneran buat kamu atau enggak. Karena kan pacaran itu untuk tahu apakah dia tepat buat kamu atau enggak. Kalau belum yakin, jangan nikah dulu.
ADVERTISEMENT
Tanya: Salah enggak sih pengin punya hubungan dengan landasan karena aku butuh teman dalam bentuk pacar?
Jawab: Hubungan kayak kamu ini dikenal dengan istilah rebound relationship. Kamu hanya cara sekadar pelarian gitu aja. Kamu cuma pengin senang-senang aja dan pengin punya teman yang kayak pacar. Menurutku sih sebenarnya ada pilihan selain berkomitmen sama seseorang. Kalau kamu niatnya cuma jalin hubungan kayak gini aja, bisa jalin hubungan yang lebih terbuka. Ketika kamu enggak mau berkomitmen dan lebih mentingin perasaan kamu aja, menurutku itu egois. Karena kan kalau kita berkomitmen, berarti fokus kita mengasihi orang yang disayang.
Tanya: Kemarin aku baru bikin keputusan untuk berhenti memperjuangkan hubunganku, alasannya karena aku capek. Di hubungan ini udah enggak dua arah, cuma sisi aku yang terus cari topik dan mempertahankan hubungan. Aku agak takut nyesel, apakah keputusanku benar?
ADVERTISEMENT
Jawab: Kalau misalnya kemarin udah mengambil keputusan sih, kamu enggak bisa apa-apa, ya. Percuma juga dibahas, aku juga enggak bisa menyimpulkan itu benar apa enggak. Jadi balik lagi ke diri kamu, perasaan kamu seperti apa sekarang. Aku enggak tahu perjuangan macam apa dari diri dia yang udah enggak worth it lagi. Aku juga enggak tahu daya juang seperti apa yang udah kamu lakukan buat dia. Mungkin kalian memang enggak cocok aja, kamu butuhnya A, sedangkan dia butuhnya B. Adanya perbedaan bahasa kasih juga bikin kalian jadi enggak bisa satu frekuensi. Jadi ya, balik lagi ke kamu. Keputusannya pun ada di kamu. Jadi aku cuma bisa doakan semoga itu keputusan yang paling baik, ya.
ADVERTISEMENT
(sif)