Konten dari Pengguna

Menyelami Seni Negosiasi yang Memukau di Love Anchor Canggu

Tengku Aisha Faliza
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
22 Mei 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tengku Aisha Faliza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Love Anchor Bazaar di Canggu, Bali.  Sumber: Dokumetasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Love Anchor Bazaar di Canggu, Bali. Sumber: Dokumetasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk pikuk Canggu, Love Anchor berdiri sebagai Bazaar yang menjadi pusat gravitasi bagi para pecinta seni. Tidak hanya para pecinta seni, Love Anchor juga menjadi magnet bagi turis lokal maupun turis mancanegara yang tertarik dengan keindahan barang-barang yang dibuat oleh pengrajin lokal di Bali.
ADVERTISEMENT
Tempat yang menyajikan berbagai macam barang dan kerajinan buatan pengrajin lokal ini tidak hanya menjadi pusat kesenian melainkan juga menjadi pusat negosiasi yang terlaksana antara pedagang dan pembeli.
Ketika memasuki area bazaar Love Anchor yang memukau, pengunjung pasti akan langsung terpukau dengan berbagai kerajinan lokal yang tersaji. Mulai dari baju, aksesoris, dream catcher, tas rajut, hingga crystal stone yang dipercaya dapat membawa aura positif bagi pemiliknya.
Beberapa kerajinan lokal yang dijual di Love Anchor Bazaar di Canggu. Sumber : Dokumentasi Pribadi
Walau pasar ini menawargan berbagai pengalaman yang menarik bagi pengunjung, para pedagang tetap bisa di ajak bernegosiasi soal harga.
“Di pasar ini gak cuma menyajikan barang-barang lokal yang bagus, penataannya juga aesthetic. Pedagang juga bisa diajak negosiasi kalau soal harga,” ujar Ika, salah satu pengunjung Love Anchor Bazaar di Canggu.
ADVERTISEMENT
Dalam negosiasi di Pasar Canggu, para pembeli kerap menggunakan taktik seperti menunjukkan minat dan ketertarikan yang tinggi, memuji kualitas barang kemudian mulai menawar harga barang sangat rendah sebagai pembuka. Sementara itu, para pedagang juga memiliki cara tersendiri dalam menanggapi tawaran pembeli, seperti membuka harga yang tinggi agar saat ditawar maka harga barang tidak terlalu rendah. Penjual juga memberikan alasan logis untuk harga yang tinggi atau menawarkan potongan harga yang masuk akal.
Prily, salah satu pengunjung Love Anchor Bazaar juga menambahkan bahwa proses negosiasi harga di tempat tersebut adalah pengalaman yang unik. "Awalnya saya merasa gak enak untuk menawar, tapi penjual di sini ternyata bisa diajak negosiasi soal harga. Selain bernegosiasi, mereka juga mau menjelaskan makna di balik barang yang mereka jual atau bahan yang digunakan untuk membuat barang tersebut, sehingga saya merasa lebih menghargai proses pembuatan barang yang dijual dan saya senang terlibat negosiasi di Love Anchor ini," ungkapnya.
Foto salah satu pengunjun saat melihat aksesoris yang dijual di Love Anchor Bazaa . Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Selain itu, negosiasi di Pasar Canggu juga melibatkan aspek non-verbal seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Para pedagang kerap kali memasang raut wajah ramah untuk menyapa calon customer mereka dan begitu juga sebaliknya. Para pengunjung harus bersikap ramah agar bisa mendapatkan penawaran terbaik dan bernegosiasi mengenai harga dengan lancar pada pedagang. Para pedagang dan pembeli juga harus bisa membaca situasi. Para pedagang harus memiliki strategi untuk mempertahankan harga sementara para pembeli harus memperkuat strategi negosiasi mereka untuk mendapatkan harga terbaik.
ADVERTISEMENT
Meskipun negosiasi di Pasar Canggu dapat terlihat sederhana, namun sebenarnya merupakan seni yang kompleks dan membutuhkan keterampilan berkomunikasi dan strategi negosiasi yang baik antara pedagang dan pembeli. Dan pada akhirnya, negosiasi yang berjalan di Love Anchor bukan hanya sekedar transaksi komersial melainkan juga mendukung kemajuan produk lokal sekaligus melestarikan warisan budaya lokal.