Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bicara Soal Narasi, Dosen Nanyang Singapura Ajak Guru Sekolah Alkautsar Diskusi
20 Maret 2023 6:25 WIB
Tulisan dari KB-TK Alkautsar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Huda menyampaikan tentang pentingnya narasi alternatif yang bertujuan untuk melawan narasi kebencian dalam jangka panjang. Fokusnya adalah penguatan ide-ide positif dan mempersatukan, termasuk para penyebar kebencian.
"Narasi alternatif ini penting sekali dibangun oleh guru sebagai influencer di dunia pendidikan yang memiliki peran menampilkan citra baru sehingga bisa menjadi filter dari maraknya arus radikalisasi yang dominan muncul di dunia virtual dan dengan mudahnya di akses anak-anak saat ini," jelas Huda, seorang yang ada dibalik berdirinya ruangobrol.id , sebuah website komunitas sosial yang bergerak dalam isu perdamaian, media tersebut bertujuan untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi yang mencegah radikalisme dan terorisme.
Dalam workshop ini dibagi menjadi dua kelompok diskusi, peserta diarahkan untuk membuat narasi merespon isu-isu terkini yang terjadi di masyarakat dan bagaimana pencegahannya. Menariknya lagi peserta bisa bertemu langsung dengan credible voice yaitu Arif Budi Setyawan , mantan narapidana teroris (napiter) yang menceritakan tentang kisah perjalanan hidupnya bagaimana dirinya bisa masuk ke dalam kelompok teror. Awalnya dia sempat aktif mengikuti kajian tertentu, dan mengantarkannya masuk ke jaringan kelompok tersebut, Arif menceritakan bahwa dirinya berperan sebagai kurir senjata dan bertugas menjadi penyampai informasi dan perantara dalam mengirimkan uang dan barang. Arif juga membagikan perspektifnya dalam sebuah buku supaya kesalahan yang pernah dia lakukan sebelumnya bisa menjadi pelajaran bagi para pembacanya.
ADVERTISEMENT
Mulai dari sekarang, Mari kembali mendidik manusia...!