Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Selain Wiro Sableng, Inilah Rekomendasi Film Nasional Untukmu!
5 April 2019 12:02 WIB
Diperbarui 15 April 2019 13:03 WIB
Tulisan dari Tokopedia Bercerita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari Film Nasional yang jatuh setiap 30 Maret merupakan momen yang tepat untuk lebih mengapresiasi para sineas tanah air. Hadirnya film lokal dengan genre maupun ide-ide baru dalam beberapa waktu terakhir ini telah meningkatkan animo masyarakat Indonesia untuk berbondong-bondong datang ke bioskop.
ADVERTISEMENT
Lala Timothy dan Ernest Prakasa adalah dua dari sekian banyak pegiat film tanah air yang berhasil mendapat banyak prestasi di dunia perfilman. Film-film mereka terkenal dengan nilai moral yang kuat serta jalan cerita yang berbeda dari kebanyakan film lainnya.
Saat ditemui pada acara Ngobrol Aja Dulu #2: The Movie Agent yang dilangsungkan pada 28 Maret 2019, di Tokopedia Tower Lala dan Ernest bercerita mengenai jatuh bangun mereka dalam berkecimpung di industri perfilman Tanah Air. Dibalik sebuah film, ternyata ada begitu banyak kerja keras dan usaha yang harus dikeluarkan oleh sineas di dalamnya.
Pada momen peringatan Hari Film Nasional ini, tidak ada salahnya jika kita menonton kembali beberapa film yang pernah dikerjakan oleh Ernest maupun Lala. Berikut adalah rekomendasi empat film nasional yang di produseri Lala Timothy dan disutradarai Ernest Prakasa untuk mengisi waktu luang kamu.
ADVERTISEMENT
1. Pintu Terlarang
Pintu Terlarang adalah film pertama yang di produseri oleh Lala Timothy pada 2009. Film ini bercerita tentang seorang pematung terkenal bernama Gambir yang menyimpan misteri menyeramkan dibalik pembuatan patung-patungnya. Misteri ini membawa Gambir pada petualangan yang mengerikan dan juga menguak rahasia dibalik pesan-pesan misterius yang ditujukan padanya.
Film bergenre horor/thriller yang disutradarai Joko Anwar ini berhasil meraih penghargaan Best of Punchon di Punchon Fantastic Film Festival pada Juli 2009. Selain itu, Pintu terlarang juga terpilih untuk diputar pada International Film Festival Rotterdam pada 21 Januari hingga 1 Februari 2009.
Bagi pencinta teka-teki dan horor wajib untuk menonton film yang mengandung banyak pesan tersembunyi ini. Plot twist yang tidak terduga dan pesan moral yang mengangkat permasalahan sosial pada masyarakat ini menyajikan sudut pandang baru bagi para penikmat film tanah air.
ADVERTISEMENT
2. Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Film bergenre Action-Fantasy yang bekerja sama dengan Fox International Production ini adalah hasil adaptasi dari serial novel Wiro Sableng karya Bastian Tito. Berawal dari seorang pendekar silat bernama Wiro yang mendapat titah dari gurunya untuk mengejar seorang mantan muridnya yang berkhianat, Wiro akhirnya belajar bagaimana menjadi pendekat sejati.
Animo masyarakat yang besar untuk menonton film Wiro Sableng membuat rilis film ini dimajukan satu bulan sebelum tanggal yang sudah ditetapkan. Tentu saja film ini menyabet banyak penghargaan bergengsi diantaranya adalah tiga Piala Citra dalam kategori Penata Efek Visual Terbaik, Penata Busana Terbaik, dan Penata Rias Terbaik serta satu Piala Maya dalam kategori Tata Efek Khusus.
ADVERTISEMENT
Adaptasi Wiro Sableng kedalam bentuk film layar lebar tentu mengobati kerinduan bagi para penggemar serialnya. Ditambah dengan selipan humor-humor segar yang menjadi bumbu pelengkap serunya film laga silat ini mampu menarik hati siapa saja yang menontonnya.
3. Cek Toko Sebelah
Mendapat respon yang positif di pasaran, Cek Toko Sebelah mengangkat tema keluarga sebagai ide utamanya. Film ini berhasil menyabet banyak penghargaan bergengsi antara lain Piala Citra untuk kategori Penulis Skenario Asli Terbaik dan JAFF Indonesia Screen Awards untuk kategori Best Director.
Dengan fokus utama yang bercerita tentang budaya keluarga etnis Tionghoa di Indonesia, Cek Toko Sebelah menampilkan kehidupan kakak beradik yang bertolak belakang. Ayah mereka diceritakan jatuh sakit dan butuh salah satu dari kedua anaknya untuk mengantikan usaha mengurus toko kelontongnya.
ADVERTISEMENT
Konflik keluarga yang erat kaitannya dengan keseharian ini membuat emosi penonton campur aduk. Film dengan genre komedi ini banyak dipuji masyarakat Indonesia karena perpaduan yang pas antara konflik dan komedi yang disajikan.
4. Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga
Tokoh ikonik dari film Ada Apa Dengan Cinta ini akhirnya dibuatkan film sendiri. Salah satu pesan moral yang Milly & Mamet sajikan mengenai pencucian uang berhasil mengantarkan film ini pada penghargaan yang diberikan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Republik Indonesia.
Bercerita tentang kehidupan rumah tangga Milly & Mamet, cerita ini dianggap ringan namun berhasil menyentuh hati banyak pemirsanya. Mamet yang mempunyai cita-cita sebagai seorang chef, tidak mendapat dukungan Milly yang merasa ada sesuatu yang salah dengan rekan bisnis suaminya.
ADVERTISEMENT
Menyajikan konflik ego dari suami dan istri yang dibalut dengan sentuhan humor khas seorang Ernest Prakasa, Milly & Mamet membawa penontonnya pada emotional roller coaster. Sensasi tertawa sambil menangis pun menjadi hal yang tidak akan dilupakan oleh penontonnya.
Perkembangan yang positif pada industri perfilman nasional patut diacungi jempol. Kerja keras para pelaku kreatif dunia perfilman untuk menghadirkan variasi genre di film-film lokal harus diapresiasi dengan menonton karya mereka secara legal.
“Cara terbaik untuk mengapresiasi film Indonesia adalah dengan menontonnya di bioskop maupun platform film legal yang kini sudah banyak tersedia untuk diakses online,” tutup Ernest.