Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Parenting teman kumparanMOM untuk Jalin Kedekatan dengan Anak Perempuan
24 September 2024 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mendidik anak perempuan memang cukup tricky, ya, Moms. Tidak hanya memenuhi kebutuhan pendidikannya, sebagai orang tua, kamu juga harus memperhatikan perkembangan karakter dan moralnya.
ADVERTISEMENT
Tentu, kamu mendambakan anak perempuan yang tangguh, baik hati, anggun, dan mampu menjaga martabatnya dengan baik. Menurut laman Raising Children Network, untuk membentuk karakter anak yang baik, orang tua harus memberikan pola asuh yang tepat.
Member teman kumparanMOM yang punya anak perempuan cerita kalau pengalamannya mendidik anak perempuan berbeda dengan anak laki-laki. Ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi.
Ingin tahu bagaimana cara teman kumparanMOM jalin kedekatan dengan anak perempuan? Yuk simak cerita lengkapnya lewat artikel berikut.
Cara teman kumparan Menjalin Kedekatan dengan Anak Perempuan
Reka Ayu, member teman kumparanMOM, punya anak perempuan usia 3 tahun. Untuk membangun kedekatan dengan si kecil, ia selalu melibatkan anak dalam setiap aktivitasnya.
ADVERTISEMENT
“Setiap hari kerjaanku momong anakku. Biasanya, aku membangun kedekatan dengan si kecil dengan cara melibatkan dia dalam kegiatan sehari-hariku. Misalnya dengan melibatkan dia ketika memasak, mencuci baju, dan lain-lain,” kata Reka kepada kumparan.
Sementara Alvita Arini, member lain teman kumparanMOM, punya cara lain untuk menjalin kedekatan dengan si kecil. Menurutnya, anak perempuan harus dilibatkan dalam peran rumah tangga sedini mungkin. Dengan begitu, anak bisa lebih akrab dengan orang tua, terutama ibunya.
Aktivitas yang dilakukan beragam, mulai dari memasak, baking, membuat kue atau puding, dan lain-lain. Anak perempuan juga bisa didampingi ketika sedang melakukan hobi yang disukainya, misalnya bermain di playground ataupun mewarnai gambar.
Meski memiliki keterbatasan waktu karena harus bekerja Senin sampai Jumat, Alvita Arini tetap menyempatkan waktu untuk quality time bersama si kecil.
ADVERTISEMENT
“Karena menjadi working mom waktunya lumayan terbatas, aku selalu mengusahakan untuk quality time bersama keluarga, khususnya anak, di waktu weekend,” jelas Alvita.
Ketika anak beranjak remaja, tentu gaya parenting yang diterapkan perlu disesuaikan. Biasanya, anak remaja cenderung sulit diatur dan keras kepala.
Menurut laman Typeset, anak remaja mengalami perubahan fisik dan mental yang cukup pesat di usianya. Kondisi ini ditandai dengan perubahan proporsi tubuh dan kematangan seksualnya.
Ketika remaja, anak biasanya sudah mengenal cinta dan memiliki ketertarikan kepada lawan jenis. Ketika memasuki fase ini, Mama harus berhati-hati supaya anak tetap berada dalam koridor yang aman.
Berikan pemahaman kepada anak bahwa perasaan yang ia alami adalah hal wajar. Namun, anak harus membuat batasan (boundaries) yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan agama. Sehingga, kelak ia bisa menjaga diri dan kehormatannya dengan baik.
ADVERTISEMENT
Reka Ayu, sebagai ibu yang memiliki anak perempuan, mengaku belum siap untuk menghadapi fase itu. Apalagi ketika anak sudah mengerti soal pacaran .
Katanya, apabila fase itu datang, ia akan membangun kedekatan lebih intens dengan anaknya. Sebagai orang tua sekaligus teman, Reka akan memberi tahu anaknya bahwa berteman dengan lawan jenis itu boleh, namun tetap menjaga batasan.
“Belum siap sih sebenarnya. Paling nanti aku kasih tau bahwa berteman dengan lawan jenis itu wajar asal jaga batasan. Jangan lupa beri tahu anak bagian-bagian yang tak boleh disentuh oleh orang lain sedini mungkin. Jadi, anak akan lebih menjaga diri,” tutupnya.
Yuk berbagi pengalaman bersama ribuan ibu lainnya di komunitas teman kumparanMOM di kum.pr/mom4
ADVERTISEMENT