Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kenapa Harus Bangga Menjadi Perempuan?
18 Juli 2023 13:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari tiara vurmasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagian kita mungkin seringkali dihebohkan dengan kata-kata perjuangan perempuan, seperti perempuan harus diistimewakan, perempuan harus diberikan haknya, perempuan tak boleh dijajah, perempuan itu baperan, perempuan ga bisa berpikir logis, dan lain sebagainya. Namun, sadarkah kita? Bahwa semua itu hanya stereotipe yang jika terus di-amin-kan malah akan membawa perempuan selalu bermental korban. Seolah-olah hak perempuan begitu terasingkan dan didiskriminasi dari kehidupan bermasyarakat.
ADVERTISEMENT
Padahal jika kita pikirkan dan rasakan secara baik-baik, perempuan sejatinya adalah sosok istimewa yang haknya sudah diberikan dengan utuh tanpa perlu mengemis belas kasihan. Coba kita lihat, begitu banyak tokoh-tokoh perempuan yang namanya masih harum hingga sekarang. Betapa banyak tokoh perempuan yang menjadi sumber pengetahuan, inspirasi, dan kehadirannya menjadi penyejuk jiwa, layaknya Ibunda Aisyah.
Betapa banyak tokoh perempuan yang disematkan kepadanya gelar pejuang yang berjasa untuk peradaban dan orang banyak, layaknya Ibunda Khadijah. Masihkah kita merasa tidak pernah diberikan hak yang utuh? Jika kita masih merasa demikian, apakah kita yang membiarkan diri ini terkurung dalam penjara stereotipe yang tidak bertanggung jawab atau mau mendobrak stereotipe itu dan menyibak sisi terangnya?
ADVERTISEMENT
Perempuan adalah sosok yang istimewa. Bahkan saking istimewanya, perempuan dianggap sebagai perhiasan dunia. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah,” (HR Muslim dari Abdullah bin Amr).
Allah menempatkan perempuan sebagai makhluk mulia yang mesti dijaga. Keindahannya tidak hanya dinilai dari fisik belaka, melainkan juga dari hati dan pikiran yang dimilikinya. Dengan demikian, sudah selayaknya bagi para perempuan untuk tidak mudah merasa insecure dan merasa kurang atas banyak hal. Tak pantas jika perempuan hanya dijadikan sebagai objek pemuas nafsu belaka oleh para lelaki dan tak seharusnya juga seorang wanita merasa harus berusaha semaksimal mungkin untuk berpenampilan cantik sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh dunia.
ADVERTISEMENT
Siapakah mereka hingga mampu membuatmu harus berusaha secantik mungkin padahal dia bukan pasangan hidupmu? Siapakah mereka yang harus membuatmu kehilangan percaya diri karena tak punya barang-barang ber-merk seperti yang mereka punya?
Kemudian dalam hak hidup dan berbuat, perempuan bisa dan boleh melakukan kebaikan apa pun, mengembangkan skill yang dimilikinya, memimpin sebuah pergerakan, dan hak untuk diperlakukan dengan sama. Sebab sejatinya Allah menciptakan manusia memanglah terdiri dari laki-laki dan perempuan, tidak ada yang dibedakan dalam penilaiannya. Tidak ada yang layak untuk direndahkan atau dikesampingkan. Sebagaimana yang Allah firmankan di dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13, yang artinya:
ADVERTISEMENT
Selanjutnya bagi seorang perempuan yang telah menjadi seorang istri, tidak perlu susah payah untuk meminta haknya untuk dihargai oleh suaminya. Sebab Allah langsung memerintahkan kepada para suami untuk berbuat baik kepada istrinya, seperti yang ada di dalam Q.S An-Nisa ayat 19, yang berarti: “Dan pergauilah mereka (para istri) secara patut…” maksudnya adalah seorang suami diperintahkan untuk memperbaiki perkataan-perkataan dan memperbagus perbuatannya sebagaimana ia ingin diperlakukan oleh istrinya.
Begitulah teman-teman, Islam telah memberikan hak yang utuh dan sempurna untuk perempuan. Masih banyak lagi keistimewaan-keistimewaan yang dihadiahkan kepada sosok perempuan. Jika sudah demikian, lantas mengapa masih berusaha seolah-seolah ingin menjadi superior? Perempuan dan laki-laki diciptakann untuk saling melengkapi, bukan untuk saling menandingi.
ADVERTISEMENT
Mulai dari sekarang, yok sama-sama kita lepaskan mental ‘korban’ itu dan mulai menapaki kehidupan sebagai seorang perempuan yang cerdas secara spiritual, emosional, dan sosial. Mungkin lingkungan di sekitarmu tidak semuanya memahami itu, namun tidak ada salahnya jika kamu memulainya dari dirimu sendiri. Jika kamu tidak menemukan cahaya di tempatmu, maka jadilah cahaya itu dan berikan peneragan kepada orang-orang di sekitarmu!