Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pelatihan Podcast dan Film Kebencanaan di SMA Negeri 15 Padang
31 Oktober 2024 14:13 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Thaufan Arifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam upaya menumbuhkan kesadaran akan kebencanaan dan memperkenalkan dunia produksi media, dosen dan mahasiswa dari konsentrasi TV dan Film, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas (FISIP Unand), menggelar pelatihan pembuatan podcast dan film bertema kebencanaan di SMA Negeri 15 Padang. Pelatihan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang bertujuan memperkenalkan ilmu komunikasi, khususnya konsentrasi TV dan Film, serta mendorong siswa untuk mendalami dunia produksi media.
Sebanyak 20 siswa terpilih mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Mereka mendapatkan bimbingan langsung dari akademisi dan praktisi di bidang komunikasi dan kebencanaan, termasuk MA Dalmenda dan Muhammad Thaufan Arifuddin dari FISIP Unand, Nofri Yani dari Yayasan Camar yang aktif dalam isu kebencanaan, serta Muhammad Zaki dari tim produksi TVRI Padang. Kegiatan ini tak hanya berfokus pada produksi media, tetapi juga memadukan pemahaman teoritis tentang isu kebencanaan dengan keterampilan teknis di bidang podcast dan produksi film pendek.
ADVERTISEMENT
Nofri Yani, seorang aktivis kebencanaan dari Yayasan Camar, membuka pelatihan dengan menggarisbawahi pentingnya pemahaman isu kebencanaan di kalangan siswa SMA, terutama mengingat wilayah Sumatera Barat yang rentan terhadap bencana alam. "Wilayah kita ini tidak lepas dari ancaman gempa bumi, tsunami, banjir, dan longsor. Pemahaman mengenai mitigasi kebencanaan sangat penting bagi generasi muda yang akan bertumbuh dan tinggal di daerah ini," ungkap Nofri.
Dalam sesi pelatihan, Nofri Yani memberikan pemahaman dasar mengenai tindakan mitigasi bencana, termasuk simulasi respons saat terjadi gempa dengan gerakan “drop, cover, and hold on.” Simulasi ini dimaksudkan agar siswa memahami langkah-langkah perlindungan dasar yang dapat diambil saat bencana terjadi, seperti berlindung di tempat aman dan menghitung waktu untuk memprediksi potensi gempa susulan atau tsunami.
MA Dalmenda, dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unand, menekankan pentingnya public speaking dalam produksi podcast yang menarik dan informatif. Menurutnya, kemampuan berbicara yang baik adalah inti dari podcast yang sukses, terutama saat mengangkat topik-topik yang penting seperti kebencanaan. “Podcast yang efektif harus dapat menyampaikan informasi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh pendengar. Oleh karena itu, keterampilan berbicara di depan publik dan menyusun narasi sangat diperlukan,” ujar Dalmenda.
ADVERTISEMENT
Muhammad Thaufan Arifuddin, yang juga terlibat dalam pelatihan, menambahkan pentingnya narasi kebencanaan yang kuat agar pesan dapat diterima dengan baik oleh audiens. Thaufan berpendapat bahwa narasi yang kuat mampu mengubah persepsi audiens tentang kebencanaan, dan menjadikan mereka lebih waspada serta peka terhadap isu-isu lingkungan di sekitar mereka.
Beralih ke aspek teknis, Muhammad Zaki dari TVRI Padang mengajarkan para siswa tentang dasar-dasar penggunaan kamera dalam produksi film pendek. Dalam sesinya, Zaki menekankan bahwa pengambilan gambar yang baik dan teknik sinematografi yang benar merupakan elemen esensial untuk menghasilkan film berkualitas. Menurutnya, setiap film yang bagus lahir tidak hanya dari kekuatan narasi, tetapi juga dari keahlian teknis dalam pengambilan gambar. Para siswa pun diberi kesempatan untuk mempraktikkan langsung cara menggunakan kamera dengan benar.
ADVERTISEMENT
Setelah pembekalan materi, siswa dibagi menjadi dua kelompok untuk melaksanakan sesi praktik produksi podcast bertema lingkungan hidup. Kelompok pertama memilih lokasi di area terbuka di depan kelas yang dihiasi kanopi besar, memberikan latar yang sejuk dan nyaman untuk sesi talk show. Di sini, mereka mendiskusikan pentingnya menjaga lingkungan dan tantangan-tantangan yang dihadapi. Sementara itu, kelompok kedua memilih gerbang masuk SMA Negeri 15 Padang sebagai latar pengambilan gambar, menciptakan suasana yang berbeda namun sama-sama relevan untuk diskusi terkait isu lingkungan.
Dalam sesi praktik ini, para siswa tidak hanya terlibat dalam diskusi yang membangun, tetapi juga mengalami langsung proses produksi, termasuk penempatan kamera, pengaturan suara, dan teknik berbicara di depan mikrofon. Pengalaman langsung ini membuat siswa semakin antusias untuk mengeksplorasi bidang media komunikasi lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga sore ini berjalan dengan lancar dan penuh semangat. Bagi para siswa, pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru tetapi juga membuka cakrawala tentang potensi media sebagai alat edukasi dan mitigasi kebencanaan. Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi program tahunan yang berkelanjutan, yang tidak hanya memberikan dampak positif pada siswa, tetapi juga memperkuat peran sivitas akademika Unand dalam pengabdian kepada masyarakat.
MA Dalmenda menutup kegiatan dengan harapan bahwa pelatihan ini bisa menginspirasi para siswa untuk terus mengeksplorasi dunia media dan kebencanaan. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi bisa menjadi awal bagi siswa untuk terlibat dalam dunia media secara lebih mendalam, terutama dalam menyuarakan isu-isu penting seperti kebencanaan dan lingkungan hidup.”
ADVERTISEMENT
Inisiatif ini menjadi bukti konkret bahwa kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan komunitas sekolah dapat mendorong terciptanya generasi muda yang lebih peka dan siap menghadapi tantangan lingkungan di sekitarnya. Pelatihan ini juga memperlihatkan pentingnya ilmu komunikasi sebagai jembatan dalam menyampaikan informasi yang krusial, sekaligus menginspirasi siswa SMA Negeri 15 Padang untuk lebih mendalami dunia media sebagai media pembelajaran dan kesadaran sosial.