Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Refleksi Berkurban Saat Pandemi
20 Juli 2021 12:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Thoriq Ramadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gema takbir sayup terdengar. Sesekali suara ambulance sahut-sahutan. Tak ada anak muda keliling memukul bedug bergantian.
ADVERTISEMENT
Hari ini tiba, Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah. Dua kali Hari Raya Qurban ini tak seperti sebelumnya. Solat Ied pun di rumah, tidak di tanah lapang dekat rumah.
Mengingat jumlah orang yang terpapar COVID-19 semakin tinggi. Data Covid19.go.id, per 17 Jul 2021 jumlahnya 2,9 juta jiwa lebih yang terpapar dan yang wafat sebanyak 74 ribu jiwa. Kita bersama harus kompak untuk melawan COVID-19.
Perintah Berqurban
Umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah. Momen ini merupakan pelaksanaan perintah berkurban dari Allah SWT.
Perintah yang tertuang dalam Surat Al Kautsar 1-2 yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar 1-2).
ADVERTISEMENT
Idul Kurban memiliki kisah panjang yang menceritakan kesalehan Nabi Ibrahim AS yang akan menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail AS. Yang pada akhirnya Nabi Ismail AS diganti oleh Allah SWT menjadi kibas atau domba.
Nabi Ibrahim AS mendapat mimpi untuk menyembelih putranya Nabi Ismail AS. Turunnya wahyu Allah SWT salah turunnya adalah melalui mimpi. Perintah dalam mimpi itu harus dilaksanakan.
Maka, Nabi Ibrahum AS menyampaikan isi mimpi kepada anaknya. Nabi Ismail pun meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT kepadanya.
Refleksi Makna Berqurban
Pengurbanan seorang ayah Nabi Ibrahim AS dan anaknya Nabi Ismail AS menggambarkan kisah pengorbanan yang indah. Mereka mencontohkan keteladanan dalam kuatnya iman.
Ini merupakan refleksi makna pengurbanan di pandemi yang sedang kita lalui. Kita diajarkan tawakal dan pasrah kepada Allah SWT dalam segala hal.
ADVERTISEMENT
Termasuk sama halnya dengan kondisi pandemi COVID-19 saat ini. Kita menyerahkan semua pada Allah SWT.
Mematuhi protokol kesehatan, berolah raga, minum vitamin, dan mengikuti vaksinasi adalah bentuk tawakal. Tak lupa ibadah dan berdo'a pada Allah SWT.
Sang Ayah mengikhlaskan Sang Anak semata karena Allah SWT. Sang Anak pun demikian, ikhlas karena perintah Allah SWT. Mereka lulus ujian.
Allah SWT mengganti Nabi Ismail AS dengan seekor Kibas (Domba). Mereka mendapat ganjaran yang luar biasa dari Allah SWT.
Dengan melakukan protokol kesehatan, berolah raga, minun vitamin, dan ikut vaksin tersebut sejatinya kita berkorban dalam kemanusiaan. Kita membantu meringankan tugas mulia tenaga kesehatan yang berjuang di garis depan dan juga ikut membantu negara dalam penanganan pandemi.
ADVERTISEMENT
Hal itu perlu menjadi spirit bagi kita semua. Membantu meringankan tugas yang menjadi beban sesama merupakan ajaran mulia yang perlu disampaikan dan dipraktekkan.
Dalam harap yang tulus pada Allah SWT semata, kita semua dapat lulus ujian dari pandemi ini. Pandemi yang kita harap segera berlalu, diganti hari yang lebih baik lagi. Hari yang semakin penuh keberkahan dari Allah SWT.