Konten dari Pengguna

Latte Factor, kebiasaan kecil yang sepele tapi ngerugiin dompet gaesku!

Theo Ruslan
About me? Why always me?
5 Mei 2017 18:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Theo Ruslan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Halo Gaesku, ketemu lagi nih.. sore sore gini gue mau ngebahas Latte Factor nih, mungkin udah ada yang ngebahas di forum-forum lain dan sosmed lain, gue cuma ngerepost lagi supaya makin inget :)
ADVERTISEMENT
Tapi buat yang masih awam tahu ngga apa itu Latte Factor?
Jadi gaesku, Istilah Latte Factor ini menjadi terkenal di awal tahun 2017 ini setelah dicetuskan oleh David Bach, seorang motivator, publik figur sekaligus pengusaha yang sukses dengan bukunya yang bertajuk Finish Rich.
ini dia orangnya si David Bach.
ADVERTISEMENT
Istilah latte factor sendiri merujuk pada kebiasaan orang-orang yang sering mengeluarkan uang untuk hal-hal kecil setiap hari, seperti misalnya membeli kopi. Jika dilihat, uang yang dikeluarkan untuk membeli kopi setiap harinya memang kecil, berkisar antara Rp. 40.000 - Rp. 50.000, tapi kalo dikalikan sebulan, jumlahnya besar, lho gaesku! hayooo siapa yang suka begini nih? kalo gue sih kopi sachetan aja udah cukup (asal anget) :D.
Itu baru kopi. Belum termasuk pengeluaran-pengeluaran remeh lainnya yang berdampak besar. Yup, latte factor bukan sekedar membahas soal pengeluaran kita membeli kopi, tapi juga pengeluaran-pengeluaran lain yang sering kita lakukan setiap hari gaesku.
Apa saja sih daftar “Latte Factor” ini? Yuk, cek bareng-bareng, mungkin aja secara gasadar kita pernah ngelakuinnya, eh anw ini versi gue ya, kalo ada yang mau nambahin silahkan monggo..
ADVERTISEMENT
1. NONGKRONG BARENG
Kelihatannya sih sepele. Kumpul bareng teman atau rekan kerja selepas jam kantor di sebuah cafe. Pengeluarannya pun mungkin tidak mencapai Rp. 100.000/orang. Tapi coba hitung jika semisal acara kumpul-kumpul ini terjadi seminggu 3 kali. Dalam satu bulan berarti ada 12 kali kumpul bareng teman di cafe. Coba hitung berapa pengeluarannya deh, gaesku.. mayan nyeseknya.
2. BELANJA ONLINE
Mungkin yang dibeli adalah cuma ikat rambut. Atau kaos yang tidak terlalu mahal. Namun jika ditotal, dalam sebulan terjadi banyak banget belanja online. Nah, belanja online ini “latte factor” nya bisa dibilang cukup gawat, gaesku. Mulai dari jumlah belanjaan, yang terlihat sedikit, namun karena sering dilakukan, akhirnya menjadi banyak. Ditambah dengan pembayaran yang biasanya dilakukan transfer antar bank. Iya, sepele sih. Paling biaya transfer antar bank itu Rp. 6000. Tapi kalo dalam satu bulan ada transaksi sampai 15 kali, hitungannya lumayan juga lho. gimana, sering ngga? hayo..
ADVERTISEMENT
3. KEGIATAN NONTON BIOSKOP
Tenang. Menonton film memang hiburan tersendiri, terutama untuk Gaesku yang sulit sekali menyisihkan waktu untuk berlibur keluar kota. Tapi kan bukan berarti setiap film yang rilis di bioskop harus ditonton, bukan? Oke, hal ini lumrah kok jika Gaesku memang pekerjaannya membuat review film, namun jika tujuan Gaesku nonton film untuk cari hiburan, seminggu sekali atau sebulan 2 kali saja sih cukup ya. Pilihlah film yang memang benar-benar bagus. Tonton film lainnya lewat DVD atau streaming berbayar. Eh tapi bener deh buat yang hobinya nonton, walaupun itu bukan di hari libur or weekend tapi kalo sering ya boncos juga kantong ga terasa Gaesku. Jadi menurut gue masuk nih ke Latte Factor.
ADVERTISEMENT
4. PULSA BULANAN
Yang ini pun seringkali gak masuk hitungan nih, Gaesku. Padahal, kalau dihitung, dalam 1 bulan pengeluaran untuk pulsa kerasa banget. Pulsa apa? Bisa pulsa telepon, pulsa internet, pulsa listrik atau malah semuanya. Terutama pulsa telepon dan internet, seringkali kita tidak bisa kontrol, jadinya sering banget beli pulsa yang berujung pada pengeluaran yang agak banyak.
5. JAJAN SEHARI-HARI
Bakso, siomay atau gorengan memang menggoda ya, Gaesku. Tapi kalo baru satu jam sebelumnya makan siang kemudian sudah jajan lagi, wah pengeluaran bisa jebol sih. Belum lagi ke minimarket, niatnya cuma beli sabun, eh keterusan membeli snack, minuman kemasan dan lainnya. Lagi, pengeluaran yang seharusnya tidak terjadi. Dari sini aja sudah terlihat ada berapa banyak pengeluaran yang terjadi padahal tidak seharusnya. Iya, kan? eh pas keluar minimarket ngeliat tukang cimol or cilor langsung samperin juga.
ADVERTISEMENT
Dan tentunya masih banyak daftar “Latte Factor” yang pastinya sering terjadi namun kurang kita sadari karena terlihat kecil nilainya. Namun, kalau terus-terusan didiemin, pastinya akan terasa bahwa pengeluaran ini begitu besar efeknya, terutama untuk kesehatan dompet.
Yang pasti, gue bukan mengajak Gaesku untuk berhenti melakukan pengeluaran-pengeluaran ini. Paling tidak dengan sedikit mengendalikan dan mengontrol, tentu keuangan kita akan lebih sehat.
udah mengumpar belum tulisan gue ini? :D
see you Gaesku.